Pemkab Kutim Bakal Bangun Geopark di Kawasan Karst

Selasa 22-02-2022,21:12 WIB
Reporter : Hafidz Prasetyo
Editor : Hafidz Prasetyo

Kutim, nomorsatukaltim.com – Pemkab Kutai Timur (Kutim) berencana untuk membangun geopark di kawasan karst. Tujuannya tentu untuk menjadikan objek wisata baru yang khas dari kabupaten pecahan Kutai tersebut. Kepala Dinas Pariwisata, Nurullah mengatakan, usulan membangun geopark tersebut sudah dilayangkan kepada pemerintah pusat. Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pun menyambut baik usulan itu untuk dikembangkan. “Januari lalu sudah kami usulkan (geopark) dan Bappenas akan menindak lanjuti rencana itu,” ucap Nurullah kepada nomorsatukaltim.com - Disway National Network (DNN). Ia menjelaskan, untuk proses pembangunannya akan dikerjakan langsung oleh pemerintah pusat dan Pemprov Kaltim. Sementara Pemkab Kutim hanya akan mengusulkan dan menyiapkan sarana pendukungnya saja. “Jadi ini masuk dalam program pemerintah pusat dan provinsi. Sehingga tidak akan menghabiskan APBD Kutim,” tuturnya. Kemudian Nurullah juga menyebut 550,09 hektar luas kawasan karst yang akan dijadikan geopark. Meliputi karst di Kecamatan Karangan atau di Sandaran. Ia menilai prospek dari rencana dibuatnya geopark ini sangat menjanjikan. “Sangat bagus, seperti di Cina dan telah sukses jadi objek wisata dunia. Konsep itu yang coba diusung nantinya,” bebernya. Kabarnya persiapan untuk membangun objek wisata itu sudah berjalan. Salah satunya dengan menyiapkan tim akademisi untuk melakukan kajian di lokasi tersebut. Tak tangung-tangung, akademisi Sumber Daya Alam (SDA) dari Universitas Gadjah Mada (UGM) siap membantu untuk rencana tersebut. “Kalau itu jadi akan sangat luar biasa. Dipadukan dengan unsur budaya warga yang dulu mendiami gua-gua di kawasan karst tersebut,” ungkapnya. Tentu sasarannya bukan lagi wisatawan dalam negeri, melainkan pelancong mancanegara jadi target untuk berkunjung ke geopark tersebut. Ditambah dengan penguatan kawasan dengan mendaftarkan sebagai cagar budaya warisan dunia ke UNESCO juga dilakukan. “Jadi keduanya berjalan. Selain jadi objek wisata juga jadi kawasan konservasi yang diakui dunia,” tandasnya. (bct/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait