Tokoh Kaltim Harus Masuk Badan Otorita IKN

Jumat 21-01-2022,09:06 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Penetapan kepala Badan Otorita IKN memang menjadi hak prerogatif presiden.  Jokowi sudah mengumumkan empat nama yang menurutnya pantas memimpin IKN. Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Presiden Jokowi baru-baru ini mengumumkan nama resmi ibu kota negara (IKN); Nusantara. Selain itu, Jokowi juga mengumumkan empat nama calon yang akan memimpin Badan Otorita IKN. Penetapan kepala Badan Otorita IKN memang menjadi hak prerogatif presiden.  Jokowi sudah mengumumkan empat nama yang menurutnya pantas memimpin IKN. Mereka adalah Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Bambang Brodjonegoro mantan Menteri Riset dan Teknologi, Abdullah Azwar Anas mantan Bupati Banyuwangi, dan Tumiyana mantan Dirut  BUMN. Keputusan nama itu mengundang respons banyak pihak. Salah satunya datang dari Izradi Zainal, tokoh Kaltim yang kini menjabat sebagai rektor Universitas Balikpapan (Uniba). Pertama, ia mengomentari terkait nama Nusantara. Sebagai nama daerah yang ditetapkan untuk kawasan IKN. Jika boleh usul, ia menginginkan nama yang lebih merepresentasikan wilayah IKN. Termasuk visi misi daerah yang ingin diwujudkan. "Presiden sudah putuskan namanya Nusantara. Tidak ada masalah, kita terima dulu. Tapi nanti, sembari berjalan, saya harap bisa berubah," ujar Isradi kepada Disway Kaltim, saat dihubungi via telepon, Kamis (20/1/2022) malam. Ia punya usulan nama yang menurutnya lebih cocok untuk IKN. Nama itu adalah Paku Negara. Paku Negara adalah sebuah kesultanan kecil dari Kalimantan Barat. Namun, nama Paku Negara yang dimaksudkan untuk nama IKN kali ini adalah sebuah akronim representasi wilayah. Paku bisa digambarkan sebagai akronim dari Penajam dan Kutai. Dua daerah yang wilayahnya ditetapkan sebagai lokasi IKN sekarang. Sementara Negara adalah akronim dari negara, rimba, dan Nusantara. Masing - masing nama itu juga memiliki makna tersendiri. Negara menggambarkan kawasan pemerintahan.  Rimba menggambarkan sebuah green forest city. Dan Nusantara menggambarkan wilayah kepulauan dan representasi Indonesia. "Nusantara itu juga menggambarkan kekuatan kelautan kita. Kita tepat berada di dekat ALKI II. Yang bisa kita buat lebih hebat dari ALKI I," jelas Isradi. "Paku Negara adalah identitas Kaltim. Merepresentasikan visi misi IKN kedepan. Tanpa visi tidak mungkin bisa hebat," tambahnya. Ia pun menyebut, pihaknya akan mengajukan nama Paku Negara ini, secara resmi ke Presiden. Sementara itu, terkait calon Kepala Badan Otorita IKN, ia bersama forum Kalimantan Universities Consortium, telah mengambil sikap. Tokoh Kaltim harus masuk kedalam jajaran pengurus badan. Meski tidak sebagai kepala, setidaknya tokoh Kaltim bisa masuk sebagai wakil atau anggota. Ia pun menyebut,  banyak tokoh Kaltim yang tak kalah hebat dari empat nama calon kepala badan otorita yang diumumkan Jokowi. Namun, ia menghargai hak prerogatif presiden untuk menentukan calon Kepala Badan Otorita IKN. "Saya tidak akan masuk di doimain 01. Itu hak prerogatif Presiden. Tapi setidaknya kita harus masuk di jajaran 02 atau anggota," ujarnya. Bersama 24 rektor yang tergabung dalam Kalimantan Universities Consortium, Isradi  merekomendasikan para akademisi dan praktisi asal Kaltim, harus masuk ke dalam jajaran pengurus Badan Otorita IKN. Baru-baru ini, sebagian masyarakat mengusulkan mantan Wali Kota Balikpapan, Rizal Effendi menjadi calon Kepala Badan Otorita IKN. Mengomentari itu, Isradi tak memberikan jawaban gamblang. "Bisa iya bisa tidak," katanya. Baginya, nama tidak penting. Yang terpenting adalah kompetensi seseorang itu mampu mengawal dan memimpin IKN. "Saya tidak bicara nama orang. Yang penting memenuhi kriteria," tandasnya. Kriteria pertama, menurutnya adalah orang yang memiliki kemampuan memimpin dan punya pengalaman sebagai kepala daerah. Kedua, memiliki kemampuan mengembangkan SDM. Dan ketiga, mampu berbicara lantang, salah satunya menyuarakan untuk menolak tambang di lokasi IKN. Sesuai dengan visi green forest and sustainable city. Selain itu, ia menilai dari kalangan akademisi juga cocok memimpin IKN. Terutama yang memiliki kepedulian pada lingkungan dan masyarakat, memiliki jaringan internasional yang luas, dan fasih berbahasa asing. Karena nantinya IKN akan dikenal sebagai kota dunia. (krv/yos)

Tags :
Kategori :

Terkait