Terus Digenjot Setor PAD Kaltim, Perusda Sebut Tetap Butuh Dukungan

Rabu 12-01-2022,12:33 WIB
Reporter : bayong
Editor : bayong

Samarinda, nomorsatukaltim.com - APBD Kaltim perlu digenjot. Demi mencari potensi cuan baru bagi daerah. Perusda pun semakin dituntut mencari pundi-pundi rupiah bagi daerah. Penegasan itu disampaikan Sekretaris Komisi II DPRD Kaltim Bagus Susetyo. Langkah untuk menggenjot APBD itu banyak. Katanya. Seperti pemasukkan dari pajak kendaraan. Sisanya masuk dari retribusi dan SDA. Jangan sampai katanya struktur APBD bersumber dari dana bagi hasil dan transfer pusat. Tidak hanya itu. Bagus juga menyinggung keberadaan Perusda yang semestinya memberi sumbangsih bagi daerah. Terlebih saat ini Direksi sudah diisi oleh wajah baru. Baca juga: Perusda Anak Pinak Ia menyarankan biro ekonomi maupun Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) harus meminta perencanaan setiap direksi Perusda. Mulai dari rencana jangka pendek, menengah dan panjang. Perusda pun punya modal untuk jalankan usaha yakni berupa aset bergerak dan tidak. Tinggal bagaimana mengelolanya. "Modal kerja berkaitan operasional itu bisa dihitung. Kehutanan, pertambangan dan lain-lain, itu bisa dicari. Perusda Pertambangan jangan terima fee lagi. Kalau bisa ikut terlibat menambang," ulasnya kepada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN). Kemudian Perusda Kelistrikan konstribusinya juga dipertanyakan. Lantaran beberapa daerah masih belum ada yang teraliri listrik. Semestinya direksi Perusda Kelistrikan bisa kerja sama dengan orang yang punya solar cell. "Tinggal hitung untung ruginya berapa, bisa enggak menghitung itu," singgung Bagus. Lalu MBS. Politikus Gerindra ini menyarankan MBS kerja sama dengan perbankan. Sehingga tidak melulu meminta setoran modal dari legislatif. "Buat re-negoisasi dengan hotel Pandurata, Hotel Royal Suite Balikpapan. Enggak sulit sebenarnya, tinggal biro ekonomi panggil satu-satu direksi perusda." Ada lagi Perusda MMP. Bagus menyarankan Perusda yang bergerak di bidang perminyakan itu menangkap peluang bisnis menyambut IKN. Harus jemput bola. Seperti menggandeng swasta atau pengusaha lokal. "Perusda jangan pikirkan perutnya sendiri, perusda punya privilige. Network itu yang harus dijaga kalau lakukan bisnis. Harus cerdas jangan minta cuan terus," tutupnya. Terpisah, Dirut MMP Edy Kurniawan menanggapi masukan dari Komisi II. Semau rencana bisnis Perusda yang ia pimpin masuk dalam Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2022. Termasuk yang berkaitan dengan kebutuhan IKN. Di antaranya hilirisasi seperti proyek jaringan gas (jargas). Lalu membangun Pertashop di daerah sekitar IKN. "Kami berkeyakinan energi yang masuk di IKN tidak lagi berupa tabung gas. Pasti berupa jaringan gas. Lalu SPBU. Kalau pun tidak ada SPBU, mungkin energi terbarukan yang kita ingin ambil di sana," urai Edy. Untuk jargas, Kaltim punya bahan mentah di Blok Mahakam. Dari sana bisa mendapat minyak dan gas. Jika Perusda bisa mengelola potensi migas itu, maka cuan otomatis didapat. "Ke depannya kita ingin gas itu masuk ke kita. Selama ini Kukar suplai gas kepada listrik bertenaga gas. C1,C2 diambil. C3,C4 tidak. Kami insyallah berperan aktif, menjajaki siapa badan pengelola dan ketua pengelola IKN itu." Saat ini MMP butuh dukungan modal dari pemprov dan DPRD. MMP sempat dapat modal di PHM tapi diminta balik. Makanya MMP butuh dukungan lewat penyertaan modal. "Kemarin kita punya uang, tapi sekarang ini prihatin," sindirnya. Investasi migas katanya butuh modal besar. Sebagai contoh untuk mengelola unit usaha transporter minyak saja butuh biaya. Di Berau ada Berau Coal yang memberi peluang untuk dilerjasamakan. Investor pun banyak yang hendak lakukan MoU. Ditargetkan Maret atau April bisa diberi kesempatan untuk membuka outsourcing tenaga kerja. Peluang lain adalah mengelola sumur tua di Sanga-sanga. MMP hendak menggandeng Pertamina E&P Sanga-Sanga. "Tahap sekarng sampai ke PHE. Pertamina Hulu Energi Di sana yang banyak lakukan planning. Cuma satu hal yang perlu ditekankan, kami perlu modal. Support pemprov dari modal. Karena selama ini pemrpov menkan kami supaya menyetor (PAD), kami jadi kesulitan. Intinya kami perlu support," pungkasnya. boy/zul Editor: Muhammad Zulfikar Akbar

Tags :
Kategori :

Terkait