Melihat PTM Terbatas 100 Persen di Balikpapan; Murid Senang, Prokes Tetap Diutamakan

Senin 10-01-2022,11:34 WIB
Reporter : diskal16
Editor : diskal16

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - SD dan SMP di Kota Balikpapan mulai menerapakan Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT) 100 persen. Aturan baru ini dirumuskan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Balikpapan setelah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan (Diskes) Balikpapan, kemudian langsung diarahkan dan diputuskan Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud. Anak-anak di SD Negeri 003 Balikpapan Kota tampak ceria dan riang gembira bertemu kembali teman-teman sekelasnya. Meski demikian, para guru di SD Negeri 003 tampak lebih protektif terhadap anak-anak didiknya. Contohnya, sebelum anak-anak masuk masuk, tepat di gerbang sekolah sudah ditunggu seorang guru yang siap dengan alat deteksi suhu, disampingnya ada hand sanitizer dan dua kotak masker cadangan untuk anak yang tidak membawa masker dari rumah. "Kita sangat senang ya anak-anak sudah kembali ke sekolah. Karena menurut pertimbangan kita, anak-anak memang perlu PTM supaya bisa menyerap pelajaran lebih baik lagi," ujar Kepala Sekolah SD Negeri 003 Balikpapan Kota Puji Sadarani, Senin 10 Januari 2022 kepada nomorsatukaltim, jaringan media harian Disway Kaltim. Sementara itu, Kepala Disdikbud Balikpapan Muhaimin bersama Kepala Diskes Balikpapan Andi Sri Juliarty melakukan monitor ke beberapa SD Negeri yang saat ini melaksanakan PTMT. "Alhamdulillah sekolah-sekolah sudah menerapkan aturan sesuai aturan Surat Keputusan Bersama (SKB) empat menteri," ujar Muhaimin, saat monitoring di SD Negeri 003 Balikpapan Tengah. Ia menyebut, penerapan durasi waktu belajar setiap jenjang berbeda-beda. Misalnya untuk SD kelas kecil, yakni kelas 1, 2 dan 3, dilaksanakan 2 jam belajar. Kemudian SD kelas besar yakni kelas 4, 5 dan 6, berjalan selama durasi 3 jam. Sementara waktu belajar untuk SMP berlangsung selama 4 jam dan 6 jam. "Insyallah yang SMP, besok kita akan melakukan kunjungan juga," katanya.   Ia bersyukur, seluruh anak-anak sudah masuk sekolah kembali secara normal. Muhaimin melihat langsung semangat dan kecerian anak-anak, meskipun anak-anak yang sedang sakit memang tidak dianjurkan untuk turun ke sekolah dan masih melaksanakan belajar dari rumah. "Jadi memang untuk anak yang sakit atau habis dari luar kota, kita arahkan untuk tikda masuk sekolah. Tapi alhamdulillah secara keseluruhan semua anak sudah siap untuk PTMT," urainya. Dengan berpedoman pada SKB empat menteri yang di-breakdown sampai aturan ke tingkat daerah, kata dia, maka pelaksanaan PTMT terkait dengan status PPKM dan level PPKM yang diterapkan di daerah. Itu menjadi salah satu syarat penentuan PTMT. Selain itu tingkat capaian vaksinasi juga berpengaruh. "Kalau yang vaksin kan sudah cukup ya, untuk guru dan tenaga pendidikan sudah di atas 80 persen. Untuk lansia dan anak sekolah sudah di atas 50 persen. Tinggal kita lihat status PPKM Level 1 atau 2," terangnya. Sementara itu, Kota Balikpapan sudah berada di level 1 dengan kondisi selama sekitar 2 pekan terakhir tanpa adanya kasus positif baru. "Jadi insyallah, kalau kondisi seperti ini terus kita optimis PTMT 100 persen, sambil kita menunggu regulasi terbaru dari kementerian," katanya. Walaupun PTMT di setiap sekolah sudah bisa berjalan 100 persen, kata dia, namun Disdikbud Balikpapan tetap memberi batasan berupa mengatur durasi jam belajar dan waktu pelaksanaan kegiatan belajar. Ia menegaskan seluruh sekolah SD dan SMP di Kota Beriman menerapkan PTMT 100 persen. Adapun jumlah SD dan SMP negeri sebanyak 384 sekolah. "Termasuk PAUD. Kami juga berencana hari Rabu akan memonitoring yang untuk PAUD. Besok (Selasa) SMP yang akan kami monitoring," ucapnya. Menurutnya monitoring untuk SMP kemungkinan akan berjalan lebih mudah dari pada monitoring PTMT untuk jenjang SD karena murid-murid SMP dinilai sudah lebih dewasa dan mengerti bagaimana menerapkan aturan disiplin prokes. "Tapi kita akan tetap ke beberapa lokasi. Nah mungkin orientasi kita ke sekolah-sekolah kecil, karena kemungkinan disiplin prokesnya agak abai, sementara sekolah yang besar, mereka lebih siap," terangnya. Muhaimin menambahkan PTMT 100 persen ini lebih kepada bagaimana sekolah mengatur durasi belajar. "Cuma kita juga minta ke sekolah yang kecil supaya orang tuanya mengantar dan menjemput. Supaya anak-anak dari rumah sehat, pulang juga sehat. Tidak ngumpul dan bergerombol. Intinya kalau pulang supaya langsung sampai di rumah," imbuhnya. (ryn/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait