Samarinda, nomorsatukaltim.com - Wisata Sungai Mahakam kian menjual. Permintaan susur sungai meningkat pesat. Kapal wisata semakin banyak. Hanya satu kurangnya, dermaga wisata.
Saat ini, seluruh kapal wisata susur Sungai Mahakam tertambat di pelabuhan transportasi sungai antar daerah. Persis di dekat Jembatan Penyeberangan Orang Pasar Pagi.
Awalnya terakomodasi dengan baik. Namun seiring peningkatan permintaan tur kapal wisata. Serta semakin banyaknya unit kapal wisata. Membuat wisatawan dan pengelola kapal wisata berharap ada dermaga khusus pariwisata. Tidak bercampur secara langsung dengan pelabuhan barang dan orang.
Keinginan itu, sudah sampai di pemerintahan. Kepala Bidang (Kabid) Pengembangan Destinasi dan Usaha Pariwisata Dinas Pariwisata (Dispar) Samarinda Agnes Gering Belawing bilang, walau sempat turun drastis akibat COVID-19. Jumlah wisatawan susur Sungai Mahakam mengalami peningkatan signifikan saat ini.
Sehingga Agnes mengakui, dermaga wisata memang sangat dibutuhkan sekali. Karena jumlah unit kapal wisata yang bertambah dan potensi spot destinasi wisata yang dituju sangat banyak.
“Dengan adanya wacana ini, kami harapkan ke depannya mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang ke Samarinda. Ini masih dikaji,” ungkap Agnes, baru-baru ini.
Pembangunan yang memberikan manfaat dalam sektor pariwisata ini pun perlu ada perhatian lebih lanjut. Agnes merasa dermaga wisata ini tidak bisa dibuat satu saja, namun bisa menyesuaikan spot destinasi wisata yang disinggahi. Seperti ke Kampung Tenun, Kampung Ketupat, Masjid Shiratal Mustaqiem, atau ke restoran di Sepanjang Sungai Mahakam.
“Dermaga wisata itu harus mengakomodir amenitas, aksesibilitas, atraksinya, itu harus tercakup semua. Amenitas itu misal, toilet harus bertaraf internasional. Ada kriterita sendiri. Lalu ada kulinernya seperti kafe, penjualan souvenir,” pinta Agnes.
Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda memang berencana membangun dermaga wisata yang berlokasi di depan Masjid Raya Darussalam Jalan KH Abdullah Marisie Pasar Pagi. Pembangunan ini akan memakan dana sekitar Rp 50 miliar.
Analis Bidang Pelayaran Dinas Perhubungan (Dishub) Kaltim, Rudianto, menyatakan wacana dermaga wisata ini memang melihat adanya potensi pariwisata di sisi Sungai Mahakam. Dermaga ini akan mendorong transformasi ekonomi dari industri ekstraktif ke sektor ekonomi kreatif.
Dishub Kaltim juga telah menyerahkan Detail Engineering Design (DED) ke Pemerintah Kota (Pemkot) Samarinda. Dalam pertemuannya, Rudianto menceritakan, kalau Wali Kota Samarinda Andi Harun menyarankan agar rencana pembangunan dermaga ini menjadi grand design atau desain komprehensif dari penataan Sungai Mahakam.
“Kami akan lihat anggaran dan segala macamnya. Pun mengintegrasikan dengan perencanaan Samarinda. Jadi tidak boleh sepihak, harus klop,” kata Rudianto.
Andi Harun membenarkan saran tersebut. Di mana pembangunan dermaga wisata dilakukan dengan menyatukan konsep penataan Tepian Mahakam secara keseluruhan.
“Yang diinginkan pemkot bukan hanya bangun dermaga, tapi penataan secara keseluruhan. Dari ujung ke ujung,” kata Andi.
Andi mengakui, Pemkot Samarinda sedang proses dalam penyusunan konsep dan DED penataan Tepian Mahakam yang holistik. Dermaga wisata itu pun menjadi salah satu antara isi dari DED penataan Tepian Mahakam ini. Sehingga, DED Dishub Kaltim dan DED Pemkot Samarinda akan disinkronisasikan.