Mimpi Jalan Mulus di Kaltim

Senin 06-12-2021,07:00 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

Infrastruktur jalan yang baik adalah keniscayaan. Namun beberapa daerah di Kaltim tak demikian. Beberapa di antaranya masih merupakan angan-angan. LUKMAN HAKIM, HAFIDZ PRASETIYO SALAH satu ruas jalan yang butuh perhatian itu adalah poros Kutai Barat (Kubar) – Samarinda. Akses jalan Trans Kalimantan itu sudah kerap kali mendapat sorotan. Bahkan untuk kesekian kalinya, Bupati Kubar FX Yapan mengomentarinya. “Akses utama ke ibu kota Provinsi Kaltim ini semakin parah. Ini tidak saja menjadi hambatan mobilitas masyarakat, tapi juga berdampak kepada angkutan logistik, termasuk sembako,” kata bupati dua periode itu dikutip dari Harian Disway Kaltim - Disway News Network (DNN). Bahkan, Yapan sempat berfantasi, jika jarak tempuh dari Samarinda menuju ke Kubar hanya selama 3 jam. Baca juga: Bankeu Buat Jalan di PPU Kembali Mulus “Tapi kalau ke Sendawar (ibu kota Kubar) benar selama 10 jam,” canda Bupati. Yapan menambahkan, kenapa ke Kubar disebut hanya tiga jam? Karena jarak Samarinda ke batas Kubar cukup dekat. Yakni, tugu batas Kubar dengan Kukar ada di antara Desa Perian dan Kampung Muara Gusik, Kecamatan Bongan, Kubar. “Dekat, makanya 3 jam,” kata Bupati saat rakor bersama para kepala kampung di Kubar, beberapa waktu lalu. Kecuali ke Sendawar, kata dia, memang jauh dan betul memakan waktu 10 jam karena kondisi jalan rusak. Agar persoalan ini tak berlarut, Ketua DPRD Kubar Ridwai telah melakukan kunjungan kerja ke Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang dan Perumahan Rakyat (PUPR) Kaltim, akhir Oktober 2021. Menurut dia, kunjungan kerja itu dalam rangka menyampaikan keluhan masyarakat, mempertanyakan sekaligus mendorong adanya perbaikan akses jalan tersebut. “Kita ketahui jalan dari simpang Kalteng sampai ke Tenggarong, statusnya jalan nasional. Paling parah kerusakannya di wilayah tanggung jawab APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara). Jadi, itu yang kami pertanyakan ke mereka," kata Ridwai. Dari hasil kunjungan kerja tersebut, DPUPR Kaltim akan melakukan perbaikan sekaligus meningkatkan grade jalan pada 2022. Sebab, jika dilakukan perbaikan tahun ini, kondisinya akan tetap sama karena grade jalan trans Kaltim yang masih rendah. “Penjelasan itu sekarang tapi kalau grade-nya masih rendah, ya paling sebentar habis itu dilewati kendaraan-kendaraan besar seperti alat berat, pasti rusak lagi. Jadi penjelasan mereka (DPUPR Kaltim) seperti itu, bahwa 2022 nanti ada proyek besar masuk di jalan Trans Kalimantan,” katanya. Bahwa kelas dan grade jalan Trans Kalimantan, khususnya yang menghubungkan Kukar-Kubar selama ini hanya berada di kelas II dengan status grade B. “Sebab itu, seharusnya status grade jalan tersebut bisa ditingkatkan menjadi grade A, layaknya jalan antara Samarinda - Balikpapan,” katanya. Dia berharap, jawaban DPUPR Kaltim bisa terealisasi pada 2022 guna, menjawab keluhan masyarakat selama ini.

BUTUH BANTUAN PUSAT

Keterlibatan pusat dalam pembangunan infrastruktur di daerah memang dinantikan. Sebab, dapat mengurangi beban penggunaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta dapat dialihkan untuk hal-hal yang menyentuh langsung masyarakat. Dalam hal ini, Kabupaten Kutai Timur (Kutim) pun membutuhkan uluran dari pemerintah pusat. Bupati Kutim, Ardiansyah Sulaiman mengatakan, upaya meningkatkan infrastruktur khususnya jalan memang jadi prioritas dalam periode kepemimpinan dirinya. Namun kondisi luas wilayah dan kontur tanah yang labil, membuat tidak semua jalan rusak bisa tertangani. “Maka saya harap ada bantuan dari pemerintah pusat terkait hal ini. Terutama untuk jalan penghubung antar provinsi,” ucapnya. Seperti yang terjadi baru-baru ini. Jalan poros Sangatta - Bengalon yang longsor justru menghambat aktivitas masyarakat. Selain memang wewenang jalan itu milik pemerintah pusat. Kerusakan yang terjadi bisa dikatakan cukup parah dan perlu penanganan serius. “Infrastruktur jalan memang banyak perlu perbaikan. Terutama yang masuk sebagai jalan lintas provinsi,” imbuhnya. Ia mengklaim upaya terbaik sudah dikeluarkan untuk perbaikan. Namun dengan keterbatasan anggaran dan melihat skala prioritas, tak semua perbaikan dapat dilakukan. Ardiansyah berharap infrastruktur di daerahnya dapat dilirik untuk dilakukan perbaikan. Mengingat, kondisi jalan pada wilayah tertentu belum sepenuhnya beraspal. “Kami tentunya ingin sepenuhnya baik. Tapi, memang dengan kondisi yang ada, tidak bisa dilakukan perbaikan semuanya,” bebernya. Selama ini, untuk jalan yang berskala besar, Pemkab Kutim hanya melakukan perbaikan sementara saja. Itu pun masih harus mengandalkan bantuan dari pihak perusahaan. Agar proses perbaikan dapat berjalan cepat. “Bersyukur dengan adanya partisipasi perusahaan sedikit banyak dapat membantu proses perbaikan. Agar kondisi jalan bisa layak untuk dilintasi warga,” tuturnya. Sementara itu, Pemkab Kutim menaruh harapan ada atensi secara khusus dari pemerintah pusat terkait infrastruktur jalan ini. Mengingat ke depan perbaikan dan peningkatan jalan itu sangat dibutuhkan pada banyak titik. “Semoga nanti ada pihak Kementerian PUPR (Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat) yang dapat melihat langsung kondisi jalan kita. Agar bisa ditindaklanjuti,’’ tandasnya. LUK/BCT/ZUL
Tags :
Kategori :

Terkait