PKK Balikpapan Programkan Peningkatan Hasil Laut

Selasa 23-11-2021,21:01 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

BALIKPAPAN, nomorsatukaltim.com - Tim Penggerak PKK Kota Balikpapan mencanangkan program peningkatan nilai tambah produk hasil laut. Caranya melalui produksi pengolahan hasil laut menjadi makanan dengan beragam makanan. Ketua TP PKK Kota Balikpapan, Nurlena Rahmad Mas'ud mencontohkan warga Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kepri, yang mampu mengolah dan mengemas hasil laut dalam bentuk makanan siap saji. "Kita bisa mengadopsi kegiatan para pelaku usaha di Bintan, karena memiliki kemiripan dengan Balikpapan. Sama-sama berada di pesisir, dan punya produk perikanan," kata Nurlena Rahmad. Berbagai olahan bisa dibuat dari hasil laut. Makanan itu berupa bakso, kerupuk, pempek, otak-otak dan berbagai macam produk lainnya. Bahkan kerupuk atom ikan tenggiri produksi Kelompok Masyarakat (Pokmas) Bandeng menjadi kegemaran para pencari kuliner dari lokal dan mancanegara. Menurut Nurlena, Kota Balikpapan mampu menghasilkan olahan seperti itu lantaran juga daerah penghasil ikan. Selain olahan ikan, katanya, ternyata di Desa Malang Rapat, Kecamatan Gunung Kijang, Kabupaten Bintan, Kepri, hasil pertaninan seperti bayam juga bisa diolah menjadi panganan yang bernilai ekonomis. ”Salah satunya stik bayam, ini tentunya juga bisa dibuat oleh ibu-ibu di Balikpapan nantinya,” paparnya. Sementara itu, Ketua Pokmas Bandeng, Ermiyati mengatakan, bertahannya hasil produksi yang dilakukannya bersama 10 keanggotaan Pokmas Bandeng karena memiliki resep dan bisa menjaga kualitas serta rasanya. Sehingga, kerupuk atom yang dijual seharga Rp100 ribu per kilo tersebut, sudah disebarkan ke swalayan-swalayan Tanjungpinang-Bintan, Kiko Bintan, Lagoi, Tanjunguban dan Batam. Tidak hanya mengunggulkan kerupuk atom, tapi juga juga memproduksi kerupuk ikan tenggiri yang dijual seharga Rp 70 ribu per kilo. “Tingginya minat pembeli terhadap produk kerupuk ikan tenggiri dari Pokmas Bandeng ini, jadi kami memproduksi sekitar 20-40 kg kerupuk tiap harinya, bahkan pihak terkait sampai menyajikan hasil produksinya dalam kemasan praktis yang bisa langsung dimakan seharga Rp 20 ribu per bungkus,” ujarnya. (adv/fey)

Tags :
Kategori :

Terkait