Gula-Gula Drama Korea; Fenomena Produk Lokal Go Global Jadi Tren Pemasaran

Selasa 09-11-2021,20:14 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Industri kreatif Korea Selatan punya daya tarik besar mengalihkan mata dunia. Apapun itu, baik musik, film, gaya berpakaian digandrungi. Jadilah Korean Wave. Hallyu, dalam bahasa mereka. Kepopuleran ini ternyata juga bisa menjadi celah promosi. Yang juga dimanfaatkan Indonesia. Yap, Anda sudah tahu: Kopiko. Pegiat pemasaran merek lokal saat ini sangat kompetitif menjalankan strategi yang fenomenal di kancah internasional. Mulai dari menunjuk superstar Korea sebagai brand ambassador. Memasang iklan di Times Square, New York. Sampai menayangkan produknya di drama Korea. Tujuannya tidak terbatas pada kenaikan penjualan atau menarik investor. Tapi juga pada membangun kesadaran dan relevansi dengan pasar. Bukan pertama kali, permen buatan Indonesia, Kopiko, kembali muncul di drama Korea yang sedang naik daun; Hometown Cha Cha Cha. Setelah sebelumnya sempat viral karena tampil di drama Korea yang tak kalah pamor; Vincenzo. Strategi produk yang telah dipasarkan ke lebih dari 100 negara ini menjadi fenomenal karena mampu tampil pada drama Korea yang masuk top chart di Netflix. “Sebagai pengusaha ketika bicara soal intuisi, kita tahu campaign ini akan menghasilkan sesuatu yang bagus. Kombinasi dari riset yang kami lakukan, dengan superstar di drama Korea, dan intuisi kami sebagai pengusaha jadi kombinasi yang baik, lantas kita putuskan untuk lakukan campaign-nya”, ujar Ricky Afrianto, Global Marketing Director Mayora Group pada ASEAN Marketing Summit 2021 yang diikuti Disway Kaltim lewat virtual dari Balikpapan, Kamis (4/11/2021). Ricky menyebut serial drama Korea memang menjadi kendaraan untuk memasarkan produk mereka di ranah global. Contoh sukses Kopiko ini bukan hanya menjadi kebanggaan. Tapi patut ditiru agar semakin banyak produk lokal dikenal dan diminati pasar dunia. Awalnya, permen kopi ini hanya muncul pada credit di pembuka drama saja. Namun, kata Ricky, apabila Kopiko bisa masuk ke episode dalam serial, maka penempatannya akan optimal. Hal ini kemudian dieksekusi pada drama Korea Hometown Cha Cha Cha. “Awalnya tidak mudah, pemilik seri dan produsernya sangat ingin tahu apa itu Kopiko. Mereka mau tahu apa produk yang tampil di acaranya. Kita beruntung Kopiko telah memasuki pasar Korea sehingga mereka sudah familiar.” ujar Ricky menjelaskan tantangan yang dilaluinya. “Ketika kami diskusi, kita mau Kopiko memiliki peran pada drama tersebut dengan menjadi pengganti kopi. Saat superstar di film tersebut menyatakan dia tidak mau pergi ke kafe, dia bilang kita hanya perlu makan permen ini (baca: Kopiko)”, tambahnya. Bagi Ricky, skenario ini bisa menjadi fokus penting yang patut diperdalam oleh para pemasar agar mampu menyuntikkan pesan dari brand dengan pintar dan cermat. Ke depannya, Ricky berharap Mayora Group dengan produk-produknya bisa tetap dikenal dan terus bersinergi dengan generasi Y dan generasi Z di Indonesia. Kata Ricky, saat ini Kopiko telah meluncurkan kemasan dengan bahasa Korea dan telah beredar. Langkah ini merupakan upaya integrasi marketing yang menunjukkan keseriusan Kopiko untuk menarik peminat K-Pop di indonesia. Saat ini Indonesia hanya mampu menjadi bagian kecil dalam kepopuleran Korea Selatan. Semoga, dengan kekayaan budaya, keramahan masyarakatnya, alam dan pariwisatanya, Tanah Air bisa jauh lebih mendunia. Tidak sekadar gula-gula dalam drama Korea. *BEN/ENY  

Tags :
Kategori :

Terkait