Kenaikan Harga Minyak Goreng Bikin Warga PPU ‘Panas’

Senin 08-11-2021,21:15 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

PPU, nomorsatukaltim.com - Lonjakan harga minyak goreng di beberapa daerah akhirnya turut merembet Penajam Paser Utara (PPU). Kenaikan harga tersebut sontak dikeluhkan warga maupun pelaku usaha. Salah satunya, Feri, seorang penjual gorengan di Kelurahan Nipah-Nipah, Kecamatan Penajam. Ia mengungkapkan, minyak goreng kemasan telah mengalami kenaikan harga sejak dua pekan terakhir. Harga minyak goreng kemasan berbagai merek naik berkisar Rp 5 ribu sampai 10 ribu per 1 liter. “Mahal sekarang (harga) minyak goreng. Besok-besok saya masak pakai air saja,” keluhnya, Senin (8/11/2021) kepada nomorsatukaltim.com - Disway News Network (DNN). Baca juga: Petani Mandiri Gembira Harga TBS Naik; Jaga Kualitas dan Tingkatkan Produksi Sebagai pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), kenaikan harga minyak goreng berdampak terhadap jualannya. Pasalnya, minyak goreng ini menjadi kunci dagangannya. Makanya, kenaikan harga itu semakin mengikis keuntungannya. “Jelas berpengaruh terhadap keuntungan yang kami dapat. Sudah situasi masih pandemi, jadi makin pas-pasan,” tegasnya. Satu sisi, ia tidak ingin menaikkan harga dagangannya. Baginya, itu bukan strategi bisnis terbaiknya. Feri hanya bisa berharap kepada pemerintah untuk segera mengatasi lonjakan harga minyak goreng tersebut. Naiknya harga komoditas pokok ini juga membuat pedagang minyak goreng tak punya pilihan lain. Karena, harga dari distributor sudah meningkat. "Tak ada pilihan lain, kami juga cari untung seribu, dua ribu. Jadi harganya itu naik, tapi untung kami tetap sama," sebut salah satu pedagang minyak, Siti. Untuk stoknya, dia mengungkapkan tidak ada masalah. Selama ada kenaikan harga itu, jumlah kebutuhan masyarakat tetap ada. Perubahan itu tetap pada harga saja. "Ya cukup terbebani, karena yang beli jadi sedikit," tukas dia. Dikonfirmasi ke Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah Perindustrian dan Perdagangan (KUKM Perindag) PPU, pihaknya sudah melakukan berbagai upaya. Kepala Bidang Perdagangan Bustam menuturkan, petugasnya sudah melakukan peninjauan lapangan untuk menelisik penyebab kenaikan harga itu. “Staf saya sudah turun ke lapangan hari ini untuk survei harga minyak goreng. Tetapi, saya belum terima laporannya. Jadi, belum bisa saya pastikan apa penyebab kenaikannya," katanya. Bustam juga mengutarakan akan segera berkoordinasi untuk mengatasi permasalahan ini. Salah satunya bisa saja dengan menggelar pasar murah. Meski begitu, menurut keterangan Kementerian Perdagangan, alasan di balik tren kenaikan harga minyak goreng dalam negeri disebabkan karena harga minyak kelapa sawit mentah atau crude palm oil (CPO) internasional yang sudah mencapai di atas US$1.400 per metrik ton. Selain itu, produsen minyak goreng domestik belum sepenuhnya terintegrasi dengan produsen CPO. RSY/ZUL

Tags :
Kategori :

Terkait