Realisasi KUR di Kaltim Tumbuh Pesat, Banyak UMKM Naik Kelas

Jumat 29-10-2021,19:56 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Kucuran Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Kalimantan Timur tumbuh subur. Per 19 Oktober 2021, kredit lunak sudah tersalur sebesar total Rp 3,35 triliun. Capaian tersebut lebih Rp 400 miliar dari total realisasi tahun sebelumnya, yang tersalur sebesar Rp 2,91 triliun kepada 71.600 debitur di Benua Etam. Asisten Deputi Pembiayaan Usaha Mikro Kementerian Koperasi dan UKM Irene Swa Suryani dalam sosialisasi Program Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Hotel Bumi Senyiur Samarinda, pekan lalu mengatakan, capaian realisasi penyaluran KUR 2021 masih berpotensi meningkat sampai Desember akhir tahun mendatang. Seiring dengan penurunan eskalasi kejadian pandemi di Indonesia yang menunjukkan implikasi positif bagi pemulihan ekonomi secara nasional. "Secara nasional, target penyaluran KUR tahun lalu mencapai Rp 190 triliun dengan realisasi Rp 197 triliun. Sementara target nasional tahun ini sebesar Rp 253 triliun dengan prediksi realisasi kembali di atas 100 persen," ucapnya pada kesempatan minggu lalu. Program penyaluran KUR sendiri, menurut Irene Suryani, merupakan bagian penting dari upaya pemulihan ekonomi nasional (PEN) oleh pemerintah di tengah pandemi COVID-19 yang masih berlangsung. Pemberian pinjaman dana usaha ini disebut telah terbukti mampu memberi stimulus positif bagi para pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang menjadi penyeimbang perekonomian di tengah tekanan wabah. Penyaluran KUR terdiri dari empat skema. Yakni KUR super mikro, KUR mikro, KUR kecil dan KUR khusus. Dari empat golongan tersebut, jenis KUR mikro tercatat sebagai jenis KUR dengan realisasi terbesar di Kaltim. Yaitu sebesar sekitar Rp 139 triliun. Irene Suryani mengakui, kondisi ekonomi Indonesia mulai mengalami pergerakan seturut meredanya pandemi COVID-19. Setidaknya, kata dia, Indonesia berhasil beranjak dari posisi pertumbuhan ekonomi minus 5 persen, dan masuk pada tren optimistis dan positif. Oleh karenanya, menurutnya, perlu dukungan semua pihak, khususnya pelaku UMKM dan masyarakat umum untuk mempertahankan situasi ini. “Ekonomi kita sudah bergerak positif, kita harus antisipasi agar tidak terjadi gelombang ketiga. Karena kalau sampai terjadi, ekonomi kita akan sulit lagi,” dia berpesan. Irene juga memastikan, bahwa pemerintah masih akan mempertahankan subsidi 3 persen bunga KUR hingga akhir tahun ini.  "Tapi setelah normal, akan kembali 6 persen," imbuhnya. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah Kaltim, Muhammad Yadi Robyan Noor menambahkan. KUR, katanya, merupakan program yang disiapkan pemerintah untuk membantu akses pembiayaan bagi para pelaku usaha mikro kecil dan menengah yang disalurkan melalui lembaga keuangan dengan pola penjaminan. Pada masa pandemi ini, pemerintah telah menurunkan standar bungan pinjaman dalam program penyaluran KUR menjadi 3 persen dan normalnya 6 persen. Dengan harapan agar para pelaku UMKM bisa bertahan dan bertumbuh secara perlahan. Ia menyebut, pada masa pandemi ini, Disperindagkop mencatat sedikitnya 60 persen pelaku UMKM terdampak secara langsung. Persentase itu sama dengan 250 ribu UMKM dari sekitar 307 ribu UMKM yang tersebar di Kaltim. Ia juga mengatakan, ke depan peluang pertumbuhan UMKM yang salah satunya dengan dukungan KUR akan semakin positif untuk Kaltim. Sebab, kata dia, Kaltim telah ditunjuk sebagai PIC pendampingan terhadap KUR dari 34 provinsi di Indonesia. "Itu karena pertimbangan UMKM kita banyak yang naik kelas. Bahkan sampai ke pasar global. Nah, kesempatan ini harus kita manfaatkan. Semoga lebih baik lahir lah," tutupnya. DAS/ENY

Tags :
Kategori :

Terkait