Panjang Solar

Kamis 28-10-2021,16:16 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Menjadi pemandangan saban pagi. Kalau melintas di Jalan R Suprapto Kecamatan Balikpapan Barat. Tepatnya dari Kampung Baru menuju kawasan Kebun Sayur. Deretan kendaraan. Yang sedang antre solar di SPBU Kebun Sayur. Antrean nya panjang. Dimulai dari depan Lapangan Foni. SPBU ini memang berada tepat di sebelah Lapangan Foni. Lapangan yang menjadi saksi sejarah di masa silam. Tempat berkumpulnya warga Balikpapan dalam rapat akbar. Untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Di depan SPBU ini ada Traffic Light Kebun Sayur. SPBU ini letaknya hanya selemparan batu dari rumah masa kecil Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud, yang berada di Jalan 21 Januari-kalau yang lempar Iron Man. Juga hanya selemparan batu dari basis suara Alwi Al Qadri. Ketua Komisi III DPRD Kota Balikpapan. Yang juga berada di Jalan 21 Januari. Keduanya sering bermain Badminton di lapangan yang ada di situ. Bersama warga sekitar. Antrean solar di SPBU ini memang sudah beberapa bulan ini terjadi. Yang Rabu (27/11) kemarin antreannya sudah sampai di depan SDN 002 Balikpapan Barat. Sekolah yang telah melakukan pembelajaran tatap muka pada siswanya. Sebelumnya memang tidak sampai di situ antreannya. Karena saat itu yang di deretan Bank BRI sampai di depan Gang Gunung Gembira boleh dipakai untuk antrean solar. Namun belakangan sudah ada yang tidak memperbolehkan lagi. Rupanya para pemilik usaha yang ada di situ keberatan. Bangunan usahanya jadi tertutup antrean solar. Pun parkir pelanggannya menjadi terganggu. Karena itu deretan tanda larangan parkir bermunculan. Beraneka ragam bentuknya. Adanya antrean solar membuat pengendara juga mesti extra berhati-hati. Karena jalan yang dilalui menjadi terbatas. Belum lagi ketika kendaraan yang antre solar tersebut maju. Untuk mengubah posisi antrean. Manuver nya kadang membahayakan. Apalagi jika ada angkutan kota (angkot) yang tiba-tiba berhenti. Persis di sebelah truk yang sedang manuver untuk maju tersebut. Otomatis jalur kendaraan yang bisa dilintasi semakin terbatas. Atau ketika di traffic light Kebun Sayur. Saat kondisi lampu merah. Dan kendaraan berhenti menunggu lampu hijau. Sementara yang antre solar tadi mesti maju. Dan melakukan manuver untuk masuk ke SPBU. Sangat berbahaya sekali. Tentunya. Apalagi bagi pengguna kendaraan jenis roda dua. Mesti membagi fokus: kendaraan di depan. Antrean solar. Dan jalan aspal yang mengelupas di beberapa titik. Di Kota Samarinda ada kejadian pengendara roda dua tewas gara-gara menabrak truk yang sedang antre solar (Disway Kaltim, 21 Oktober 2021). Kapan berakhirnya antrean solar ini, belum ada yang tahu. Tapi kalau melihat cukup tingginya aktivitas masyarakat di kawasan tersebut, mesti harus segera dicari solusinya. Mungkin dengan mengalihkan pengisian bahan bakar solar. Khusus truk, bis dan sejenisnya hanya di SPBU-SPBU yang ada di luar Kota. Atau membatasi jam pengisian hanya di malam hari. Saat aktivitas masyarakat berkurang. Atau mengomunikasikan langsung dengan pihak SPBU. Dengan pihak Pertamina. Atau apalah. Yang bisa mencegah terjadinya antrean. Karena mencegah pasti tentunya lebih baik. *

Tags :
Kategori :

Terkait