Bangun Pabrik Penggilingan Padi, BUMDes Loh Sumber Target Penuhi Kebutuhan Kaltim

Selasa 19-10-2021,19:16 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Kutai Kartanegara, nomorsatukaltim.com - Jumlah luas panen padi di Provinsi Kaltim tiap tahun mengalami kenaikan, meski tidak signifikan. Namun kebutuhan beras masih ditopang dari daerah lain. Karena provinsi dengan total penduduk 3,77 juta jiwa ini belum mampu memenuhi sendiri kebutuhan konsumsi. Persoalan produksi beras ini kemudian dilihat sebagai peluang oleh Desa Loh Sumber, Kutai Kartanegara. Melalui Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Sumber Purnama, Loh Sumber bertekad menjadi produsen beras dan pemasok kebutuhan di Bumi Etam. Strategi yang dijalankan dikawal dari hulu ke hilir. Mulai dari proses penanaman padi hingga pasca panen. Program ini sudah dipikirkan matang-matang. Apalagi melihat potensi Desa Loh Sumber sendiri. Yang masih didominasi sektor pertanian. Berpacu dengan maraknya aktivitas pertambangan. Direktur BUMDes Sumber Purnama, Sudarmadji memastikan usaha milik desa ini mampu berbicara banyak. Sudarmadji pun harus ke pulau seberang melakukan studi banding. Agar punya pandangan lain. Sehingga bisa menemukan titik lemah sektor pertanian di Kukar. Khususnya di Desa Loh Sumber yang diketahui memiliki luasan lahan pertanian mumpuni. Poin penting yang didapat Sudarmadji, ialah lemahnya modal dan teknologi. Sehingga kebutuhan beras di Kaltim, masih saja ikut disuplai oleh beras asal Pulau Sulawesi. Termasuk penanganan pasca panen yang dianggap kurang tepat. Sedari panen padi, penjemuran hingga penyimpanan. "Paling utama penggilingan atau proses milling, di situ kita kalah," ujar Sudarmadji pada Disway Kaltim, akhir pekan lalu. Sudarmadji mengusung program agro solution untuk memetakan kelemahan dan kekurangan ini. Bersama investor yang digandeng sejak April lalu, bersama-sama mencari solusi masalah yang dihadapi. Salah satu yang menjadi perhatian adalah hancurnya harga gabah. Dengan program agro solution, hasil panen gabah 13 petani yang tergabung dalam kelompok tani akan ditampung BUMDes Sumber Purnama. Termasuk membiayai para petani hingga panen. “Mulai dari proses tanamnya, suplai obat-obatan, dan pupuk,” sebutnya. Pasca panen, para petani membayar kepada BUMDes dengan gabah. Sesuai harga yang sudah ditentukan melalui koordinasi bersama Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kukar. Koordinasi ini penting agar harga tidak anjlok. Yakni sekitar Rp 5 ribu per kilogramnya. Agar tidak ada yang dirugikan dan saling menguntungkan. Para petani yang berada di bawah naungan BUMDes diikutkan keanggotaan asuransi. Demi mengurangi risiko jika mengalami gagal panen. Petani tidak akan dibebankan utang, dari proses penanaman yang sudah dibiayai penuh oleh BUMDes. Meminjam data Badan Pusat Statistik (BPS) Kaltim, dari 10 kabupaten-kota yang ada, produksi padi Kaltim pada 2019 sebesar 253.818 ton. Angka ini menurun dari produksi 2018 sebanyak 262.773 ton. Hal sama juga terjadi pada produksi beras. Yakni sebanyak 152.059 ton pada 2018 menjadi 146.887 ton pada 2019. Penurunan ini disebabkan karena penurunan produktivitas, bukan penurunan luas panen. Sebab, data luas panen menunjukkan kenaikan dari sebelumnya 64.961 hektar pada 2018 menjadi 69.707 hektare pada 2019. Sementara produktivitas menunjukkan penurunan dari 40,45 kuintal per hektare menjadi hanya 36,41 kuintal per hektare pada 2019. Pada 2020, produksi padi maupun beras mengalami kenaikan, meski tak signifikan. Tahun lalu Kaltim memproduksi padi sebesar 262 ribu ton. Naik dari 2019 yang sebesar 253 ribu ton. Sementara produksi beras tahun lalu sebesar 152 ribu ton. Juga mengalami kenaikan dibandingkan 2019 yang sebesar 146,88 ribu ton. Namun, jumlah tersebut tetap tak memenuhi kebutuhan konsumsi Kaltim. Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara sebagai daerah penghasil padi dan beras terbanyak juga mengalami penurunan. Rice Milling Unit Urusan produksi beras, BUMDes Bersama investor mendatangkan Rice Milling Unit (RMU). Alat yang diperkirakan bernilai hampir Rp 2 miliar ini, mampu memproduksi 1 ton gabah menjadi beras dalam hitungan waktu 1 jam saja. Ditopang dengan kualitas dan mutu beras yang digiling dari hasil pertanian Desa Loh Sumber dan sekitarnya yang di atas rata-rata. "Intinya kita mau bersaing dengan beras dari Sulawesi, bagaimana punya tekad jika beras dari Sulawesi tidak masuk ke Kukar," yakin Sudarmadji. Namun kini, BUMDes Sumber Purnama masih menunggu alat pengering gabah. Yang dijanjikan Pemkab Kukar 2 hingga 3 bulan ke depan. Tentunya ini menjadi salah satu faktor penunjang meningkatkan kualitas beras yang diproduksi. Alat ini memang dinilai sangat penting, karena meningkatkan kualitas beras yang dihasilkan. Melalui perhitungan kadar air dalam gabah. Sehingga menghasilkan beras dengan kelas premium. Sejauh ini, beras yang dihasilkan masih dalam tahap pengenalan ke masyarakat. Seperti di Samarinda dan Balikpapan. Dengan harapan nantinya mampu menjual hingga 10 ton beras dalam 1 hari. Senada dengan Sudarmadji, kepala Desa Loh Sumber sekaligus Komisaris BUMDes Sumber Purnama, Sukirno, menyebut sektor pertanian yang menjanjikan menjadi salah satu alas an BUMDes Sumber Purnama bergerak di bidang pertanian. Terlebih program kepala daerah melalui RPJMD-nya untuk menciptakan swasembada pangan. Yang menjadi motivasi tersendiri baginya untuk terus mengembangkan usaha BUMDes Sumber Purnama. Tak sekadar menyejahterakan petani di desanya saja. Sukirno pun berkeinginan untuk menyambut peluang besar datangnya ibu kota negara (IKN) baru di Kaltim. Di samping persiapan pasca tambang yang memang marak di Kecamatan Loa Kulu, khususnya Desa Loh Sumber. “Ketika memang IKN pindah, tentunya dengan arus gelombang kedatangan manusia ke Kaltim juga harus ditopang dengan ketersediaan pangannya. Peluang itulah yang coba diambil oleh BUMDes Sumber Purnama,” terang Sukirno. Sukirno melanjutkan, sejauh ini sudah ada beberapa desa yang bergabung dengan BUMDes Sumber Purnama. Di antaranya Desa Jembayan Tengah, Desa Jembayan Dalam, Desa Sumber Sari dan juga Desa Sungai Payang. Bahkan dalam bulan depan akan sosialisasi ke Kecamatan Tenggarong dalam rangka mengenalkan program BUMDes Sumber Purnama. Tentunya, Sukirno berbangga hati. Program garapan BUMDes yang sempat dikunjungi Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) RI, Abdul Halim Iskandar, pada Mei 2021 lalu, cukup berdampak positif. Desa Sungai Payang misalnya, petani yang memiliki lahan seluas 1,5 hektare hanya mampu memproduksi 3 sampai 4 ton, kini mampu menghasilkan hingga 9 sampai 10 ton sekali panen. "Tinggal konsepnya para petani bisa ikuti anjuran dan komitmen bersama, kita akan bina dan dampingi para petani," beber Sukirno. Hal ini, kata Sukirno, baru Langkah awal pengembangan BUMDes Sumber Purnama dalam sektor pertanian. Ke depan akan mencoba merambah sektor peternakan pula. BUMDes juga akan berkomunikasi dan berkoordinasi dengan kelompok ternak. Bahkan dalam lahan yang mampu menampung 300 ekor sapi di Desa Loh Sumber, bakal kedatangan 163 ekor sapi. "Memang kendala juga ada, tapi kami semangat dan punya kemauan," pungkas Sukirno. MRF/ENY

Tags :
Kategori :

Terkait