Tari Panti Lotung Limo Bua; Perjuangan Masyarakat PPU Menghadapi Pandemi

Sabtu 18-09-2021,07:00 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

Keresahan masyarakat Penajam Paser Utara (PPU) ditampilkan dalam kesenian, Tari Panti Lotung Limo Bua namanya. Bahkan berhasil mengharumkan nama daerah di kontes tingkat Provinsi Kaltim. Menyabet dua juara sekaligus dalam ajang Lomba Festival Kudungga. nomorsatukaltim.com - Para pelaku seni dari Sanggar Entero, berkolaborasi dengan Sanggar Luar Biasa yang menampilkannya. Tujuh penari; May Syah Zahrah, Gressiela Irene, Kurnia Rizki Cantika, Siti Rahaniyah, Fani Tri Nasdani, Tiara Aulia dan Pindy Arie Wardhana, meliuk di atas panggung. Menggambarkan perjuangan masyarakat di tengah himpitan ekonomi kala pandemi COVID-19. Ide itu lahir dari Agus Gerana Hariadi. Tari kreasi itu ia beri judul Panti Lotung Limo Bua. Diambil dari bahasa Suku Paser yang artinya rumah kecil, sebagai sarana ritual yang dibuat dari kayu lotung sebanyak lima buah. Baca juga: Jalankan Acara Adat, Bentuk Pelestarian Budaya di Kutim "Nah untuk tarian ini sendiri diangkat dari (tari) Belian Pandan, yang di dalamnya juga terdapat panti lotung lima bua itu, sebagai sarana untuk pemanjatan doa supaya daerah kita ini disembuhkan dari wabah pandemi corona," jelas Agus kepada nomorsatukaltim.com-Disway News Network (DNN), Jumat (17/9/2021). Ia juga turun langsung untuk menata musik pertunjukan, bersama Zulfikaf Yudhistira. Sementara untuk menggali cerita yang ingin disampaikan, ia mencari narasumber, yaitu Suis Santoso. "Sebelum kami menetapkan ide garapan, kami melakukan wawancara sebagai bahan referensi kepada pelaku ritual, mas. Yaitu pak Suis sebagai yang membimbing kami, agar tidak keluar dari budaya Paser-nya," katanya. Rasa bangga jelas datang dari Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) PPU Andi Israwati Latief. Dia turut mendampingi penampilan seniman lokal itu di sana. Baca juga: Tarian Kolosal Nusantara Pecahkan Rekor Muri Dia menuturkan, perkembangan seni tari di PPU cukup baik. Walaupun di tengah pandemi, pelaku seni tetap berupaya untuk mengadakan berbagai seleksi lomba tari. Andi menuturkan, dukungan akan terus diberikan pada mereka. Tak berhenti di titik ini. Malahan, prestasi ini akan digunakan untuk memancing muda-mudi lainnya untuk terus melahirkan karya. "Kegiatan ini tidak setop sampai di sini saja. Khususnya generasi muda agar mau melestarikan budaya kita sendiri, dan membentuk karakter yang baik dan sopan," sebut dia. Selanjutnya, dia berharap masyarakat terus lestari dalam menggali budaya yang ada. Agar setidaknya tari tradisional tetap bertahan dan dikenal. "Kepada pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa sehingga tari tradisional tidak akan punah," pungkas Andi. (rsy/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait