Atlet Catur Kaltim Perbanyak Sparing Lawan Pemain Lokal
Minggu 12-09-2021,08:57 WIB
Reporter : admin7 diskal
Editor : admin7 diskal
Samarinda, nomorsatukaltim.com– Kurang dari sebulan perhelatan akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua berlangsung. Segala upaya di lakukan atlet demi mendulang prestasi maksimal di Bumi Cendrawasih. Salah satunya oleh pecatur Kaltim yang mesti berusaha memperbanyak jam tanding dengan sparing.
Ketika even kejurda atau kejurnas tak dapat dilangsungkan akibat pandemi. Pecatur Kaltim tak kehilangan akal untuk bisa terus mengasah kemampuan bermain catur. Secara di Kaltim khusunya Samarinda juga banyak pecinta atau pemain catur handal yang bisa diajak sparing.
Pelatih Catur Kaltim, Sugeng Prayitno mengatakan program pemusatan latihan daerah (puslada) KONI Kaltim hanya terlaksana sekira tiga bulan jelang perhelatan even paling akbar itu, termasuk minimnya program yang tak bisa dijalankan maksimal. Alternatif terbaik adalah melakukan tanding melawan pemain lokal. Yang tentunya memiliki kualitas mumpuni layaknya pecatur PON.
"Alternatifnya sparing dengan temen-temen Samarinda yang kuat permainanya. Terus kita adakan juga turnamennya supaya tetap dapat prakteknya," katanya.
Meski diakui sparing juga kurang maksimal, setidaknya pecatur Kaltim mendapat pengalaman tambahan demi meningkatkan kualitas dan menjaga daya fokus dalam permainan yang identik dengan pemahaman strategi itu. Meski idealnya tetap menjalani sapring selevel nasional. Yang sekaligus untuk membaca peta kekuatan nasional.
"Memang belum maksimal, kita ingin taunya kan peta nasional harusnya juga even nasional. Cuma karena faktor non-teknis ya mau bagaimana lagi. Pandemi ini akhirnya menghambat even dan kesulitan mendapat tempat try out,” jelasnya.
"Satu-satunya jalan ya sparing, dengan standar materi Internasional. Sekaligus dapat prakteknya. Itu yang kita jalani di masa persiapan ini,” imbuhnya.
Yuliana Santosa, Pecatur Kaltim mengakui puslatda yang digelar selama tiga bulan terakhir belum cukup untuk mematangkan persiapan. Berbeda dengan edisi PON sebelumnya yang bisa di langsungkan selama enam bulan penuh.
"Pada PON 2012 dan 2016 kita kan puslatda selama enam bulan ya, ibartanya itu waktu yang sudah sangat maksimal. Sementara di tahun ini hanya tiga bulan saja. Jadi sebenarnya kita kekurangan waktu,” jelas atlet yang bakal bermain di nomor beregu tersebut.
Meski demikian, ia memaklumi karena kondisi yang memang tidak memungkinkan akibat penademi. Terlebih soal try out dan even kejurnas yang tidak bisa di langsungkan. (frd/fdl)
Tags :
Kategori :