Cuaca Buruk, Intai Kaltim

Senin 06-09-2021,12:08 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Banjir masih terus terjadi di sejumlah daerah menyusul hujan deras yang turun dalam sepekan terakhir. Meski tidak ada laporan korban jiwa, genangan air mengganggu aktivitas masyarakat. Di Kutai Kartanegara, sampai Kutai Barat, banjir memutus akses lalu lintas. BMKG merilis peringatan dini, cuaca buruk intai sejumlah daerah di Kaltim.

Nomorsatukaltim.com - Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika mengeluarkan peringatan dini waspada potensi hujan lebat di Kalimantan Timur. Peringatan berlaku mulai Minggu (5/9) sampai Selasa (7/9), besok. Sejumlah daerah yang mendapat peringatan ialah Balikpapan, Penajam, Sangatta, Paser, Kutai Kartanegara, Berau, Kutai Timur, Kutai Barat hingga Mahakam Ulu. Daerah yang disebut sudah menderita akibat banjir sejak sepekan lalu. Dalam penjelasannya, BMKG merilis sejumlah faktor yang paling mempengaruhi hujan. Seperti terbentuknya awan konvektif karena perlambatan massa udara pada lapisan 700 hPa, sampai kemunculan Gelombang Equatorial Rossby aktif di sebagian Kalimantan. “Kelembaban udara yang tinggi hingga lapisan atas juga mendukung terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat dengan durasi yang cukup lama,” bunyi analisis BMKG dalam peristiwa banjir di Balikpapan, pekan lalu. BMKG sejatinya sudah sudah mengeluarkan peringatan kewaspadaan, sebelum banjir melanda Kaltim. Namun kurangnya antisipasi dan kerusakan lingkungan, menyebabkan banjir sulit dihindari. Salah satu daerah yang terdampak paling parah ada di Kecamatan Samboja, Kabupaten Kutai Kartanegara. Pada Ahad (5/9) kemarin, warga setempat melaporkan genangan air memutus akses transportasi. “Inilah banjir paling parah yang saya alami selama ini,” kata seorang warga dalam video yang dikirim ke redaksi. Dalam rekaman itu, nampak derasnya aliran air yang menggenangi rumah-rumah warga hingga jalan poros utama depan RSUD Aji Batara Agung Dewa Sakti (Abadi) Samboja. Sampai siang kemarin, banjir semakin meluas. Jika sebelumnya hanya Kelurahan Sungai Seluang, Kelurahan Wonotirto dan Kelurahan Margomulyo, bertambah kelurahan yang mengalami nasib serupa. Wakil Bupati Kutai Kartanegara, Rendi Solihin mencatat banjir juga menggenangi Tanjung Harapan dan Kampung Dalam, serta dataran yang lebih rendah. Dalam pernyataannya, Rendi Solihin menemukan sejumlah penyebab banjir di daerah itu. Antara lain adanya kerusakan pintu air bendungan, serta tersumbatnya jalur keluar masuknya air menuju laut. Ia juga menemukan penyempitan sungai di beberapa lokasi yang menghambat proses pembuangan air. Satu lokasi penyumbatan ditemukan di areal konservasi Sungai Hitam. Rendi Solihin mengakui aktivitas eksploitasi batu bara dan pengupasan lahan lainnya menjadi salah satu penyebab banjir. Pengupasan lahan, kata dia, menjadi penyebab hilangnya wilayah resapan air. Karena itulah, Rendi Solihin akan mendorong penghijauan sebagai langkah perbaikan lingkungan di Samboja. Ia meminta perusahaan yang melakukan aktivitas pengupasan lahan bertanggung jawab. “Penanggulangan banjir akan dilakukan dari hulu sampai hilir. Seperti penghijauan kembali di bekas pengupasan lahan, serta perbaikan waduk,” ujarnya. Pemeirntah daerah akan memanfaatkan dana bantuan keuangan (Bankeu) Provinsi Kaltim untuk menangani banjir. Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Kukar Alfian Noor, mengaku telah menurunkan tim untuk memantau aktivitas tambang mana saja yang berperan dalam penyebab banjir di Samboja. "Jadi tim kami lakukan inventarisasi di sekitar lokasi," ujar Alfian saat dikonfirmasi Disway Kaltim, Sabtu (4/9). Menurut Alfian, peristiwa ini seolah mengulang kejadian tahun 2011. "Kalau dulu ada kontribusi bukaan lahan," katanya. Tim DLHK Kukar juga melakukan pengumpulan data penyebab banjir di wilayah lain. Temuan DLHK akan dilaporkan ke Dinas Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Kaltim sebagai pihak yang memiliki kewenangan penindakan. Sementara itu, Kepala Bidang Mineral dan Batubara, Dinas ESDM Kaltim, Azwar Busra, mengakui dugaan penyebab banjir oleh aktivitas tambang ilegal. Ia menyebut koridoran. Dinas ESDM menyebut koridoran di empat kelurahan di Kecamatan Samboja. Masing-masing Kelurahan Salok Api Darat, Salok Api Laut,  Sungai Merdeka dan Margomulyo. "Bila sesuai data yang telah diperoleh juga sesuai fakta, akan dilaporkan kepada pemerintah pusat. Karena kewenangan pemprov dan daerah saat ini terbatas," ungkap Azwar Busra. Bagi perusahaan yang tidak memiliki izin juga terbukti melakukan kegiatan ilegal. Otomatis pihak tersebut tentu tidak memiliki kajian lingkungan. Koordinasi pun diakuinya sudah dilakukan dengan Polda Kaltim. Tinggal melakukan monitoring dan pemetaan koordinat aktivitas resmi maupun ilegal. Dan telah beberapa kali dilakukan.

Banjir di Kubar Meluas

Curah hujan yang tinggi sejak sepekan terakhir, membuat debit air Sungai Mahakam terus naik. Akibatnya, Sungai Mahakam di Kutai Barat (Kubar) membanjiri sejumlah perkampungan. Kampung Tering Seberang, Kecamatan Tering, dan sejumlah kampung dalam Kecamatan Long Iram, mulai direndam air.  Situasi ini terjadi akibat sejumlah anak Sungai Mahakam di Kabupaten Mahakam Ulu yang meluap. Diantaranya Sungai Ratah, Pariq, dan Sungai Kelian yang bermuara di Kecamatan Long Iram. Hal itu membuat aliran Sungai Mahakam di Kubar mengalami kenaikan debit air. “Untuk kampung dalam Kecamatan Long Iram yang sudah mulai terendam yaitu Anah, Muara Leban (sebagian), dan Long Iram Seberang,” sebut Camat Long Iram, Burhan. Kasi Pembangunan dan Ekonomi Kantor Camat Long Iram, Yosef Ngau mengatakan, sejumlah kampung di dataran rendah dalam Kecamatan Long Iram sudah terendam. “Termasuk Kampung Long Daliq dan Keliwai sudah terendam banjir Sungai Mahakam. Khawatir curah hujan tinggi, Kampung Ujoh Halang dan Muara Kelian juga sudah hampir terendam,” urainya. Anggota DPRD Kubar, Zainuddin Thaib berharap pemerintah daerah segera mengambil tindakan. “Debit air masih terus naik di Tering. Belum ada upaya BPBD untuk ke lapangan mengambil sikap kondisi banjir ini,” tandas politikus Golkar.

Warga PPU Waspada

Menghadapi peringatan dini BMKG, masyarakat Penajam Paser Utara (PPU) yang bermukim di daerah rendah dan langganan banjir meningkatkan kewaspadaan.  Berdasarkan prakiraan cuaca BMKG, hujan deras yang berpotensi mengakibatkan banjir dapat terjadi mulai awal hingga pertengahan September 2021. Dalam beberapa hari terakhir terus diguyur hujan. Intensitasnya rendah hingga sedang terjadi sejak malam hari hingga pagi. Kondisi itu menyebabkan potensi banjir lebih tinggi. Terutama di wilayah dataran rendah. “Intensitas hujan di PPU masih dalam kategori ringan hingga sedang. Namun kondisi itu juga harus tetap diwaspadai, karena durasi hujan yang cukup lama bisa berpotensi menyebabkan banjir, terutama di wilayah dataran rendah,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten PPU, Nurlaila, Minggu (5/9). Selain intensitas hujan dan durasi yang cukup lama, pasang surut air laut turut menjadi faktor. Beberapa wilayah berpotensi terdampak kondisi cuaca tersebut, di antaranya Lawe-Lawe, BTN Kilo 1 Kelurahan Penajam, BTN Kilo 4 Kelurahan Nenang, Sungai Paret yang sebagian besar tidak memiliki saluran pembuangan cukup baik. Untuk wilayah Kecamatan Sepaku, Kelurahan Mentawir, Desa Sukaraja, Bumi Harapan dan beberapa wilayah. Sedangkan potensi banjir di wilayah Kecamatan Babulu berada di Desa Labangka. “Untuk banjir, yang harus diwaspadai itu warga yang bermukim di dataran rendah seperti permukiman di pinggir aliran sungai Lawe-Lawe. Jadi pada saat aliran sungai itu meluap berpengaruh terhadap tinggi muka air di permukiman,” terang Nurlaila. Kendati demikian, lanjut Nurlaila, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) sudah melakukan normalisasi sungai. Di sejumlah wilayah yang memiliki resiko tinggi terjadi banjir. Upaya itu berdampak tidak adanya laporan banjir meski hujan terus mengguyur PPU. "Tetapi tetap perlu diwaspadai. Karena potensinya ada," tandas dia. Selain potensi banjir akibat hujan deras yang diperkirakan bakal terjadi, Desa Telemow menjadi wilayah rawan longsor. Terlebih, permukiman penduduk sebagian berada di wilayah perbukitan dan lereng. Mengingat pula sudah beberapa longsor terjadi di wilayah tersebut. Pihaknya meminta warga Telemow untuk waspada terhadap ancaman longsor apabila terjadi hujan dengan intensitas tinggi dengan durasi lama. “Dari perkiraan BMKG yang akan terjadi hujan deras, itu harus di waspadai warga di wilayah Telemow. Apabila ada kejadian, segera melapor ke aparat desa setempat maupun Babinsa dan Bhabinkantibmas,” pungkas Laila. *MRF/LUK/RSY/YOS  
Tags :
Kategori :

Terkait