Target Kaltim di PON Papua: Tetap 5 Besar!

Minggu 05-09-2021,18:02 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Selain Ketua Kontingen, Isran Noor yang besar kemungkinan hadir saat pembukaan 2 Oktober nanti. Kaltim bakal membawa tenaga kesehatan dari Diskes Kaltim untuk mendampingi selama berlaga di Bumi Cendrawasih.

Ia sangat bersyukur, karena Pemprov Kaltim sangat mendukung, mulai anggaran dan kebutuhan lainnya, termasuk dukungan dari DPRD yang sangat berarti.

"Seperti persiapan TC, pemberangkatan, konsumsi dan serangan kontingen, peralatan. Alhamdulillah sampai hari ini, (ketersediaan atau kelengkapan) peralatan sudah 75 persen," jelas Muslimin.

Di acara Ngopi Sore yang mengambil tema Kaltim Goes to PON XX Papua itu, Muslimin tak sendiri. Acara yang dipandu Leliyana Andriyani ini juga menghadirkan dua atlet andalan Kaltim, Geby Novita (anggar) dan Iqbal Candra (pencak silat).

Geby Novita mengaku menjelang keberangkatannya ke Papua, ia tinggal mempertahankan level yang sudah dicapainya. Namun tetap dijalani dengan keras. Minimal, ia berlatih keras selama 2 jam sehari. Untuk menjaga kebugaran fisik, daya tahan, teknik, dan pematangan strategi dari pelatih.

"Pokoknya di push teknik dan latihan fisiknya," urai Geby.

Wanita berusia 20 tahun itu, bukan kali perdana berpartisipasi di PON, sebelumnya dia pernah bertanding di PON XIX Jawa Barat 2016. Kala itu memberikan medali perak untuk Kaltim kategori beregu.

Meski persiapan tak seperti sebelum adanya COVID-19, tapi Geby tetap optimis dapat memberikan yang terbaik untuk Kaltim. Kali ini, dia mendambakan medali emas.

"Kami yakin bisa memberikan yang terbaik. Meskipun ada kendala, seperti tak bisa try out di luar daerah," lantang wanita yang banyak mengukir prestasi itu.

Setali tiga uang, Iqbal Candra juga optimis bisa meraih medali emas di PON XX Papua. Dirinya memang sarat pengalaman. Bahkan tak hanya membanggakan Kaltim, ia juga pernah mengharumkan nama Indonesia pada Asian Games 2018 dengan sumbangsing medali emasnya.

"Kalau dibilang yakin, ya harus yakin. Karena semua atlet penginnya medali emas," katanya.

Terkait dengan lawan terberat, Iqbal menuturkan semua berpotensi, memiliki peluang yang sama. "Kalau pencak silat sudah tak bisa diukur dari daerah lagi. Karena setiap daerah punya kelas terkuat masing-masing. Misal, kelas putri dari Jawa Barat. Putra kecil dari Sulawesi dan Jawa Tengah. Jadi sudah rata, tak lagi mengukurnya per daerah lagi," jelas Iqbal.

Semasa kebijakan PPKM, membuat ruang gerak berlatih sangat minim. Akibatnya uji tanding terbatas. Hal ini sempat membuat jenuh atlet.

"Karena hampir dua tahun vakum pertandingan dan latihan pun terbatas. Ruang gerak kami terbatas. Bisa dibilang 5 atau 6 bulan belakangan ini sudah curi start, pokoknya gas (latihan fisik, teknik dan mental) mau tak mau," aku Iqbal.

Tak adanya uji tanding dengan daerah lain, sangat berpengaruh. Mulai strategi atau teknik maupun mental. "Wajib ada try out. Itu untuk mengevaluasi sampai sejauh mana kemampuan kami," tutup Muslimin. *ASA/YOS/AVA

Tags :
Kategori :

Terkait