Uniqlo Buka Cabang Ke-41 di Samarinda, Usung Konsep Hidup Lebih Mudah melalui Pakaian

Jumat 03-09-2021,23:24 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Pakaian yang fungsional telah lama menjadi satu kekuatan Uniqlo. Perusahaan retail asal Jepang ini berprinsip bahwa setiap pakaian yang dikenakan harus memiliki fungsi yang dapat memudahkan hidup sang pemakai.

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Fashion tak cuma soal stylish. Tapi juga membuat pemakainya lebih nyaman dan bebas bereksplorasi ide. Konsep itu dinamakan LifeWear. Pakaian yang fungsional telah lama menjadi satu kekuatan Uniqlo. Perusahaan retail asal Jepang ini berprinsip bahwa setiap pakaian yang dikenakan harus memiliki fungsi yang dapat memudahkan hidup sang pemakai. Ini juga kemudian yang menjadi dasar dari filosofi LifeWear. Tapi, tantangannya adalah, apakah konsep itu mampu merebut pasar, terlebih saat ini masih diterpa pandemi COVID-19? “LifeWear bukan hanya pakaian, tapi improvisasi teknologi,” begitu kata Marketing Representative Uniqlo Indonesia, Darlyss Yabes, saat launching, Jumat (3/9/2021) kemarin di Samarinda. Ya, brand Uniqlo kini membuka cabangnya di Big Mall Samarinda. Yang pertama di Kaltim dan kedua di Kalimantan setelah Pontianak atau ke-41 se-Indonesia. Uniqlo sendiri merupakan brand fesyen asal Negeri Sakura yang berdiri sejak 2005. Jenama ini masuk ke Indonesia sekitar 2013 silam di Jakarta dan keberadaannya diterima oleh pasar dengan baik. Retail fesyen ini ingin menjual teknologi dalam setiap bahan-bahannya. Cepat kering, ringan dan tidak panas ketika dipakai, jelas Darylss. Salah satunya adalah konsep AIRISM. Pakaian ini memiliki material cepat kering, halus dan ringan. Bahan-bahannya menggunakan serat curpo. Yaitu sejenis selulosa dari katun yang sudah diperbaharui. Hasilnya, pakaian jadi tidak mudah lembab dan terasa panas. “Untuk di daerah tropis, cocok menggunakan serat seperti ini,” urainya, dikutip dari Harian Disway Kaltim. Biasanya, AIRISM lebih banyak digunakan sebagai inner wear atau lapisan dalam pakaian. Sehingga motif yang dibuat lebih cenderung polos. Warnanya juga tetap bisa linear dengan pakaian luar meski berbeda warna. Umumnya berwarna putih, hitam, abu-abu dan pink. Tak hanya pakaian. Ada juga kaus, celana, legging, pakaian dalam, kemeja, jaket, masker hingga seprai yang menggunakan bahan AIRISM ini. “Ada juga berbahan flannel. Enggak mesti kotak-kotak ya flannel itu. Motifnya ada juga yang polos dan bisa solid lah.” Berbekal itu, Uniqlo merasa yakin bisa memasarkan konsep LifeWear di Kota Tepian. Berada di iklim tropis dan masih memiliki daya jual disinyalir menjadi alasan perusahaan ini berani membuka toko meski masih pandemi COVID-19. Targetnya tidak muluk-muluk. Yakni mengenalkan konsep LifeWear dulu kepada customer. Tapi, Uniqlo tetap punya standar untuk penjualan. Alias tidak asal menjual produk. Pangsa pasarnya adalah semua kalangan. Mulai dari mahasiswa, pekerja kantoran, pecinta fashion termasuk hipster. “Pelanggan adalah interest kami. Kami pastinya akan terus berinovasi untuk memuaskan apa yang menjadi kebutuhan pelanggan,” tambah Daryl. Namun, saat disinggung target penjualan semasa pandemi, Daryl belum berani membeber. Alasannya karena baru akan grand opening 10 September nanti. Dan masih ingin melihat respons pasar. “Kalau target penjualan kami belum bisa menjelaskan. Tapi kami yakin produk kami akan mudah diterima oleh masyarakat,” pungkas Darlyss. BOY/ENY
Tags :
Kategori :

Terkait