Pangappura, Eksistensi Warga Ngapak di PPU

Senin 23-08-2021,08:00 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

Nyambung balung lan pitulung. Dalam budaya Jawa, itu berarti tradisi mengumpulkan seluruh keluarga besar yang memiliki hubungan kekerabatan. Ungkapan inilah yang menjadi asas di Paguyuban Ngapak Penajam Paser Utara (Pangappura).

nomorsatukaltim.com - Mereka ingin mempertemukan kembali "tulang" yang terpisah, berkumpul menjadi satu, lalu menjaga, melestarikan serta meneruskan tradisi ke generasi selanjutnya. "Saya pernah bertemu dengan dulur (saudara) ngapak di sini tahun 90-an, setelah itu putus kontak. Alhamdulillah, lewat Pangappura ini saya bisa kembali bertemu," ungkap Joko, salah satu anggotanya. Kabupaten ini memang terdiri dari berbagai ragam suku dan budaya. Menurut catatan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) PPU, sekira 50 persen masyarakatnya berasal dari suku Jawa. Sebagian dari itu merupakan masyarakat Jawa Tengah, lebih spesifik lagi, ngapak. Ngapak sendiri sejatinya merupakan dialek bahasa jawa purba. Yang sebagian besar digunakan di antaranya di Kabupaten Banyumas, Kebumen, Cilacap, Purbalingga, Banjarnegara, Tegal, Brebes dan beberapa daerah di sekitaran kabupaten tersebut. Berdiri baru pada 26 Mei 2021 lalu. Pangappura ingin menghimpun semua kerabatnya yang ada di Benuo Taka. Hingga saat ini, komunitas ini sudah terdiri dari lebih seratus anggota. Mereka kerap menggelar ajang pertemuan untuk saling sapa mempererat silaturahmi. Ketua Pangappura, Haryono Nayadimedja menuturkan berdirinya paguyuban ini akan mampu menjadi wadah pertemuan untuk kerabatnya. Seperti kisah Joko yang juga kepala desa (kades) di Desa Labangka, Babulu di atas. Ia meyakini, di bumi Benuo Taka ini banyak dihuni oleh warga yang berbahasa dengan aksen mencolok itu. Terdeteksi dari banyaknya perantauan. Baik itu secara mandiri maupun pada saat musim transmigrasi yang diadakan pemerintah beberapa kali waktu itu. Pada medio 1960-1980. "Banyak sekali. Saya pernah survei kecil-kecilan. Ada di satu RT itu yang orang ngapak semuanya," ujarnya. Niatan selanjutnya selain hanya sekadar menjadi wadah silaturahmi, terbentuknya paguyuban ini juga berkeinginan untuk mengambil peran lebih besar dalam kehidupan bermasyarakat. Terlebih berperan dalam isu-isu sosial. Karena baru terbentuk, selain eksistensi, Pangappura juga berkeinginan untuk segera mengukuhkan perkumpulan ini.  Baik secara struktural keorganisasian maupun secara status hukumnya. "Saya minta doanya semoga bisa segera terealisasi. Juga untuk dulur-dulur semua, bisa segera bergabung dan membesarkan paguyuban ini," tutup Haryono. (rsy/zul)
Tags :
Kategori :

Terkait