Pasien Isoman COVID-19 di Kukar Lebih Butuh Obat-obatan dan Vitamin 

Minggu 22-08-2021,22:46 WIB
Reporter : admin7 diskal
Editor : admin7 diskal

Kukar, nomorsatukaltim.com- Satuan Tugas (Satgas) COVID-19 Kutai Kartanegara (Kukar), terus berupaya memberikan penanganan maksimal kepada pasien COVID-19. Baik itu yang menjalani perawatan di rumah sakit, juga pasien yang menjalani perawatan isolasi mandiri (isoman).

Memberikan pelayanan kepada pasien isoman pun dilakukan beberapa upaya. Salah satunya mendirikan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan pasien selama isoman. Namun fakta yang ditemukan di lapangan, membangun dapur umum dan membagikan makanan kepada pasien isoman, dinilai kurang efektif. Dianggap kurang tepat sasaran. Anggapan itu bukan tanpa alasan. Berdasarkan hasil survei tim Satgas COVID-19 Kukar, melalui para relawan, kebanyakan yang dibutuhkan oleh pasien isoman bukanlah makanan atau bahan sembako lainnya. Melainkan kebutuhan akan obat-obatan dan vitamin. Ternyata sebagian besar pasien isoman memiliki stok kebutuhan pangannya masing-masing. "Bagi yang tidak ada (sembako), ya tetap keduanya kita salurkan," ujar Ketua Satgas COVID-19 Kukar, Edi Damansyah. Ujar Edi, ini dilakukan oleh tim satgas, agar bantuan yang disampaikan oleh masyarakat. Baik itu perorangan, melalui organisasi atau sejenisnya, dapat menyiapkan kebutuhan yang memang dikira sangat diperlukan oleh pasien isoman. Selain itu, ia pun menyoroti adanya masyarakat yang enggan memeriksakan dirinya. Pasca dinyatakan positif COVID-19. Padahal saat ini fasilitas klinik pemeriksaan sudah disiapkan pemerintah kabupaten di RS Darurat COVID-19 (RSDC) Wisma Atlet Kukar. "Kalau hasil pemeriksaan masuk kategori boleh isoman, ya dipersilakan untuk menjalani isoman di rumahnya masing-masing," lanjut Edi. Namun yang sering ditemui di lapangan, masih banyak masyarakat yang enggan memeriksakan diri pasca dinyatakan COVID-19. Menerjemahkan kondisi kesehatan dan mengambil keputusan sendiri. Kadang tidak luput, banyak ditemukan pasien isoman yang baru datang ke rumah sakit dengan keadaan yang sudah memburuk. Terlebih saat ini kondisi ketersediaan rumah sakit yang menangani pasien COVID-19 yang mulai lowong. Mencapai 50 persen. Tapi ia pun berharap kondisi rumah sakit tetap lowong, dalam artian kasus COVID-19 dengan gejala berat bisa ditekan dengan baik. "Karena banyak yang diterima rumah sakit, sudah terlambat penanganan, pasien isoman yang datang ke klinik dalam kondisi sudah lemas sekali," pupus Edi. (mrf/zul)
Tags :
Kategori :

Terkait