Groundbreaking RMU, AGM: Tandai Kemerdekaan Petani

Jumat 20-08-2021,08:00 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

PPU, nomorsatukaltim.com - Ditargetkan awal-awal 2021, groundbreaking rice milling unit (RMU) milik Pemkab Penajam Paser Utara (PPU) dilakukan. Bupati PPU Abdul Gafur Mas'ud (AGM) memastikan ini sebagai awal mula upayanya untuk menyejahterakan para petani Benuo Taka.

Lokasinya di Desa Sri Raharja, Kecamatan Babulu, Selasa (17/8/2021). Waktu ini sengaja dipilih agar semangat perayaan ke-76 tahun kemerdekaan Republik Indonesia menular ke program sektor pertanian miliknya itu. “Kami bisa melihat bahwa masyarakat atau para petani pelaksanaannya di lapangan itu tidak merdeka tentang harga, tidak merdeka tentang penjualan dan produksi, maka dari itu pemerintah daerah hadir untuk memberikan solusi,” ungkapnya. Rencana untuk memiliki RMU ini memang cita-citanya sejak awal periode menjabat. Barulah di 2020 program ini bisa bergulir. Perumda Benuo Taka ditunjuk sebagai pengelolanya, dan mendapatkan penyertaan modal sekira Rp 26,9 miliar. Program ini sejatinya tak berjalan mulus. Muncul berbagai penolakan dari berbagai elemen masyarakat. Khususnya dari kalangan pengusaha penggilingan padi yang ada di PPU. Mereka merasa disaingi dengan hadirnya kapasitas mesin yang lebih baik dari pemerintah. Polemik itu beberapa kali bergulir saat saat panitia khusus (pansus) DPRD PPU menggodok regulasi dasar pembangunan RMU. Pada akhirnya, Pemkab PPU tetap ngotot mendirikannya. Namun begitu, sambung orang nomor satu di PPU ini, selain untuk menyejahterakan petani, juga agar pemerintah mendapatkan keuntungan di sisi pendapatan asli daerah (PAD). Adapun RMU itu memiliki kapasitas produksi yang sangat besar, sekira 30 ton. Dibangun di atas sekira dua hektare lahan. Di atasnya bakal terbangun komplet. Selain pabriknya, ada juga area jemur gabah dan pengemasan hasil gilingannya. Diklaim, usaha ini mampu menjangkau 500 hektare lahan padi. “Ada juga isu beredar, bahwa AGM membuat RMU untuk pribadi. Masyarakat harusnya tahu bahwa yang dibuat ini punya pemerintah kabupaten,” tegasnya. Bahkan, AGM berencana menambah jumlah RMU di PPU, agar dapat mengakomodasi seluruh petani. Karena PPU yang juga sering disebut lumbung padi Kaltim itu diklaim memiliki sekira 20 ribu lahan sawah aktif. Selama ini, hasilnya justru terdistribusi secara terbuka ke luar daerah.  "Ke depan tidak cukup dengan satu rice milling karena kami memiliki 20 ribu hektare yang bisa difungsikan untuk menjadi sawah. Insyaallah pendapatan PPU nanti bukan hanya dari minyak bumi, gas dan batu bara, tapi juga dari segi pertanian,” pungkasnya. (rsy/zul)
Tags :
Kategori :

Terkait