LPBI NU Berikan Penghargaan Relawan COVID-19 kepada Adi Sutrisno
Kamis 19-08-2021,22:42 WIB
Reporter : Devi Alamsyah
Editor : Devi Alamsyah
Jakarta, nomorsatukaltim.com - Memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia (World Humanitarian Day) pada 19 Agustus 2021, Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (LPBI NU) memberikan penghargaan kepada pribadi inspiratif. Mereka yang aktif melakukan perlawanan terhadap pandemi COVID-19.
Orang tersebut adalah Adi Sutrisno, ketua Pimpinan Cabang Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Nahdlatul Ulama (PC LPBI NU) Kota Kediri, Jawa Timur.
Menurut M. Ali Yusuf, ketua LPBI NU PBNU mengatakan, peringatan World Humanitarian Day 2021 mengambil tema “The Human Race”. Tema ini sesuai dengan karakter Adi yang terus berlari kencang melakukan sekian banyak upaya untuk mencegah penyebaran COVID-19 di tengah masyarakat melalui aneka ragam kegiatan.
Adi yang kini berusia 38. Pria kelahiran Kediri ini sudah empat tahun menjadi Ketua PC LPBI NU Kota Kediri. Pun didaulat menjadi Ketua Satuan Tugas (Satgas) NU Peduli COVID-19 PCNU Kota Kediri.
Ratusan rumah ibadah, rumah warga dan sarana publik di Kediri dan sekitarnya telah dilakukan disinfeksi secara simultan. Kemudian membantu pengadaan fasilitas cuci tangan, hand sanitizer, masker kepada jamaah yang melakukan ibadah.
Juga dibuatkan protokol jaga jarak dalam ibadah, serta sosialisasi dan edukasi kepada jamaah secara rutin. Termasuk ketika menyiapkan protokol penyelenggaran salat tarawih, salat hari raya Idulfitri dan Iduladha.
Adi juga tercatat sebagai Lurah Burengan. Sebelumnya ia pernah menjadi Kasi Percepatan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Kediri bersama Relawan LPBI NU PCNU. Ia membantu kepulangan para santri di beberapa pondok pesantren di wilayahnya dengan pengawalan ketat protokol kesehatan.
Begitu juga, saat aktivitas pondok pesantren akan dimulai dengan kembalinya para santri ke asrama. Adi berkoordinasi dengan beberapa pondok pesantren untuk memastikan asrama dan semua fasilitas yang ada di pesantren benar-benar steril dari COVID-19.
Maka difasilitasilah penyemprotan disinfektan, penyiapan masker, hand sanitizer, tempat cuci tangan, bilik isolasi mandiri dan ruang kesehatan. Itu disiapkan di setiap pondok pesantren sebelum para santri datang.
Para santri yang kembali ke pondok pesantren dibuat beberapa gelombang. Kemudian diterapkan pembatasan fisik, pengukuran suhu, sterilisasi barang bawaan dan pengantar dilarang masuk ke asrama.
Aktivitas Adi dalam ikut mencegah penyebaran COVID-19 di Kota Kediri, ternyata menginspirasi LPBI NU di daerah lain. Di Kabupaten Sidoarjo misalnya, meminta Adi memberikan sharing pengalamannya dalam aktivitas melawan wabah COVID-19 serta Pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana).
Kegiatan lainnya, pria yang juga aktif sebagai anggota IABI (Ikatan Ahli Bencana Indonesia) ini melakukan distribusi bantuan paket sembako. Diserahkan kepada warga di beberapa desa yang terdampak pandemi.
Bagi mereka yang tengah melakukan isolasi mandiri di rumahnya, Adi bersama relawan memberikan paket sembako, obat dan vitamin.
Ia pun melakukan pendampingan psikososial kepada masyarakat di Kelurahan Ketami, Kelurahan Betet dan Kelurahan Burengan serta kampanye stop stigma negatif COVID-19.
Menjadi relawan COVID-19 merupakan panggilan jiwa bagi Adi. Dia sudah sering terlibat aktif dalam menangani bencana alam dari skala desa hingga nasional. Tetapi menjalankan tugas kemanusiaan dalam penanganan dan pencegahan COVID-19 merupakan sebuah pengalaman baru yang penuh dengan tantangan.
Banyak tantangan yang dihadapi dalam menjalankan tugasnya. Yang terberat adalah kekhawatiran terinfeksi di tengah menjalankan misi kemanusiaan. Selain itu, sulitnya masyarakat untuk disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
Di Kelurahan Burengan, Adi menginisiasi pengecekan SpO2 warga isoman dengan oximeter. Mungkin satu-satunya lurah di Kota Kediri yang melaksanakan pemantauan tersebut. Ia juga mempelopori pengibaran bendera zona per RT saat pemberlakuan PPKM Mikro dilaksanakan.
Sejak Juli 2020 hingga Maret 2021, Adi dalam posisinya sebagai Koordinator Tim Lokal melaksanakan program Penguatan Ketangguhan Masyarakat dalam Menghadapi COVID-19 dan Adaptasi Kebiasaan Baru (PKMM COVID-19). Program ini merupakan kerjasama antara LPBI NU dengan SIAP SIAGA Palladium dengan dukungan pendanaan dari DFAT Australia.
Dalam program tersebut, Adi mengkoordinir tim yang berasal dari LPBI NU PCNU Kota Kediri dan memobilisasi 98 orang Kelompok Kerja (Pokja) yang berasal dari perwakilan masyarakat di tingkat RW untuk melakukan serangkaian kegiatan. (sos/dah)
Tags :
Kategori :