Kaltim yang Penuh Keberuntungan soal Pertumbuhan Ekonomi

Kamis 12-08-2021,15:29 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Ekonom Kaltim Hairul Anwar mengatakan capaian nilai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,76 persen (yoy) sebenarnya hal biasa saja, bukan pencapaian prestisius.

Sebab jika melihat kembali pada fundamental ekonomi daerah ini, yang memang didominasi sektor pertambangan yang harga jualnya sedang tinggi. Maka tidak mencengangkan bila PDRB Kaltim begitu besar pada periode tersebut. Berita Terkait: Menganalisa Angka Pertumbuhan Ekonomi Kaltim Triwulan II-2021; Tak Menggambarkan Kualitas "Karena begitu sektor tersebut bergerak, PDRB langsung melesat naik. Cuma itu tidak berarti apa-apa. Karena memang tidak mencerminkan kualitas. Dia tidak inklusif. Karena sifat pertambangan yang padat modal dan tidak melibatkan banyak orang," papar Hairul. Begitu juga dengan kenaikan pada lapang usaha industri pengolahan, yang menurutnya juga tidak berarti apa-apa. "Memang yang diolah apa selain kelapa sawit menjadi CPO. Itu juga tidak berdampak. Kontribusinya kecil," sebutnya. "Kita ini blessing in disguise saja sebenarnya. Keberuntungan yang tidak disangka-sangka. Tiba-tiba harga batu bara naik. Yang dipengaruhi oleh pasar ekspor. Yang ekonominya emang sudah mulai bergerak. Kebutuhannya akan energi tinggi. Untuk memulai aktivitas ekonominya." Kebetulan juga, kata dia, China yang merupakan salah satu konsumen terbesar batu bara Kaltim sedang dilanda bencana. Akibatnya China mengurangi produksi batu bara. Tapi kebutuhannya tetap. Maka permintaan ke Kaltim bertambah. Seturut harganya ikut naik tinggi. "Akhirnya kembali ke hukum ekonomi umum. Supply dan demand. Kalau permintaan naik, suplai tetap, harga naik." Sehingga, dari situ ekonom Kaltim ini membuat kesimpulan bahwa angka pertumbuhan ekonomi yang cukup mengagetkan itu hanya menyenangkan secara statistik tapi tidak terasa efeknya. Bahkan, Hairul menyebut, bahwa begitulah kondisi perekonomian Kaltim sejak dulu. Itu pula yang mendasari para pakar ekonomi di daerah ini menyarankan untuk segera melakukan transformasi perekonomian. "Kalau tidak ya selalu begini. Kalau PDRB besar dampaknya ke APBD, ada kucuran lebih dari DBH SDA. Itu saja. Tapi industri turunan segala macam tidak banyak di kita. Kemudian tenaga kerja. Sektor-sektor tambang kan tidak merekrut tenaga kerja. Dia mengontrakkan lembaga-lembaga tertentu untuk merekrut itu. Dan lembaga itu merekrut dari luar daerah." Sehingga, apa yang mau diharapkan masyarakat di daerah ini. Jika dari hulu sampai hilir. Sektor andalan ekonomi tidak memberi dampak apa-apa. "Masalah kita begitu-begitu saja. Kita tidak bisa juga memaksa orang lokal masuk bekerja di sana. Namanya juga swasta. Tapi jangan juga bilang kita tidak berkualitas SDM-nya. Kalau belum pernah dites." Kaltim, katanya, hanya sekali pernah berada rangking 7 besar IPM secara nasional. Sisanya di tataran 5 besar. "Kalau disebut tidak berkualitas kan aneh bin ajaib." Terakhir, Hairul Anwar mengatakan, dengan melihat realitas tadi, maka tidak salah jika pertumbuhan ekonomi Kaltim yang diumumkan beberapa hari yang lalu itu adalah sebuah anomali. Kelainan. "Karena kita melihat angka di atas kertas tingginya luar biasa. Tapi secara real tidak. Karena memang kan sektornya sektor langit itu bukan sektornya bumi." Dia berkata bahwa pertumbuhan ekonomi sejatinya untuk mencerminkan "Apakah kita lebih baik atau tidak dari sebelumnya. Apakah kualitas hidup kita lebih baik atau tidak," tandasnya. DAS/ENY
Tags :
Kategori :

Terkait