Cegah Kematian Guru, Vaksinasi Harus Dipercepat

Senin 09-08-2021,14:39 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Dinas Pendidikan dan Kebudayaan  Kalimantan Timur mengungkap kabar memilukan di balik ganasnya wabah di daerah ini. Tercatat 120 tenaga pendidik akibat COVID-19. Kondisi itu kian memperparah tingkat kesenjangan antara kebutuhan dan ketersediaan tenaga pendidik di Benua Etam. Vaksinasi Harus Dipercepat

Nomorsatukaltim.com - Kepala Dinas Pendidikan Kaltim, Anwar Sanusi menerangkan, guru yang meninggal dengan indikasi terpapar Coronavirus Disease 2019 menyebar di semua daerah. Dari jumlah itu, mayoritas adalah guru Sekolah Menengah Kejuruan. "Hingga 27 Juli lalu, sebanyak 120 guru kita meninggal dunia," ucap Anwar Sanusi dalam Webinar Sempekat Pendidikan Kaltim, Sabtu (7/8). Kondisi ini, menurut Anwar Sanusi kian memperberat dunia pendidikan di Bumi Mulawarman. Pasalnya, Kaltim kehilangan begitu banyak tenaga pendidik di tengah kekurangan guru. Manurut data Disdikbud Kaltim, guru yang berstatus pegawai negeri sipil (PNS) di Kaltim saat ini tak lebih dari 700 orang. Sementara yang dibutuhkan jauh lebih besar. Bahkan, penambahan 400 guru berstatus PPPK (pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja) untuk Kaltim tahun ini disebut belum cukup untuk memenuhi kuota atau kebutuhan guru di Kaltim. "Tentu masih kekurangan. Itu pun belum dikurangi 120 guru yang telah meninggal dunia," ungkapnya. Realitas itu menurut Anwar, membuat kebijakan pemerintah menunda rencana penerapan pembelajaran tatap muka menjadi sangat tepat. "Tidak salah kalau gubernur sangat berhati-hati dan belum memberi lampu hijau untuk membuka pembelajaran tatap muka di sekolah-sekolah," tuturnya. "Kita sedih kondisi ini. Tapi itu jadi kehati-hatian kita dengan guru. Termasuk jaminan keselamatan anak didik kita jika tetap melakukan sekolah tatap muka," tandasnya. Berdasarkan data pokok pendidikan (Dapo) yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, jumlah guru di Kaltim sebanyak 26.062 orang. Yang terdiri dari 8.512 guru pria dan 17.550 guru wanita. Dari angka itu, 3.189 mengajar di SMK, 3.046 mengajar SMA, 5.900 guru SMP, dan 12.374 guru SD. Sisanya mengajar di SLB, SKB, PKBM, SPS, TPA, TK dan KB.

Tatap Muka Ditunda

Wakil Gubernur Kaltim, Hadi Mulyadi kembali menegaskan pemerintah secara resmi menunda Pembelajaran Tatap Muka (PTM).  Karena itu ia berharap para guru mampu membangun iklim belajar yang baik dan produktif. “Itulah kenapa setiap guru dituntut kreatif, bukan hanya semangat dan tekad kuat untuk mengajar,” ujar Hadi Mulyadi. Mantan legislator itu mengakui pembelajaran jarak jauh menimbulkan banyak tantangan. “Ini memang tantangan bagi kita semua, terutama para guru yang harus bisa menyesuaikan dengan situasi. Karena itu saya harap kita mampu membangun sistem pembelajaran yang relevan dan mampu diikuti peserta didik.” "Tentu ada masalah, juga hambatan. Namun, kreativitas guru tentu mampu membuat inovasi-inovasi dalam sistem serta pola materi pembelajaran bagi siswa didiknya," ungkap pria yang pernah 25 tahun menggeluti dunia pendidikan ini. Hadi Mulyadi mengapresiasi langkah para guru yang sudah memberi penugasan siswa secara kreatif. Seperti praktik siswa melalui video. Di Samarinda, Kepala Dinas Pendidikan, Asli Nuryadin menyediakan ‘pos’ pengaduan untuk menampung keluhan orang tua. Misalnya apabila ada guru yang dalam prosesnya cenderung lebih banyak memberi tugas ketimbang pemaparan materi kepada murid. Pengaduan orang tua, katanya, dapat diajukan melalui kepala sekolah, pengawas sekolah, hingga kontak whatsapp kepala dinas pendidikan. "Kami akan simpan identitas pelapor, lalu kami tindaklanjuti kepada kepala sekolah untuk mengedukasi guru yang bersangkutan. Supaya dalam suasana seperti ini (pandemi), metode pembelajaran jangan hanya memberikan tugas," ucap Asli Nuryadin. Asli mengklaim, sejak awal pihaknya juga telah mengimbau kepada para tenaga pendidik agar proses belajar mengajar tidak terpaku pada target-target capaian yang setara dengan target saat proses belajar mengajar dilakukan secara langsung tatap muka di sekolah. Menurutnya, target kurikulum bukan keharusan untuk dituntaskan oleh guru pada masa pembelajaran daring ini. Disdik mendorong agar pembelajaran daring menitikberatkan pada partisipasi murid. Sehingga yang paling dibutuhkan adalah bagaimana guru mampu menumbuhkan semangat belajar siswa-siswi.

Percepat Vaksinasi

Untuk menekan jumlah kematian akibat COVID-19, Gubernur Isran Noor menyatakan vaksinasi harus segera dilakukan kepada masyarakat. "Kalau pelaksanaan vaksinasi tidak masalah di daerah. Tetapi, kami inginkan adalah vaksin tersedia. Kaltim membutuhkan 2,5 juta dosis, untuk mencakup target vaksinasi mencapai 70 persen dari jumlah penduduk," sebutnya, dalam pernyataan resmi. Berdasarkan data Dinas Kesehatan, sampai Sabtu (7/8), Kaltim menargetkan vaksinasi kepada 2.874.401 warga. Dari jumla itu, baru  514.282 (17,89%) orang, menerima vaksinasi dosis pertama.  sedangkan cakupan vaksinasi dosis kedua baru 316.190 (11,00%). Pemerintah membagi sasaran vaksinasi menjadi 4 kelompok masyarakat, yakni sumber daya manusia kesehatan (SDMK), warga lanjut usia, masyarakat umum dan pelayan publik, serta kelompok remaja. Kelompok SDMK terdapat 28.218 sasaran, namun jumlah penerima vaksinasi lebih tinggi. Untuk Dosis I sebanyak 31.410 orang atau 111,31%. Sedangkan Dosis II sebanyak  28.820 penerima atau 102,13%. Sementara untuk Lansia, sebanyak 189.533 orang, petugas pelayanan publik, 284.193 sasaran.  Masyarakat rentan dan masyarakat umum, sebanyak 1.974.995 orang, dan remaja, 397.462 orang.  *DAS/YOS
Tags :
Kategori :

Terkait