Kasus COVID-19 di Pinggiran Mesti jadi Perhatian

Rabu 04-08-2021,00:08 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Meski Satgas Penanganan COVID-19 Kalimantan Timur mencatat penurunan kasus baru, situasi di daerah pinggiran belum menunjukkan tanda-tanda membaik. Lonjakan kasus baru dan paparan wabah memaksa penutupan fasilitas kesehatan.

Nomorsatukaltim.com - Penularan COVID-19 meledak di Kabupaten Kutai Barat. Daerah yang selama ini dianggap cukup aman dari penularan. Akibat merebaknya kasus corona, dua fasilitas kesehatan (faskes) ikut kewalahan. Bahkan, satu faskes terpaksa ditutup lantaran kekurangan tenaga kesehatan. Di tengah meningkatnya pasien, tinggal Rumah Sakit Umum Daerah Harapan Insan Sendawar yang bertahan. Akibatnya, rumah sakit pelat merah itu mulai kekurangan kamar perawatan. “Padahal RSUD HIS satu-satunya rumah sakit rujukan pasien COVID-19,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kubar, Rita Sinaga, Senin (2/8). Rumah sakit lain di Kubar, yakni RS Pratama Lingggang Bigung ditutup karena kekurangan nakes. Tak hanya kamar perawatan yang penuh, para nakes yang menjadi ujung tombak menangani pasien, mulai bertumbangan. Rumah sakit milik pemerintah itu punya 35 tenaga kesehatan yang terdiri dari 30 perawat dan 5 dokter. Sayangnya, saat ini sembilan orang menjalani isolasi mandiri karena terpapar Covid. “Tenaga kesehatan yang tersisa harus bekerja memantau pasien secara bergantian selama 24 jam,” kata Rita Sinaga. RSUD HIS punya 27 ruang rawat inap yang terdiri 25 ruang isolasi dan 2 ruang ICU.  Sampai kemarin, data Satgas COVID-19 menunjukkan jumlah pasien yang menjalani perawatan sebanyak 53 orang. Rumah sakit merawat pasien dengan menggunakan ruangan yang ada. Termasuk mendirikan tenda perawatan. Direktur RSUD HIS, Akbar mengatakan terbatasnya tenaga kesehatan hanya bisa diatasi dengan penambahan tenaga relawan. “Kondisi inilah, harus menjadi perhatian. Artinya, harus ada penambahan nakes lagi agar penanganan pasien COVID-19 bisa maksimal,” katanya. Akbar berharap, jika ada keingingan pemerintah merekrut tenaga relawan sudah saatnya diperlukan. Namun ketersediaan tenaga relawan ini, menjadi kewenangan Tim Satgas. Karena berkaitan dengan anggaran. “Kecuali kalau ada relawan yang bersedia tapi tidak dibayar,” paparnya. Terkait rekrutmen tenaga relawan, menurut Rita Sinaga, Pemkab Kubar masih sebatas rencana. Rencana itu akan dilakukan jika pasien positif COVID-19 terus meningkat. Untuk membantu nakes di RUSD HIS telah diperbantukan nakes dari Puskesmas terdekat. Jika pasien terus bertambah, maka perlu ada tambahan tenaga. Sehingga opsi merekrut relawan akan diambil. “Kita lihat nanti perkembangannya, jika terus bertambah banyak warga terkonfirmasi positif pasti ada langkah-langkah,” terangnya. Berdasarkan data Satgas COVID-19 Kaltim Senin (2/8), ada 128 tambahan kasus baru di Kubar dan 6 orang meninggal dunia. Angka ini merupakan tertinggi ketiga setelah Balikpapan (16), Kutai Timur (16). Dengan demikian secara keseluruhan terdapat 7.087 kasus, 142 meninggal dunia dan 4.828 sembuh. Sebanyak 2.117 menjalani perawatan. Selain Kubar, daerah pinggiran lain yang mengalami lonjakan kasus ialah Kabupaten Paser. Di daerah paling selatan itu, terjadi penambahan 3 kematian, dan 101 kasus aktif baru.

PPKM Diperpanjang

Dari Jakarta dilaporkan Presiden Joko Widodo memperpanjang pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) hingga 9 Agustus 2021. Keputusan ini berlaku bagi daerah yang menerapkan PPKM level 4. "Pemerintah memutuskan melanjutkan penerapan PPKM level 4 dari tanggal 3 sampai 9 Agustus di beberapa kabupaten/kota tertentu," kata Presiden Joko Widodo (Jokowi) seperti disiarkan langsung di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (2/8). Jokowi mengatakan PPKM level 4 yang diterapkan pada 26 Juli-2 Agustus telah membawa perbaikan di skala nasional dibanding sebelumnya. Perbaikan itu di antaranya terkait turunnya kasus konfirmasi harian, tingkat kasus aktif, tingkat kesembuhan, hingga persentase tempat tidur untuk perawatan pasien COVID-19. Jokowi meminta masyarakat tetap waspada terhadap virus Corona dengan menerapkan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Pemerintah juga akan memasifkan kegiatan 3T atau tracing, testing, dan treatment. "Walaupun sudah mulai ada perbaikan namun perkembangan kasus COVID-19 masih sangat dinamis dan fluktiatuf. Sekali lagi, kita harus terus waspada dalam melakukan berbagai upaya untuk mengendalikan kasus COVID-19 ini," ujarnya Jokowi mengatakan pemerintah berusaha mengurangi beban masyarakat akibat berbagai pembatasan mobilitas dan aktivitas sosial ekonomi. Pemerintah, lanjutnya, tetap mendorong percepatan dalam penyaluran bantuan sosial (bansos) untuk masyarakat, program keluarga harapan (PKH), bantuan sosial tunai (BST), dan BLT desa," katanya. Merespons kebijakan pemerintah pusat, Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud menyebut akan menyesuaikan kebijakan. Sambil menunggu aturan baru diterbitkan, Balikpapan masih menerapkan aturan yang diberlakukan saat ini. “Aturan yang akan diterapkan masih seperti yang berlaku saat ini,” kata Ketua Satgas COVID-19 Balikpapan itu. Sementara Wali Kota Samarinda, Andi Harun menyatakan masih menunggu arahan Presiden dan Instruksi Menteri Dalam Negeri. Andi Harun mengakui PPKM Level 4 telah berakhir kemarin. “Perpanjangan PPKM Level 4 ataupun tidak, tergantung dari angka positif, kesembuhan, dan kematian,” kata Andi Harun dalam keterangannya. “Sebenarnya indikator untuk lepas (PPKM Level 4) sudah terpenuhi. Tapi semua kebijakan dari pemerintah pusat," ujarnya. Indikator yang dia maksud adalah menurunnya angka kasus harian, meningkatnya angka kesembuhan, menurunnya angka kematian, serta persentase BOR. Ia mengeklaim penerapan PPKM Level 4 berjalan cukup efektif, meski belum maksimal. Karena itu, ia meminta dukungan masyarakat mematuhi aturan. "Kebijakan PPKM adalah upaya pemerintah yang diputuskan Bapak Presiden untuk daerah sebagai instrumen pengendalian COVID-19," paparnya. "Kita tunggu saja apa petunjuk dari pemerintah pusat hari ini," tambahnya. Sembari menunggu arahan nasional, status pedagang, disebut Andi Harun, sementara ini tetap mengikuti kebijakan sebelumnya. "Kami harus seimbang dalam melihat kegiatan ekonomi masyarakat. Memang sudah ada pelonggaran sedikit dari Bapak Presiden," ujar Andi Harun. Sampai kemarin, jumlah kasus harian bertambah 1.086 kasus dengan kematian 51 orang. Jumlah yang dirawat turun 926 orang dan sembuh mencapai 1.961. Jika dibanding beberapa hari sebelumnya, jumlah kematian terus menurun. *LUK/YOS
Tags :
Kategori :

Terkait