Pesisir Selatan Paling Berlimpah

Selasa 22-10-2019,13:13 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Aktivitas pendaratan ikan di TPI Sambaliung, Senin (21/10).(FERY SETIAWAN) Tanjung Redeb, Disway – Produksi ikan di Kabupaten Berau, cukup tinggi di Kalimantan Timur (Kaltim). Setiap hari, produksi di Tempat Pendaratan Ikan (TPI) Sambaliung dan TPI Talisayan, mencapai 40 hingga 50 ton. Tongkol dan Tuna mendominasi. Berdasarkan data Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) Sambaliung, dalam tiga tahun terakhir nilai produksi ikan mencapai lebih dari Rp 20 miliar. Pada tahun 2016 produksi ikan atau hasil tangkapan nelayan mencapai 745.214 Kg atau setara 745,2 ton dengan nilai Rp 22,9 miliar, di tahun 2017, produksi meningkat 968.536 Kg atau 968,5 ton dengan nilai Rp 28,1 miliar, dan pada tahun 2018, mengalami sedikit penurunan 834.049 Kg atau 834 ton, namun nilai produksinya justru mengalami peningkatan menjadi Rp 28,7 miliar. Sementara itu, jika TPI Sambaliung hanya 2-3 ton per hari produksinya karena pendaratan ikan hanya berasal dari Batumbuk, Semanting, Maratua, Derawan dan Mantaritip. Berbeda halnya dengan TPI Talisayan, produksi mencapai 40-50 ton ikan per harinya. Koordinator PPI Sambaliung Bidang Perikanan Tangkap, Dinas Kelautan dan Perikanan Kaltim, Muhammad Salman menuturkan, potensi laut Kalimantan Timur sangat besar. Disebutkannya, dengan luas perairan Kalimantan Timur yang mencapai 22.375 Km, dan jumlah 205 pulau, membuat hasil produksi perikanan laut mencapai lebih dari seratus ribu ton dan sungai sekitar 40 ribu ton. Misalnya saja pada data tahun 2017, produksi laut sebesar 103.752,4 ton, dan sungai 42.291,9 ton. Lanjut Salman, kegiatan usaha perikanan di Kabupaten Berau saat ini, baik skala industri maupun kecil tidak terlepas dari peran PPI Sambaliung. Meski tidak semua melalui TPI Sambaliung, untuk beberapa daerah yang terbiasa menggunakan jalur darat akan langsung mendistribusikan hasil tangkapannya ke pengepul ataupun ke pasar. Namun, nelayan tetap melaporkan hasil tangkapannya untuk dilakukan pendataan. “Biasanya ada saja nelayan yang melakukan pendaratan di dermaga-dermaga lain, dengan alasan tertentu,” ungkapnya kepada DiswayBerau. Untuk tangkapan ikan didata pihaknya, sekitar 2-3 ton per hari. Komoditas terbanyak saat ini di dominasi oleh ikan dari suku Scombridae. Seperti Tongkol, Southern Bluefin Tuna, Bigaye Tuna, dan Tuna Sirip Kuning. Selain itu, untuk jenis tangkapan nelayan lainnya, seperti Bandeng, Kembung, Layang, Udang, berbagai ikan perairan dalam, seperti Kerapu, Kakap Merah, dan lain-lain. “Komoditas terbaik dari perairan Berau, ialah ikan Tuna dan Tongkol,” jelasnya. Salman mengatakan, pendisitribusian hasil tangkapan nelayan tidak hanya tersebar di Kabupaten Berau saja. Terdapat beberapa daerah penyebaran. Untuk jenis Layur ke Surabaya, Udang ke Tarakan, dan Tuna ke Bontang. Bahkan ada yang ke luar negeri. “Pengirimannya tidak dilakukan setiap hari, tergantung kebutuhan pasar,” ucapnya. Di perairan Kabupaten Berau, kapal nelayan yang terdata pihaknya ada 26 unit, 10 di antaranya merupakan nelayan andon yang berasal dari Balikpapan dan Nunukan. Mayoritas nelayan andon tersebut telah berdomisili di beberapa kampung di sekitaran perairan Berau. “Kebanyakan juga telah menikah dengan warga Berau yang ada di Kampung Teluk Semanting dan Kampung Pagat Batumbuk,”katanya. Pendaratan ikan di TPI Sambaliung, menurutnya tak maksimal, yang menjadi kendala para nelayan karena kondisi pelabuhan yang kecil dan biasanya dipengaruhi pasang surut air sungai, sehingga kapal dengan kapasitas besar tidak bisa masuk untuk melakukan pembongkaran ikan di TPI. Di Talisayan, TPI dikelola oleh Badan Usaha Milik Kampung (BUMK). Lain halnya TPI Sambaliung yang dikelola Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kaltim. Ketua BUMK Talisayan, Khairil, membenarkan hasil tangkapan ikan yang terdata di TPI Talisayan, per harinya mencapai puluhan ton, dengan berbagai jenis ikan. “Biasanya kalau cuaca bagus dan mendukung itu berkisar 40 sampai 50 ton ikan per hari. Kalau cuaca buruk, dan bulan terang itu kami sebut sepi ikan, karena hanya sekitar 1 ton lebih saja,” ungkapnya, Senin (21/10). Jenis ikan yang didaratkan nelayan di TPI Talisayan, tak berbeda pada umumnya. Seperti ikan Tongkol, Layang, Putih, hingga Kakap. Hanya saja, yang mendominasi adalah ikan Tongkol dan Layang Dijelaskannya, untuk harga ikan Tongkol sendiri per kilogramnya berkisar Rp 20 sampai 25 ribu per kilogram. Sementara ikan Layang berkisar Rp 10 ribu per kilogram, kakap dan putih sekitar Rp 25 dan 30 ribu per kilogram. “Kalau lagi banjir (banyak), itu harganya normal. Namun ketika lagi sulit, harganya untuk ikan Tongkol bisa sampai Rp 30 ribu, dan layang bisa sampai 15 ribu rupiah,” bebernya. Kampung Talisayan sudah cukup lama dikenal sebagai kampung penghasil ikan laut segar, dibanding wilayah lainnya. Bahkan, pengepul dari berbagai daerah, seperti Kutim, Samarinda, hingga Balikpapan, juga memasok ikan dari kampung yang berada di pesisir selatan Berau tersebut. Bahkan, setiap pagi belasan kendaraan roda empat, motor pengepul menunggu ikan yang didaratkan di TPI yang berada di RT 3 itu. “Banyak juga ikan dari Talisayan itu pasarkan ke daerah sekitar, bahkan sampai ke Bulungan di Kaltara. Dari jumlah ikan yang masuk di TPI, itu total sekitar 50 persen dijual ke luar daerah termasuk ke Ibu Kota Tanjung Redeb. Sementara 50 persen lainnya di pasarkan di Talisayan,” terangnya. Berdasarkan informasi yang diterima, setidaknya ada 213 orang yang berprofesi sebagai nelayan, jumlah itu juga termasuk para ABK kapal penangkap ikan. Untuk kapal yang digunakan menangkap ikan mayoritas berukuran dibawah 5 GT, sementara yang ukuran 5 GT ke atas hanya berjumlah sekitar 20 unit. Ada beberapa cara yang digunakan nelayan di sana dalam menangkap ikan, diantaranya menggunakan bagan kapal, pancing dan jaring. Di Talisayan juga dilarang keras menggunakan alat tangkap perusak lingkungan seperti bom ikan dan potassium. “Talisayan juga merupakan penyumbang ikan laut segar untuk masyarakat Berau,” bebernya. Dikatakannya juga, untuk penjualan ikan Talisayan kini telah dipusatkan di TPI Talisayan, hal itu agar pedagang dan penjual lebih tertib, serta menciptakan lingkungan Kampung Talisayan menjadi lebih bersih dan rapi.“Kami juga lebih melakukan pengawasan,” terangnya. Sementara itu, Sekretaris Dinas Perikanan Berau, Yunda Zuliarsih mengatakan, untuk pemenuhan ikan di Kabupaten Berau sudah mencukupi. Ia juga menyampaikan, untuk produksi hasil perikanan dari tangkapan laut berkisar di angka 5.000 ton per 3 bulan, sementara sektor budidaya berkisar 500 ton per 3 bulan. Dimana penangkapan ikan terbesar ada di wilayah pesisir Berau selatan dan utara. “Produksi masih mencukupi. Dan memang ikan-ikan yang dihasilkan itu untuk memenuhi permintaan pasar dan masyarakat. Masyarakat juga saat ini semakin gemar memakan ikan, khususnya ikan laut untuk pemenuhan gizi. Kalau untuk target konsumsi ikan, sebesar 61,62 kg perkapita tahun ini,” jelasnya. (*FST/*/ZZA/APP)

Tags :
Kategori :

Terkait