Kutim, nomorsatukaltim.com – Dua perusahaan besar di Kutai Timur, yakni PT Pamapersada Nusantara distrik KCPB bersama PT Kaltim Prima Coal (KPC). Berkolaborasi guna menjalankan program sharing knowledge tentang tata cara pembukuan usaha. Kepada pelaku UMKM di Kecamatan Bengalon.
Untuk mempercepat roda ekonomi. Pemerintah, baik pusat maupun daerah dalam beberapa tahun terakhir telah mencetak banyak sekali wirausahawan. Melalui program pelatihan berkala, masyarakat dididik untuk mandiri. Mengelola sumber daya yang ada di sekitar untuk dijadikan produk bernilai tinggi.
Sinergitas bersambut, lembaga keuangan milik negara maupun swasta turut masuk ke ranah tersebut. Dengan menawarkan kemudahan kredit usaha.
Namun dari proses ini, masih banyak pelaku UMKM yang kebingungan di tengah jalan, lalu sulit berkembang. Ada yang memilih bertahan, ada pula yang menyerah. Masalah yang paling sering ditemui adalah, pelaku UMKM tak memiliki pengetahuan yang cukup untuk memasarkan produknya. Karena selama ini mereka dicetak sebagai produsen.
Satu lagi masalah yang tak kalah pelik adalah kebanyakan pelaku UMKM tak mampu mengelola finansial usaha. Mencampur dana usaha dan pribadi. Serta tak pernah benar-benar tahu berapa laba bersih yang didapat. Sehingga berdampak pada perkembangan usaha.
Faktor terakhir disadari oleh PAMA KPCB dan PT KPC. Setelah berunding, kedua perusahaan besar tersebut bersepakat menjalin kolaborasi. Untuk melatih para pelaku usaha di Bengalon tentang cara mencatat dan mengelola dana usaha.
Program sharing knowledge ini disambut baik oleh masayarakat setempat. Namun karena pandemi, hanya 17 pelaku UMKM yang hadir pada pelatihan yang berlangsung di Aula Pertemuan Base Camp KPC-BCRD Bengalon tersebut.
Finance & Administration Staf di PT Pamapersada Nusantara distrik KCPB, Febianto Rejeki yang didapuk sebagai narasumber mengatakan, tujuan program ini adalah untuk menambah wawasan wirausaha yang benar untuk pelaku UMKM di Bengalon. Agar di masa sulit seperti sekarang, mereka dapat bijak mengelola anggaran usaha. Dan untuk melakukannya, tentu harus paham dulu alur pencatatan keuangannya.
“Jadi kami bermaksud untuk berbagi pengetahuan mengenai pencatatan keuangan dalam usaha yang dijalankan pelaku UMKM di Bengalon,” ucapnya.
Apabila pencatatan keuangan sudah rapi, Febi bilang para pelaku usaha secara otomatis bakal mengerti kondisi finansial usaha yang sebenarnya. Dan setelah itu, para pelaku usaha akan lebih mudah mengambil langkah penting berikutnya. Seperti mengembangkan usaha, atau menerapkan mode bertahan yang tepat.
“Jadi pelaku usaha bisa menentukan keputusan finansial usaha untuk keberlangsungan UMKM mereka.”
“Pelaku UMKM diharapkan bisa melihat perkembangan usaha mereka seperti apa. Selain itu akan mempermudah dalam mengambil keputusan untuk lebih mengembangkan usaha ke depannya,” tandasnya. (adv/bct/ava)