Mimpi Angkasa dan Banjir Samarinda

Jumat 11-06-2021,09:37 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

"Kalau bisa masuk Buku Museum Rekor Indonesia (MURI) maka Jembatan Mahkota II adalah kategori yang terpanjang, dalam artian paling lama waktu pembangunannya"

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Ungkapan itu dilontarkan Angkasa Jaya Djoerani, politisi kawakan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Anggota DPRD Samarinda itu resah dengan konsistensi pemerintah dalam menyelesaikan setiap persoalan. Pembangunan Jembatan Mahkota II itu contohnya. Jika membangun sebuah jembatan saja butuh waktu puluhan tahun, apalagi dalam penanganan banjir. Yang tentunya jauh lebih kompleks. Anggota legislatif tiga periode menganggap persoalan banjir sebagai pekerjaan rumah yang paling utama, yang tak kunjung bisa diselesaikan pemerintah. "Itu yang saya perjuangkan terus, dengan pemerintah. Agar bagaimana berkonsentrasi mengatasi banjir. Bukan hanya menjadikan isu ini sebagai pembicaraan politik semata. Tapi jadi kebijakan yang benar-benar tuntas. Bukan kebijakan yang sepotong-sepotong," kata Angkasa. Ia sebenarnya sudah cukup gerah. Selama ini pemerintah mengetahui isu utama kota ini adalah banjir. Tetapi menurut penilaiannya, upaya mengatasi baru hanya setengah-setengah. "Misalnya bangun polder sekian banyak, tapi masalah banjir tidak pernah tuntas." "Jadi saya berharap kepada pemerintahan kali ini, konsentrasi kita mengatasi banjir sampai betul-betul tuntas," imbuh pri yang menjadi langganan pimpinan komisi ini. Angkasa Jaya mulai duduk di Parlemen Samarinda pada periode 2004-2009. Sebagai ketua komisi IV yang membidangi kesejahteraan rakyat, pendidikan, kesehatan dan olahraga. Periode berikutnya; 2009-2014, ia kembali memenangi satu kursi dalam pemilihan legislatif, dan ditunjuk memimpin komisi II. Yang mengampu bidang ekonomi, anggaran dan keuangan. Ia hanya rehat satu periode sebagai wakil rakyat Samarinda. Yakni periode 2014-2019. Namun ia tetap pada jalannya; sebagai politisi. Angkasa Jaya merupakan salah satu politisi yang paling loyal kepada partai. Ia tak pernah tercatat hengkang atau menyeberang partai, semenjak terjun ke gelanggang perpolitikan. Hal yang merupakan satu pencapaian tersendiri bagianya. "Dari dulu di PDIP. Sekarang saya PDIP. Tidak pernah berubah. Tetap PDI Perjuangan," ucapnya kala berbincang dengan Disway Kaltim, Kamis (10/6). Kelahiran Balikpapan 6 November 1961 ini memiliki latar belakang pendidikan sarjana kehutanan, yang diperoleh dari Universitas Mulawarman. Selain itu, ia juga tercatat memiliki gelar magister, bidang administrasi manajemen bisnis. Dan saat ini, ia mengaku sedang dalam proses menyelesaikan magister keduanya, di bidang sosial, masyarakat dan politik. Bicara soal nilai yang diperjuangkan sebagai politisi. Sekretaris DPC PDIP Samarinda ini lantang menyebut; selalu berbicara tentang kepentingan rakyat. "Karena itu memang daulat atau amanah yang diberikan partai kami; PDIP. Untuk selalu berjuang bagaimana kita berada di masyarakat sebagai perpanjangan tangan masyarakat dan penyambung lidah rakyat di level pemerintah," ujar suami Devi Dwi Agusyhera ini.

Semangat Baru dalam Pemerintahan Baru

Angkasa Jaya menyambut transisi kepemimpinan di Samarinda dengan penuh optimisme. Ia melihat ada semangat baru. Ada sebuah paradigma baru yang dibawa pasangan Andi Harun-Rusmadi Wongso. "Makanya kami terus terang antusias," katanya. Satu contoh bahwa pemerintahan baru ini membawa spirit baru, kata dia, ialah sikap terbuka wali kota dan wakil wali kota. Dalam menjalin sinergi dan menerima masukan-masukan wakil rakyat. "Rekomendasi kami disambut baik wali kota. Makanya, saya katakan harus saya berikan reward kepada pemerintah kota. Mudah-mudahan berlanjut seperti itu," harap Angkasa. Ia berharap agar rekomendasi dewan kepada pemerintahan kota bukan sekadar angin lalu. Tapi disikapi, dan ditindaklanjuti. Karena menurutnya, begitulah pemerintahan sebenarnya harus bekerja. Sebab bagaimanapun DPRD adalah bagian dari pemerintahan. Angkasa Jaya turut memberi penilaian kinerja dalam 100 hari kerja wali kota dan wakil wali kota. Walaupun belum bisa langsung terlihat hasil akhirnya, namun ia memberi apresiasi pada permulaannya. "Sambil berproses, kita berharap sikap dan tindakan yang telah dilakukan wali wota dan wakil wali kota dapat menghasilkan sesuatu yang memang diharapkan oleh masyarakat," Di samping itu, Angkasa juga memberi penekanan pada rencana anyar pemkot membangun terowongan untuk memecah masalah kemacetan lalu lintas di Jalan Otto Iskandar Dinata. Ia mengatakan bahwa hal itu merupakan satu ide yang luar biasa. Yang membuat dewan terperangah mendengarnya. Sebab selama ini, katanya, mimpi para anggota legislatif untuk menyelesaikan masalah itu adalah membangun flyover. "Tapi ketika Pak Andi Harun, menyatakan bahwa Pemkot akan membangun terowongan. Terus terang kami terperangah."Ia mengaku dewan mendukung gagasan baru itu. Tetapi tetap pada fungsinya, memberikan catatan. Dan menyatakan bahwa DPRD tetap akan konsentrasi bagaimana Samarinda terbebas dari banjir.(*)   Pewarta: Darul Asmawan 
Tags :
Kategori :

Terkait