Efek Bangar, Produksi Air Perumda Tirta Mahakam Turun 25 Persen

Jumat 11-06-2021,07:30 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

KUKAR, nomorsatukaltim.com - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Mahakam terpaksa mengurangi jumlah produksi air bersih untuk beberapa hari ke depan. Ini tidak lain karena fenomena air Sungai Mahakam yang bangar beberapa hari terakhir. Saat ini, lebih memilih fokus meningkatkan kualitas air agar aman dan nyaman dikonsumsi pelanggannya.

Direktur Utama Perumda Tirta Mahakam, Suparno mengatakan, produksi mereka turun sekitar 25 persen selama Sungai Mahakam masih bangar. Seperti di Water Treatment Process (WTP) Sukarame, yang biasanya menghasilkan atau memproduksi 120 liter air bersih perdetik, kini menjadi 90 liter air bersih perdetik di tiap WTP-nya.

Pengurangan produksi ini, diimbangi dengan peningkatan penggunaan bahan kimia dalam proses pengolahannya. Sehingga laik dikonsumsi pelanggan. Tentu menyebabkan biaya produksi meningkat. Namun yang masih jadi persoalan saat ini, air yang dihasilkan sudah jernih, namun warnanya yang dihasilkan masih berwarna kecoklatan.

Selain itu, proses pendistribusian pun bakal terganggu sementara waktu, karena pengurangan jumlah produksi. Terutama ke daerah-daerah yang posisinya dataran tinggi.

"Yang tadinya mungkin bisa 24 jam karena kapasitasnya turun, bisa malam hari mengalir atau sebaliknya," ujar Suparno pada Disway Kaltim dan nomorsatukaltim.com, Kamis (10/6/2021).

Sehingga, ia pun berharap kondisi Sungai Mahakam bisa kembali pulih seperti biasanya. Tentunya dengan bantuan hujan berintensitas tinggi di daerah hulu mahakam. Karena hanya itu yang bisa merubah dan memperbaiki kondisi air.

Diketahui, air Sungai Mahakam yang menjadi sumber baku ini setelah diproses dan difilterisasi, akan didistribusikan ke reservoir atau penampungan sementara yang ada di Jalan Pattimura dan Jalan APT Pranoto. Kemudian didistribusikan kepada pelanggan.

SIAPKAN RP 15 MILIAR

Dari tiga lokasi WTP yang saat ini dikelola Perumda Tirta Mahakam untuk pelanggan di Tenggarong. WTP Bekotok yang paling serius penanganannya. Dibandingkan WTP Sukarame dan WTP Bukit Biru. Dikarenakan sumber air baku yang digunakan, yakni Sungai Bekotok yang merupakan anak Sungai Mahakam itu, sumber airnya berasal dari pehuluan mahakam. Yang kebanyakan membawa limbah dari aktivitas pertambangan atau perkebunan kelapa sawit.

Sehingga Suparno mengatakan, akan menghubungkan aliran antara WTP Bekotok dan Bukit Biru. Dan menjadikan WTP Sukarame sumber utama air baku yang berasal dari perairan Mahakam langsung.

"Strateginya melakukan pemindahan jaringan ke WTP Sukarame," lanjut Suparno.

Berbicara anggaran, Suparno memperkirakan hampir mencapai Rp 15 miliar. Namun perlu pendampingan dari APBD Kukar dan APBD Kaltim. Jika dukungan tersebut terealisasi, Suparno memastikan persoalan tersebut teratasi dengan baik dan cepat. (mrf/zul)

Tags :
Kategori :

Terkait