nomorsatukaltim.com - Kabupaten Paser resmi menjadi tuan rumah Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Kaltim XVI-2021. Keputusan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur diambil setelah Berau menyatakan mundur sebagai tuan rumah. Popda Kaltim XVI Kabupaten Paser akan dilaksanakan pada November atau Desember tahun ini.
Di satu sisi, keputusan itu disambut gembira masyarakat Kabupaten Paser. Tapi pada bagian lain juga menimbulkan kekhawatiran. Apalagi kalau bukan alasan venue dan akomodasi atlet.
Anggota DPRD Paser, Lamaluddin mengatakan, sejauh ini pelaksanaan Popda masih menunggu persetujuan Gubernur Isran Noor. Meskipun sudah diputuskan dalam rapat koordinasi para kepala dinas olah raga bulan April 2021.
Menurut Lamaludin, keputusan Paser mengajukan diri sebagai tuan rumah seperti menunggu bom waktu. Karena sarana dan prasarana olah raga masih banyak yang harus dibenahi.
"Jangan saat mau ada kegiatan (gelaran akbar) baru sibuk. Ini jadi bom waktu, kalau memang jadi. Melihat kesiapan ini," katanya. Mestinya, kata dia, venue pertandingan disiapkan secara bertahap.
Politisi Demokrat itu menilai perhatian pemerintah kabupaten akan olah raga belum menjadi prioritas. Saat pembahasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) ia keras menyampaikan , perhatikan olahraga . Namun , min i m respon .
"Saat penyusunan dan pembahasan RPJMD, saya keras sampaikan. Kayanya, tidak ada respon dengan olah raga ini dari dulu," tambahnya melanjutkan obrolan.
Tak ingin terjadi bom waktu. Ia pun meminta kepada seluruh pengurus cabang (Pengcab) olah raga untuk duduk bersama, berkoordinasi membahas persoalan itu.
"Kalau memang mau. Pengcab-pengcab ini bisa silaturahmi dan bahas olahraga ini. Jangan sudah mau kegiatan. Baru mau masak, karena tak ada nasinya," urai Lamaluddin mengibaratkan.
Pastinya, selain membahas venue dan fasilitas penunjang lainnya sebagai tuan rumah Popda ke XVI Kaltim. Bakal mengerucut pada anggaran. Pun dengan atlet, serta penginapan atau mes yang di tempati oleh kontingen dari luar daerah.
"Walaupun anggarannya belum ada. Cuma dari awal harus dibahas, bagaimana solusinya. Jangan nanti mau kegiatan, baru cari duitnya. Belum penyertaan atlet dan penginapan. Secepatnya kami meminta hearing dengan pemerintah daerah. Ya, jangan dekat kegiatan baru ribut," kata Kepala Desa Jone dua periode itu.
BERAWAL DARI PASAR
Kegigihan Lamaludin memerjuangkan kemajuan olah raga, tak lepas dari latar belakangnya. Anggota Komisi II ini banyak ditempa dari pengalaman hidup.
Jauh sebelum jadi wakil rakyat, Lamaluddin hidup dengan berdagang. Kemudian garis tangannya mengantarkannya menerima amanah. Menjabat kepala desa Jone, Kecamatan Tanah Grogot.
Ia selalu bermimpi, bagaimana yang didambakannya jadi kenyataan. Salah satu dari keinginannya telah terwujud. Yakni, wakil rakyat di Gedung Parlemen.
Ia baru menjadi anggota legislatif. Periode 2019 - 2024. Meski tergolong "pendatang baru" di DPRD Paser. Tapi suara Lamaludin, selalu terdengar lantang. Khusunya saat rapat dengar pendapat (RDP), baik dengan organisasi perangkat daerah (OPD) ataupun lainnya.
Setiap hearing, ia sangat jarang, mungkin tak pernah sama sekali, tidak bersuara. Memberikan pandangan, masukan hingga solusi. Jangan heran, jika suaranya sangat keras dan lantang. Saat hadir di pembahasan di ruang rapat Bappekat DPRD Paser. Itulah sedikit gambaran tentang dia.
Ya. saat ini, Lamaludin sebagai anggota Komisi II DPRD Paser. Setidaknya 11 OPD yang dibidangi. Salah satunya, masalah olahraga. Dibawah Dinas Pemuda, Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Paser. (asa/yos)