Hilangnya Ikan dan Rasa Aman Akibat Lenyapnya Air Bendali Telaga Sari

Senin 24-05-2021,09:02 WIB
Reporter : Yoyok Setiyono
Editor : Yoyok Setiyono

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Bendali Telaga Sari bikin heboh, pekan lalu. Bendungan pengendali banjir di Kelurahan Telaga Sari, Balikpapan Tengah, tiba-tiba mengering. Air yang biasa menggenangi waduk di pusat kota itu lenyap dalam semalam. Sepekan berlalu, pemerintah belum menemukan penyebab hilangnya air di Bendali Telaga Sari.

Bendali Telaga Sari, selain menjadi pengendali banjir di wilayah Gunung Sari Ilir, selama ini juga menjadi tempat rekreasi. Bagi mereka yang gemar memancing, waduk berkapasitas 51 ribu meter kubik ini menjadi salah satu spot tujuan. Nyaris setiap hari, ada saja yang melempar kail. Ini juga diakui Anwar, 31 tahun. Warga Telaga Sari ini menyebut bendungan tersebut menyimpan beraneka ikan air tawar. Ada nila, ikan gabus, patin dan lele. Kawasan tersebut juga menjadi habitat kadal besar seperti biawak. "Lha, terus ke mana ikan-ikannya ya?" kata Anwar. Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi ternyata sempat memikirkan hal yang sama. "Itu pertanyaan saya juga," ujarnya. Tentu saja itu bukan pertanyaan serius. Apalagi, saat memantau bendali, Rizal tengah berupaya mencari sebab dan solusi fenomena itu. Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Balikpapan Tommy Alfianto, memerkirakan ikan-ikan di waduk itu ikut larut pada lubang-lubang di dasar fondasi waduk. “Ikannya ikut tersedot dalam lubang yang menguras air di bendali ini," katanya. Sementara soal penyebab munculnya lubang di dasar waduk, Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Balikpapan Andi Yusri Ramli, masih melakukan investigasi mendalam. Jika benar ada kerusakan pada konstruksi bendali, maka ada kemungkinan menyebabkan potensi bencana seperti air bah atau longsor yang harus diwaspadai masyarakat sekitar. "Potensinya ada saja. Tapi secara kasat mata belum ada penurunan, retakan (pada konstruksi bendali) tidak ditemukan sementara ini. Makanya yang menjawab yang pasti kita tunggu investigasi," katanya. Ia berharap masyarakat tidak menyimpulkan kondisi terkini Bendali Telaga Sari, sebelum ada kepastian penyebab fenomena kekeringan air di waduk tersebut, dari sumber-sumber rujukan resmi pemerintahan maupun instansi terkait. "Karena kita takut warga salah persepsi," imbuhnya. Dalam investigasi awal, Pemkot Balikpapan menemukan kerusakan di dasar Bendali Telaga Sari  yang membentuk lubang atau piping secara alami di dasar fondasi pintu pelimpah air bendali. Disebutkan ada 10 lubang ditemukan. Lubang-lubang inilah yang diyakini menjadi penyebab hilangnya air bendali Bendali Telagasari. Untuk menahan resapan air, Dinas PU Balikpapan telah menutup lubang-lubang tersebut dengan sandbag, material nonpermanen. Otoritas juga membiarkan pintu air terbuka, sehingga tidak ada air tertampung di bendali. Dinas PU Balikpapan juga akan terus menyelidiki penyebab lain hilangnya air di bendali yang pernah ambruk 14 tahun silam itu. Termasuk berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai Kalimantan III di Samarinda untuk menentukan penanganan kerusakan. Diperkirakan investigasi ini akan memakan waktu sebulan. “Kami juga harus cari tahu ke mana air di bendali ini bermuara,” timpal Kepala Dinas PU Balikpapan, Andi Yusri Ramli. Akibat peristiwa ini, sedikitnya ada warga di tiga RT yang rawan terdampak musibah. Wilayah yang dimaksud yakni RT 47, RT 48, dan RT 49 Gunung Sari Ilir. Jumlah warga yang menghuni kawasan itu mencapai ratusan. Ahmad Ghazali, warga RT 49 yang pernah menjadi korban bah dari bendali mengaku cukup khawatir. “Khawatir, takutnya kejadian 2007 terulang lagi, longsor. 2019 luapan air. Pernah meluap lewati sisi bendungan. Over kapasitas, sampai gorong gorong lepas. Beberapa rumah amblas, ada yang tanahnya terangkat,” katanya. Pada 2007, Bendungan Telaga Sari itu ambrol, menyebabkan belasan rumah rusak berat, beberapa di antaranya hanyut. Kemudian pada 2019, hujan deras menyebabkan air meluap, membanjiri permukiman yang berada di bawahnya. Musibah itu menyebabkan tiga orang meninggal dunia, termasuk orang tua Ghazali. Selain khawatir kondisi beberapa tahun terulang, saat ini warga di bawah waduk juga merasakan pusing akibat bau menyengat. Hal itu karena air bendali menampung limbah rumah tangga. “Dampaknya pusing, dan bau. Endapan limbah rumah tangga banyak turun ke permukiman,” imbuh Ghazali. (ryn)
Tags :
Kategori :

Terkait