Utamakan Kepercayaan, Kowapi Eksis 35 Tahun

Sabtu 01-05-2021,00:42 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Dikatakan Ketua Kowapi Balikpapan, Suharti, koperasi bisa berkembang dan bertahan jika anggotanya memiliki semangat koperasi. Keberhasilan koperasi terletak pada para anggotanya. Anggota tidak hanya sebagai pengguna, namun mereka juga harus mempunyai rasa memiliki koperasi.

Balikpapan, nomorsatukaltim.com - Koperasi dituntut untuk  mampu beradaptasi dengan zaman. Hal ini dilakukan agar salah satu penyokong perekonomian rakyat itu tetap eksis. Sejumlah strategi pun harus disiapkan agar tidak tergusur dengan lembaga serupa. Hal itu pula yang terus dilakukan Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (Kowapi) Balikpapan. Dikatakan Ketua Kowapi Balikpapan, Suharti, koperasi bisa berkembang dan bertahan jika anggotanya memiliki semangat koperasi. Keberhasilan koperasi terletak pada para anggotanya. Anggota tidak hanya sebagai pengguna, namun mereka juga harus mempunyai rasa memiliki koperasi. "Strateginya saya kira sama. Koperasi ini harus benar-benar dikelola seperti anak sendiri. Pengurus yang harus memiliki rasa tanggung jawab, terutama ketua. Ada juga team work yang solid antara anggota, pengurus, dan pengelola," katanya saat ditemui di kantornya kemarin (29/4) di kawasan Gunung Sari. Koperasi, lanjutnya, adalah suatu organisasi bersama yang berasaskan kekeluargaan. Kekuatan koperasi yang berdiri sejak tahun 1986 ini terletak pada sifat persekutuannya yang berdasarkan tanggung jawab bersama, solidaritas, dan permodalan yang dilakukan secara gotong royong. "Dana yang digulirkan murni modal sendiri dari simpanan anggota. Saat ini ada modal sebesar Rp 1,5 miliar. Separuhnya simpanan anggota, separuhnya dana simpanan," ujarnya. Selama 25 tahun menjabat sebagai ketua Kowapi, perempuan yang pernah menjadi wakil rakyat di Kota Minyak ini setiap tahunnya menyisihkan 15 persen dari keuntungan yang didapat koperasi. Dana ini digunakan sebagai dana cadangan, utamanya untuk membayar utang, ketika koperasi kolaps. "Tapi, alhamdulillah, sampai hari ini koperasi enggak ada utang. Koperasi ini dibangun dengan kemandirian," terang Harti. Kowapi Balikpapan merupakan koperasi yang memberikan pinjaman khusus untuk para UMKM yang tergabung dalam Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (Iwapi). Pinjaman yang diberikan tanpa agunan, mulai dari Rp 5 juta hingga Rp 25 juta. Dalam sebulan, Kowapi Balikpapan menggelontorkan dana pinjaman antara Rp 150 juta hingga Rp 200 jutaan. "Karena tidak ada agunan, sistem kepercayaan ini utama. Pinjaman ini hanya diperuntukkan anggota Iwapi. Sampai bulan Maret lalu, kami sudah memiliki 170 anggota," ungkap perempuan yang tetap fit di usia yang tak lagi muda ini. Jumlah anggota, lanjutnya, meningkat dibandingkan sebelum pandemi COVID-19 yang hanya 125 anggota. Virus yang menyerang hampir tersebar di seluruh dunia ini telah memunculkan perempuan perkasa yang ikut membantu perekonomian keluarga. "Berkaca tahun 1998, yang bisa bertahan kan usaha-usaha kecil oleh ibu-ibu. Pandemi 2020 itu banyak yang kolaps, tapi Kowapi tetap eksis," kata Harti. Selama berdiri kurang lebih 35 tahun, bukan berarti tidak ada kendala. Kendala-kendala tentu mengiringi, namun bisa diatasi dengan baik. Misalnya, pembayaran yang macet atau peminjam ada yang lari. "Jika telat pembayaran, kami hanya akan share di grup. Karena kita satu lingkup kecil, saling malu karena satu grup. Perempuan itu sebenarnya punya budaya malu karena punya utang," ungkap Harti. Melihat jumlah koperasi yang semakin berkurang, apakah koperasi masih memiliki peran penting sebagai penyokong perekonomian kerakyatan?  Harti mengatakan, bahwa selama koperasi bisa eksis untuk anggotanya, itu penting. Namun jika tidak ada manfaat bagi anggota, lebih baik ditutup. "Alhamdulillah, kami sudah melaksanakan RAT 12 April lalu. SHU tahun ini lebih kecil dibandingkan tahun sebelumnya. Karena kami sempat menutup koperasi karena pandemi, baru buka bulan Agustus. Sebelum pandemi kami membagikan SHU yang lumayan, total Rp 542 juta," tutupnya. (put/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait