Anggota Ormas yang Diamankan Polisi di PPU Tak Berniat Lakukan Penyerangan

Jumat 30-04-2021,18:48 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Samarinda, nomorsatukaltim.com – Pihak PT Petronesia meluruskan soal tindakan penganiayaan karyawannya belum lama ini. Yang memicu keributan oleh beberapa ormas Selasa (27/4/2021) malam lalu di Penajam Paser Utara (PPU).

General Manager PT Petronesia Malwateddy Silitonga menjelaskan kronologi peristiwa itu. Di wilayah kerja perusahaan, tepatnya di Jalan Propinsi, Kilometer 16, RT 14, Nomor 12, Desa Giri Mukti, Kecamatan Penajam. "Terjadi pemukulan dan penganiayaan dari ormas kepada pimpinan proyek PT Petronesia. Yaitu Richard dan Heri Santoso," sebutnya, Jumat (30/4/2021). Pada pukul 11.30 Wita, Mess Petronesia-HK Inhouse digeruduk sekira belasan personel salah satu ormas di Benuo Taka. Mereka menaiki 3 mobil. "Pada saat itu di mes hanya ada Ibu Lena dan Pak Rahman. Pak Richard masih di site office HK. Karena belum lama selesai weekly meeting," ujarnya. Beberapa menit kemudian, Heri Santoso baru datang dan masuk ke mes. Ia melewati pintu belakang. Alasannya, di depan mes sudah dipenuhi personel berseragam ormas tersebut. Sekira pukul 11.42 Wita, Lena menghubungi Richard untuk melihat keadaan di mes. Dia meminta Richard segera datang ke mes. Tak lama berselang, Richard segera tiba di mes. Bersama rekannya: Rony, Irman dan Hiskia. Adapun salah seorang rekannya itu sempat dihalang-halangi anggota ormas agar tidak masuk ruang tamu. Begitu di dalam, yang terjadi lebih parah. Richard dikerumuni anggota ormas. Ia juga tidak diizinkan duduk sembari ditekan dengan berbagai pertanyaan. Saat itu posisinya masih berdiri. "Ada tiga orang anggota ormas yang menekan Pak Richard. Pak Heri mulai mendekati Pak Richard dengan jarak 3 meter. Karena Pak Richard berpotensi dianiaya oleh massa. Sementara sama sekali tidak ada pendampingan dari pihak perusahaan di samping Pak Richard," ungkap Malwateddy. Salah satu dari tiga anggota ormas itu bahkan sempat menarik kerah baju Richard. Sambil mencecar pertanyaan sampai mendorong Richard. "Tiba-tiba salah satu anggota lain dari ormas memukul kepala Pak Richard hingga helm, id badge terjatuh. Dan baju samping kiri sobek," tegasnya. Seketika itu juga Heri yang tak jauh dari situ menerobos kerumunan ormas. Ia berniat melindungi Richard. Namun, dua pukulan juga mengenai pelipis kanan Heri. "Mereka menekan terus sambil mengepalkan tangannya ke arah wajah Pak Heri. Lalu Pak Heri mendorong Pak Richard ke belakang agar tidak diamuk. Tapi Pak Heri kena pukul lagi di pinggang," jelasnya. Setelah kejadian pemukulan itu, belasan personel ormas itu diminta untuk keluar dari mes. Namun tak diindahkan. Saat itu, Richard masih ditarik bajunya. Dan dipaksa untuk duduk di ruang tamu. Ia diminta untuk menelepon manajemen PT Petronesia, Reymond. Sesuai permintaan ormas, dihubungilah managemen perusahaaan. Menginfokan situasi panas yang terjadi saat itu. Saat itu juga datang seseorang dan memerintahkan pada semua karyawan untuk keluar dari mes. Permintaan itu juga dituruti. Sekira pukul 12.00 Wita, Richard hendak dibawa ke markas ormas. Dengan cara ditarik bajunya sampai teras depan. Dua unit laptop serta kunci kantor milik perusahaan pun dibawa oleh personel ormas tersebut. Karena tak diizinkan membawa mobil pribadi, Richard ikut bersama dengan dengan mobil personel ormas itu. Dua jam kemudian, managemen PT Petronesia memutuskan untuk melaporkan kejadian ini ke Polres PPU. "Kami ke Polres PPU untuk melaporkan kejadian tersebut. Di situ Pak Heri diminta untuk melakukan visum di RSUD Ratu Aji Putri Botung dan diantar oleh pihak kepolisian. Selanjutnya kami diarahkan untuk ke proses BAP di mana diintrograsi untuk keperluan penyelidikan," ungkap Malwateddy. Setelah itu, sekira pukul 15.05 Wita, 5 personel kepolisian turun ke lokasi kejadian. Untuk melakukan olah TKP dan memasang police line di area kejadian. Sejumlah ormas dari Samarinda dan Balikpapan yang dikabarkan hendak melakukan penyerangan ke Penajam sejatinya tidaklah benar. Dari keterangan Malwateddy, sejumlah anggota ormas itu hanya mau menyelamatkan rekannya yang disandera. “Mereka sudah berkoordinasi dengan aparat untuk menyeberang menggunakan feri dan menyelamatkan rekannya yang disandera di Penajam,” ucapnya. Tapi di tengah perjalanan menyeberang, pihak ormas tersebut mendapat perintah untuk kembali ke Balikpapan. Karena rekannya yang disandera kabarnya sudah dibebaskan dan diamankan di Polres PPU. “Nah, mereka sudah terlanjur menyeberang. Pas di Dermaga Kariangau. Mereka langsung diamankan dan kedapatan membawa senjata tajam. Padahal saat itu mereka berencana kembali ke Balikpapan dengan feri,” bebernya. Dia menyimpulkan, tidak ada rencana penyerangan. Tapi upaya penyelamatan rekan mereka yang disandera. “Mereka berinisiatif ingin membebaskan temannya. Karena saat pihak perusahaan melaporkan kejadian itu ke Polres PPU, lambat direspons,” cetusnya (*)
Tags :
Kategori :

Terkait