Kasus Malaria di Kubar Merajalela, Runner Up di Kaltim

Kubar, nomorsatukaltim.com - Kasus malaria di Kaltim semakin menjadi jadi. Gara-gara pandemi tak kunjung berhenti, penyakit ini pun tak teratasi. Kubar salah satunya. Masuk kasus malaria tertinggi di Benua Etam.

Tercatat ada sebanyak 1.270 kasus malaria terjadi. Kepala Kesehatan Kubar, Ritawati Sinaga mengatakan telah kecolongan dengan penyakit tersebut. Sebab penanganannya pun tertutupi dengan peningkatan jumlah pasien corona saat ini. “Sebenarnya mereka yang terpapar malaria itu rata-rata adalah pekerja kayu di kawasan pegunungan Meratus. Itu dekat calon ibu kota negara (IKN) baru. Mereka hanya dirawat di puskesmas yang dinaungi Pemkab Kubar,” ujarnya. Dari data yang didapat, sepanjang Januari 2021 ini tercatat 75 kasus malaria terjadi. Angka itu baru sementara. Dia pun memastikan belum ada korban jiwa dari penyakit itu. Upaya penekanan kasus terus dilakukan. Pemerintah daerah setempat mengucurkan anggaran sekitar Rp 184 juta lebih. Alokasi dana bersumber dari APBD dan DAK (Dana Alokasi Khusus) 2021. Rincian Anggarannya sekitar 85 persen program HIV, 78 persen proyek tuberkulosis, dan 73 persen program malaria. Anggaran itu dikelola oleh Global Fund bersama dengan pemerintah. Dana kemitraan antara publik-swasta itu senilai 4 miliar dollar. Terpaksa terganggu. Dibeberkannya mereka yang memiliki gejala malaria mirip COVID-19 akan menjalani prosedur pemeriksaan sesuai protokol kesehatan. Dalam perkembangannya, pengobatan malaria masih sama dengan sebelumnya. Artinya pasien akan diberikan obat hingga dinyatakan kondisinya membaik. Pengobatan juga dilakukan menyesuaikan tingkat keparahan. Sebab, malaria, sebut dia, memiliki banyak jenis. Antara lain Plasmodium vivax, Plasmodium ovale, Plasmodium malariae, Plasmodium knowlesi, dan Plasmodium falciparum. “Dalam kondisi pandemi, jika seorang pasien juga ternyata memiliki malaria, maka pengobatannya dilakukan berjalan bersama-sama,” tutup Sekretaris Diskes Kubar Barnabas. (luk/boy)