Pertumbuhan Ekonomi Bergantung Vaksinasi

Senin 26-04-2021,13:55 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Tahun 2020 menjadi tahun terberat akibat pandemi COVID-19. Dampaknya ekonomi mengalami kontraksi. Termasuk Provinsi Kalimantan Timur.

Tahun lalu menjadi pertumbuhan ekonomi terendah dalam 10 tahun terakhir. Di mana sumber Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami penurunan drastis. Awal 2021 menjadi momen kebangkitan ekonomi. Bahkan pada triwulan IV-2020, ekonomi Kaltim kembali membaik. Terutama didorong oleh perbaikan kinerja sektor tambang. Perbaikan ekonomi dunia mendorong perbaikan ekonomi Kaltim. Baik itu pertumbuhan bulanan maupun tahunan. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kalimantan Timur, Tutuk SH Cahyono mengungkapkan, bahwa kinerja ekspor dan sektor tambang menjadi sumber perbaikan ekonomi Kaltim di triwulan IV-2020. “Perbaikan terhadap sektor tambang. Diikuti dengan CPO yang permintaannya mengalami perningkatan. Minyak sawit CPO Kaltim mengalami kebangkitan awal 2021. Secara perlahan tambang dan CPO sebagai sumber utama menunjukkan grafik positif,” jelas Tutuk SH Cahyono saat memberikan keterangan kepada media, pekan lalu. Perbaikan ekonomi global memberikan dampak positif pada Kaltim. Utamanya untuk permintaan ekspor yang meningkat dari Amerika Serikat dan Tiongkok. Ketika ekonomi membaik dan permintaan meningkat, menurut Tutuk, program vaksinasi yang kini berjalan harus dimasifkan. Karena vaksinasi menjadi kunci dalam meningkatkan imunitas ataupun meningkatkan kesehatan masyarakat. “Kalau vaksin tidak digencarkan akan seperti di India. Dan itu bisa terkoreksi pertumbuhan ekonominya,” tuturnya. India, negara yang belum sempat mencapai herd immunity, sudah mengalami serangan gelombang ketiga dan keempat ledakan kasus COVID-19. Vaksinasi Tertinggi di Kalimantan Perkembangan vaksinasi di Kalimantan Timur relatif tinggi untuk wilayah Kalimantan. Bahkan, capaian pelaksanaan vaksin untuk lanjut usia cukup banyak. Hanya saja terdapat beberapa kendala pelaksanaan vaksinasi tahap selanjutnya, terutama di daerah-daerah yang memiliki keterbatasan sarana dan prasarana. Seperti infrastruktur teknologi, kelistrikan, terbatasnya mobil pendingin, alat pemantau suhu vaksin, dan kurangnya kapasitas tempat penyimpanan vaksin. “Hambatannya di daerah 3T. Dan kita terus bergerak untuk menuju herd immunity,” ujar Tutuk SH Cahyono. Adapun total sasaran vaksinasi Kaltim sebanyak 596.605 orang. Berdasarkan data IDI, herd immunity di Kalimantan akan tercapai apabila vaksinasi telah tercapai minimal 70 persen. Ia menilai pelaksanaan vaksinaasi memberikan kepercayaan diri atau masyarakat untuk beraktivitas. Sehingga hal ini menjadi kunci untuk menggerakkan ekonomi. Berdasarkan survei konsumen juga mengalami perbaikan. “Terlihat dari data menunjukkan sudah banyak masyarakat yang beraktivitas di luar atau meninggalkan rumah. Ini akan berdampak konsumsi dan daya beli masyarakat,” tandasnya. Dengan begitu, masyarakat sudah optimis terhadap pemulihan ekonomi. Akan tetapi yang belum menunjukkan perbaikan adalah lapangan usaha. Dampak COVID-19 terhadap lapangan usaha utama di Kaltim membuat banyak pemegang IUP menahan produksi batu bara, akibat permintaan negara tujuan rendah dan harganya menurun. Mobilitas tenaga kerja dan bahan baku juga sempat terganggu. Dan operasi kilang minyak Balikpapan triwulan II tahun 2020 sempat terhenti. “Tetapi secara perlahan tambang memperlihatkan perbaikannya. Karena jenis sektor tambang ini padat modal sehingga penyerapan tenaga kerja belum begitu banyak,” tutupnya. (fey/eny) https://www.youtube.com/watch?v=CUeCvZw5BYw
Tags :
Kategori :

Terkait