Abrasi Tanah di Bawah Jembatan Mahkota 2, PT Nindya Karya : Penurunan Terjadi Pasca Penarikan Kapal

Minggu 25-04-2021,22:58 WIB
Reporter : Y Samuel Laurens
Editor : Y Samuel Laurens

Samarinda, Nomorsatukaltim.com - Abrasi tanah di bawah Jembatan Mahkota 2 sisi Palaran menjadi sorotan banyak pihak. Peristiwa ini mengakibatkan insiden dua pemancing, hingga satu orang belum ditemukan, pada Minggu (25/4).

Ditemui pasca terjadinya insiden tersebut, Taufik Renaldi Konsultan Jembatan Mahkota 2 mengatakan besok akan melakukan pengukuran kembali pada Jembatan Mahkota 2. "Besok kita ukur dulu, sebelumnya Februari lalu kita ukur posisi bagus," katanya. Dijelaskannya jika ada kemiringan pada jembatan maka mau tidak mau akan dilakukan penutupan, namun hal tersebut dilakukan jika memang kondisinya parah. "Besok keputusan untuk pembatasan beban kendaraan. Jika tidak hujan, akan ada hasilnya pada hari Selasa nanti," tutup Taufik Renaldi. Sementara itu, Penanggung jawab proyek pelaksana dari PT Nindya Karya, Rensi menjelaskan sebelum pihaknya masuk ada pengerjaan penambangan pasir. Namun setelah pihaknya masuk penambangan pasir digeser. "Setelah itu disini ada pekerjaan PDAM dan pekerjaan timbunan. Sebenarnya penimbunan sudah lama bahkan hari ini tidak ada pekerjaan penimbunan," ungkapnya. Rensi mengungkapkan tadi malam ada kegiatan penarikan kapal yang tenggelam, namun setelah kapal ini ditarik, pagi harinya saat dilakukan pengerjaan terjadi penurunan. "Kegiatan di sini hanya penimbunan tanah, kalau terdapat palung di bawah kami tidak tahu karena tidak ada. Kami tidak sampai sejauh itu, perencanaannya pun tidak sampai sejauh itu," jelasnya. "Dan untuk metode ini kami sempat bahas kepada beberapa pihak, kita harus spell di sisi sungai itu metodenya juga sudah kita bahas," ungkapnya. Sebenarnya timbunan itu adalah metode kerja dan sudah dibahas bersama tim yang terkait di sini, termasuk dengan tim jembatan dan Balai Wilayah Sungai (BWS) Kaltim juga. Rensi membeberkan, harusnya ditimbun jauh ke sungai, memang untuk akses pengerjaan pancang itu kita butuh tanah dimajukan. "Untuk luasan yang abrasi kita belum tahu, karena pada saat setelah kejadian kita mengamankan area dahulu," jelasnya. Penimbunan dikatakannya sudah dilakukan sejak Februari 2020, karena lahan ini pihaknya juga menunggu akan dilakukannya pemancangan. Dijelaskan Rensi, dulunya di sini (tepi jalan beton) ada tanah. "Kalau dari sini sekitar 5 meter ke sungai karena hanya menambah, dan ini rencananya akan dibuat Instalasi pengolah lumpur," ungkapnya. Jadi sebelum dilakukan pemancangan akan dilakukan tes getaran, dan timbunan ini adalah satu metode pelaksanaan untuk akses memancang, makanya kami ada pengurukan tanah. "Pemancangan rencananya akan dilakukan pada awal bulan depan," tutupnya. (bdp/sam)
Tags :
Kategori :

Terkait