Kampanye Gemarikan, Ungkit Bisnis Ikan di Kaltim

Sabtu 24-04-2021,20:43 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Bagi masyarakat Kalimantan Timur (Kaltim), ikan merupakan salah satu lauk yang paling digemari. Ini karena salah satu hasil laut itu bisa dijumpai dengan mudah. Bahkan, konsumsi ikan di daerah ini masih ditopang produk daerah lain.

IKAN adalah salah satu makanan yang banyak memiliki manfaat bagi tubuh. Selain rasanya yang enak, ikan banyak mengandung protein yang dapat memberikan nutrisi bagi kesehatan. Bahkan, 57 persen asupan protein hewani dapat diperoleh dari lauk ikan ini. Dalam upaya menyemarakkan semangat konsumsi ikan di masyarakat ini, Dinas  Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Kaltim melakukan program khusus pemberdayaan makan ikan. Yakni, Gemar Makan Ikan atau disebuat Program Gemarikan. "Model gerakannya macam-macam. Salah satunya, lomba masak serba ikan. Dari tingkat kabupaten/kota, provinsi, hingga nasional," jelas Riza Indra Riadi, Kepala DKP Kaltim. Dalam acara Ngopi Sore: Ngobrol Pintar dan Inspiratif. Di Rumah Makan Ikan Goreng Cianjur, Kamis (22/4). Sebuah program talk show mingguan, yang digelar Diskominfo dan Harian Disway Kaltim. Riza menyebut, budaya makan ikan sebenarnya sudah lama dilakukan masyarakat Kaltim. Apalagi, Kaltim memiliki banyak daerah pesisir dan sungai. Dengan potensi ikan laut dan ikan air tawar yang cukup besar. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, banyaknya illegal fishing mengancam produktivitas ikan-ikan. Karena banyak ikan kecil yang mati. Termasuk mulai langkanya, beberapa jenis ikan lokal. Seperti haruan, jelawat, dan biawan. "Kalau sudah langka, harganya akan makin mahal. Jangan sampai nanti anak cucu kita, tidak tahu rasanya ikan haruan," jelasnya. Untuk itu, pihaknya pun terus berupaya menindak tegas pelaku illegal fishing. Bekerja sama dengan aparat hukum hingga Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Meski ikan sangat diajurkan untuk dikonsumsi. Riza tetap mengimbau masyarakat untuk berhati-hati dalam memilih ikan yang baik untuk dikonsumsi. Karena ada beberapa ikan, yang tidak boleh dimakan karena mengancam kesehatan. Contoh, ikan yang mengandung logam berat. Biasanya ini terjadi pada ikan-ikan di lingkungan perairan yang sudah tercemar oleh aktivitas industri. Untuk mengetahui, apakah ikan mengandung logam berat memang perlu dilakukan uji kesehatan di laboratorium perikanan. Pihak DKP pun rutin melihat kandungan logam berat pada ikan. Dengan mengambil sampel ikan dari lokasi penangkapan. Termasuk, pemeriksaan komoditas perikanan untuk keperluan ekspor. "Pabrik yang beroperasi di Kaltim rata-rata masih aman. Ikan kita, juga insyaallah masih aman dikonsumsi," terangnya. Kemudian, ikan yang mengandung formalin. Hal ini, dapat diperhatikan dengan cukup sederhana. Apabila ikan itu tak dirubung lalat, maka kemungkinan ikan itu sudah diberi formalin. Ikan yang sudah mengandung formalin berisiko menimbulkan penyakit apabila dikonsumsi. Terakhir, ikan yang tidak boleh dibudidayakan. Yakni jenis ikan predator. Seperti piranha dan toman. Pengusaha perikanan, Novi Sadin menilai konsumsi ikan di Kaltim cukup baik. Pemilik usaha yang menjual produk ikan kemasan ini melihat dari penjualan yang dilakukannya. Usaha yang baru ia mulai setahun terakhir ini laris manis. "Cukup banyak kok yang order. Terutama yang favorit itu, ikan kakap, tengiri, dan trakulu," jelas pemilik Antar Ikan ini. Novi memang menjual produk ikan kemasan bersih yang siap masak. Produknya, beragam. Mulai dari ikan air tawar, ikan laut, udang, kepiting, cumi, kerang, dan hasil laut lainnya. Ia juga menjamin produk ikannya bersih dan segar. Karena proses pengadaan hingga penyimpanan sangat memperhatikan kebersihan. "Setiap hari selalu ada stok ikan segar baru. Jadi ikan tidak disimpan lama,"tandas Novi. Bahkan ia berani memberikan refund atau menukar produk baru apabila pelanggan merasa kurang puas. Setelah membeli ikan miliknya. Ia pun memberikan tips kepada masyarakat untuk memilih ikan segar. Pertama pilih lah ikan yang tidak berbau amis dan tidak lembek. Ikan segar, memiliki aroma yang tidak menyengat. Dan badan ikan terasa kencang dan kuat. Kemudian perhatikan mata ikan. Apabila mata ikan terlihat keriput dan kemerahan, maka ikan itu bukan lah ikan segar. Untuk mengoptimalkan konsumsi ikan pada anak, masak lah sajian ikan yang disukai anak-anak. Sesuai selera mereka. Terakhir, Novi berharap, kesadaran untuk mengonsumsi ikan yang segar dan sehat bisa semakin tumbuh di masyarakat. (krv/yos)
Tags :
Kategori :

Terkait