Ivan bersama sang cucu. =========
Kedekatan Ivan dengan dunia jurnalis, memengaruhi saat berkarier di ASN. Tugasnya tak jauh-jauh dari soal tulis-menulis. Catat-mencatat.
Oleh: Michael F Yacob
DIVISI hubungan masyarakat (Humas), seolah melekat bagi Muhammad Syafranuddin atau akrab disapa Ivan. Selama mengabdi sebagai tenaga honor maupun pegawai negeri sipil (PNS). Selama 34 tahun. Ia bergelut dengan dunia kehumasan.
Mulai dari Kutim saat Ia masih pegawai honor. Kemudian pindah Bontang pada 2001. Juga diterima sebegai divisi humas. Menjabat sebagai penanggungjawab (Pj) Kasubag Pemberitaan dan Peliputan.
Kemudian pada 2005, Ivan memutuskan kembali ke Kutim. Saat itu, bupatinya dijabat Mahyudin. Alasan keluarga yang menyebabkan Ivan harus kembali. Istrinya juga ASN di Kutim.
Sebelum diangkat menjadi ASN, Ivan menjadi pegawai honor di Pemkab Kutim. Enam tahun menjalani tugas dalam bidang humas. Dalam pemerintahan, mereka melihat bakat orang sebelum memberikan penugasan.
“Waktu seleksi kepala biro humas pun saya sempat ditanya, kenapa tidak memilih keuangan. Saya hanya menjawab, itu bukan bidang saya. Kalau saya disitu, pasti akan banyak kesalahan,” kata Ivan, kepada DiswayKaltim.com, di ruang kerjanya.
Ketertarikan Ivan saat bertugas di bidang kehumasan, juga menyalurkan bakat menulisnya. Kemudian bisa berinteraksi langsung dengan masyarakat.
“Saya senang berinteraksi langsung. Saya enggak senang ada di panggung. Lebih enak di belakang layar,” cetusnya.
Baca Juga:
Mengenal M Syafranuddin atau Ivan (1); Tiga Hari Masuk Penjara
Ivan baru saja dilantik menjadi Kepala Biro (Karo) Humas Kaltim. Ia mengaku banyak perbedaan yang dialaminya. Pertama, lingkup pekerjaannya sudah pasti lebih besar.
Seperti layanan informasi yang lebih besar. Kegiatan yang lebih banyak ketimbang kabupaten/kota. Kita harus melayani kabupaten/kota.
Termasuk membuat pidato Gubernur dan siaran media. Saat di bekerja di Humas Pemkab, naskah pidato atau sambutan Bupati tidak sesering membuat untuk Gubernur.
Karena, kepadatan kegiatan Gubernur yang harus melayani kebutuhan 10 Kabupaten/Kota di Benua Etam.
“Kalau sudah di provinsi, tantangan kerja tentu lebih besar. Apalagi pidato Gubernur kan kita yang buat. Setelah ditulis oleh staf saya, harus ke saya dulu untuk mengedit tulisan mereka. Karena padatnya kegiatan Gubernur dan wakilnya. Terkadang, saya harus pulang malam untuk menyelesaikan semua,” bebernya.
Isu mengenai penggabungan divisi Humas dengan Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), lantas tidak membuat Ivan kebakaran jenggot. Ia sudah mengetahui wacana tersebut. Tapi tidak membuat semangat kerjanya sebagai Karo Humas kendor.
Dia terus berkarya dan melakukan pembenahan. Perlahan dan bertahap. Hanya bekerja dan berusaha dengan hati yang ikhlas. Tanpa mengharapkan imbalan besar.
“Saya sudah tahu. Ini juga kan lagi dirapatkan di Bali. Kita tunggu hasil saja. Tapi, buat saya, apapun itu yang penting sekarang kerja dulu. Sekarang, saya dipercaya untuk berkarya disini. Kalaupun harus digabung nanti, saya siap. Jabatan ini kan Tuhan yang kasih. Jadi, saya tidak perlu takut untuk kehilangan jabatan ini. Yang penting kerja dengan ikhlas,” tutupnya. (dah)