KPPU Awasi Harga Komoditas Pangan selama Ramadan

Kamis 15-04-2021,13:16 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com -  Perilaku harga komoditas pangan, Rabu (14/4/2021) kemarin masih terpantau stabil. Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) tetap mengingatkan agar para distributor dan pedagang pasar, tidak mempermainkan harga pangan yang beredar di lapangan.

Kepala Kanwil V KPPU Balikpapan Hendry Setyawan menyebut, Ramadan biasanya menjadi momentum kenaikan harga barang-barang pangan yang beredar di pasaran. Terutama disebabkan adanya oknum-oknum distributor yang memanfaatkan keadaan. Namun berbeda dengan tahun ini. Di mana perilaku harga cenderung stabil. Bahkan beberapa komoditas malah mangalami penurunan harga di minggu pertama April. Contohnya cabai rawit yang sempat mengalami kenaikan harga menembus Rp 120 ribu per kilogram. "Ketika mendekati April sudah menurun. Sehingga pada minggu pertama April harga cabai terpantau Rp 88 ribu. Ini dari data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), yang menjadi salah satu acuan mematok harga bahan pangan di lapangan," urainya, Rabu (14/4/2021). Begitu juga dengan komoditas lainnya seperti harga daging sapi, daging kambing dan beras masih terpantau stabil. "Mudah-mudahan puasa kali ini tidak ada kenaikan harga signifikan. Dan kebutuhan masyarakat terhadap bahan pokok masih tetap tercukupi," katanya. Menurutnya, selama Ramadan seluruh komoditas pangan menjadi fokus perhatian KPPU. Bahkan KPPU ikut mengawasi pengelolaan stok kebutuhan setiap hari. Setiap ada kenaikan harga yang melonjak tajam, maka pihaknya segera berkoordinasi dengan daerah penghasil. Ia mencontohkan kasus cabai yang sempat meningkat tajam. Ternyata suplai dari daerah penghasilnya yakni Enrekang, Sulawesi Selatan, mengalami gangguan. "Jadi ada gangguan karena panen yang gagal. Suplainya menjadi sedikit. Ini hukum ekonomi biasa sih sebenarnya," katanya. Ia menyebut kebanyakan masalah kenaikan harga dari produk-produk hortikultura banyak terjadi. Misalnya jenis bahan pangan bawang merah, cabai dan sayur mayur. Biasanya pemenuhan kebutuhan di Kota Beriman terkendala bukan karena permainan jalur distribusi, tapi karena hambatan-hambatan suplai. Salah satu hal yang membuat produk hortikultura rentan lonjakan harga, kata dia, karena tidak bisa disimpan dalam waktu yang lama. Berbeda dengan komoditas seperti telur atau beras yang berpotensi dipermainkan oknum yang berada di jalur distribusinya. "Kecuali memang ada perubahan pola konsumsi masyarakat. Selama ini konsumen menyukai cabai segar.  Kalau misalkan bisa dibuat mereka menyukai cabai kering maka akan lebih mudah bagi pemerintah untuk mengatur supaya harga cabai tidak berfluktuasi," imbuhnya. (ryn/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait