Turnamen sendiri dibuat dalam format stableford. Alias seluruh peserta diharuskan menyelesaikan permainan 18 hole. Poin yang mereka kumpulkan akan diadu dengan yang didapat golfer lain. Dari situ lah pemenang akan didapatkan. Tepat saat waktu zuhur tiba, turnamen kelar. Dan mereka punya banyak waktu untuk mengobrol dan ber-hahahihi. Sesuatu yang memang diinginkan sejak awal. Sesuatu yang kata Desta, adalah sebuah kemewahan tersendiri.
“Pertama tentu adalah semangat silaturahmi (yang dicari). Dimulai dari obrolan kecil yang mengerucut turun ke lapangan. Karena image mahal dan mewahnya olahraga golf ini harus dirubah khusunya di kalangan golfer muda,” kata Pebi.
“Kami juga tentu ingin (buat turnamen) yang lebih besar. Tapi di awal ini, yang penting bisa jalan dan sukses dulu.”
“Turnamen ini juga dapat dukungan dari PGI Samarinda dan Kaltim. Karena bagian dari proses regenerasi juga,” tuntas Desta.
Melihat antusiasme saat ini, serta fakta bahwa banyak golfer yang belum kebagian tampil. Rencananya, Muda Mudi Golf bakal membuat turnamen serupa usai Lebaran Idulfitri nanti. (frd/ava)