"Itu lewat kualifikasi seleksi daerah dan seleksi sangat ketat. Yang diambil juara satu. Nanti setelah itu diseleksi lagi. Nanti dilihat konsistensi. Kebetulan begitu pertama langsung nomor satu lolos," tambah Stanley.
Perjalanan Stanley di PON perdananya itu awalnya mulus. Namun tidak begitu pada akhirnya. Ia meleset di momen penting, sampai akhirnya ia harus puas dengan medali perunggu untuk Kaltim. Tidak buruk untuk seorang debutan tentunya.
Selepas PON 2008, Stanley kembali ke kehidupan aslinya. Bermain biliar, dan balapan liar. Sebuah pilihan yang mungkin agak disesalinya saat ini. Karena di satu waktu saat ia balapan, Stanley mengalami kecelakaan. Yang membuatnya cedera parah. Dan harus menepi untuk beberapa saat dari olahraga biliar.
Dampaknya, ia kehilangan kesempatan untuk bermain di PON XVIII 2012 di Riau. Padahal di tahun yang sama, ia baru saja merengkuh gelar juara di Guinness World Series of Pool–Speed Pool Tournament 2012 wilayah Indonesia Timur.
Ajang tersebut yang mengantarkan Stanley tampil pada kejuaraan dunia di Singapura. Di babak penyisihan Stanley sudah dihadapkan dengan mantan juara dunia asal Inggris Darren Appleton. Itu di babak 32 besar. Stanley menyerah 0-6. Tapi di pool loser, Stanley bisa mengalahkan Janet Lee. Pebiliar wanita asal USA yang dikenal berpenampilan seksi saat bertanding. Stanley menang 6-4.
"Hampir semua pria yang melawan Janet Lee pasti kalah. Karena bisa gagal fokus. Saya justru lebih tegang karena pertandingan live di ESPN. Begitu melihat Janet jadi netral. Jadi tenang lagi. Tidak terganggu soal pakaiannya Janet," ingatnya.
Itu pengalaman yang tidak bisa dilupakan bagi Stanley. Bermain di kelas profesional biliar. Ambisinya masih ada karena di biliar tidak ada batasan usia. Fokusnya saat ini adalah menghadapi PON XX Papua. Ini adalah kesempatan keduanya, setelah PON edisi 2016 di Jawa Barat ia juga absen.
Ia tak mau gagal lagi kali ini. Misi meraih medali emas diusungnya. Ia cukup optimis. Karena di Pra PON, Stanley mendapat medali emas. Namun ditundanya PON karena pandemi membuat peta persaingan jadi bergeser. Stanley merasa ia harus dua kali lipat lebih siap kali ini.
Di Papua nanti ia akan bermain di empat nomor. Kelas bola 10 single, bola 10 double, kelas bola 15 single, dan bola 15 double.
"Harus lebih fokus lagi. Karena biliar ini tanpa ketenangan dan banyak beban itu berat sekali. Tinggal dari latihan kita. Hoki itu pasti ada kalau kita benar benar fokus. Jadi untuk di PON ini. Misal lawan latihan empat jam. Saya harus delapan jam latihan," terangnya.
Sekarang Stanley sedang menjalani TC Mandiri di Rajawali Biliar. Ia menjalani latihan 3-4 kali dalam sepekan dengan durasi 3-4 jam per sesinya. Ia berharap persiapannya ini cukup untuk membawanya meraih medali emas yang diimpikan sang mantan pembalap liar itu.
"Tergantung suasana. Tidak bisa latihan panjang. Karena pandemi juga," tegasnya.
...
Stanley
Manado, 02 Mei 1987