Lebih Murah dan Cepat, Apkindo Dukung Indirect di Kariangau

Rabu 09-10-2019,16:50 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Wacana indirect di Kariangau digulirkan Disperindagkop dan UKM Kaltim. Kebijakan ini direspons positif Apkasi Kaltim. (Istimewa) Samarinda, DiswayKaltim.com – Rencana pemerintah provinsi melakukan indirect di Pelabuhan Internasional Kariangau Balikpapan disambut baik eksportir di Kaltim. Kebijakan berjangka ini dinilai dapat mempercepat pelaksanaan direct call di pelabuhan tersebut. Ketua Asosiasi Pengusaha Panel Kayu Indonesia (Apkindo) Kaltim, Novel Chaniago mengatakan, keunggulan lain indirect yakni dapat mengatasi kekurangan kargo dalam pelaksanaan ekspor. “Biasanya dari Makassar ke luar negeri. Atau ke Surabaya langsung ke luar negeri. Ini enggak. Indirect ini, dari Kariangau dulu. Baru ke Surabaya. Tujuannya agar kapal mau singgah,” jelas Novel, Rabu (9/10/2019) siang. Langkah ini dapat pula menutupi kekurangan volume ekspor di Bumi Etam. Kapal akan terlebih dulu membawa sebagian kargo dari Makassar atau Surabaya. Sebagian lainnya disediakan di Kariangau. Saat ini, para eksportir mengirim barang dari Palaran, Samarinda. Tujuannya Makassar, Surabaya, atau Jakarta. Kemudian di tiga pelabuhan itu, kapal melakukan pengiriman langsung komoditas ekspor. “Biaya akan lebih murah kalau eksportir sudah tertarik untuk lewat Kariangau semua,” ujarnya. Sebelumnya, pernah dilakukan direct call di Kariangau. Pada April 2018. Sebanyak tiga kali pengapalan. Dikirim ke Shanghai China. Tetapi tidak berlanjut. Berdasarkan penghitungan Novel, direct call di Kariangau jauh lebih murah. Satu kontainer yang berukuran 40 feet, biayanya sekira US$ 950. Sementara ekspor dari Makassar dan Surabaya, dikenakan biaya US$ 1.300 per kontainer. Waktunya pun lebih cepat. Kapal hanya berlayar dua minggu ke Shanghai dan Korea. “Tapi kalau lewat Makassar, pasti lebih lama. Kargo kita ke Makassar dulu. Baru nanti keluar negeri. Bisa tiga minggu sampai sebulan,” katanya. Novel juga mendukung rencana Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, dan Usaha Kecil Menengah (Disperindagkop dan UKM) Kaltim yang ingin mengundang para eksportir. Pada 24 Oktober 2019 di Samarinda. Untuk membahas persiapan direct call dan indirect di Kariangau. Jika diundang dalam pertemuan tersebut, pihaknya akan memberikan dua masukan. Pertama, pemerintah mesti melibatkan semua potensi ekspor di Kaltim. Komoditas sawit, udang beku, karet, kayu, dan lainnya harus diekspor lewat Kariangau. Kedua, pemerintah mesti memecahkan masalah volume impor dan ekspor yang tidak imbang. Lebih banyak barang yang diekspor. Akibatnya, tak tersedia kontainer kosong di Kariangau. Padahal kapal yang melakukan pelayaran langsung akan datang ke pelabuhan itu jika tersedia kontainer kosong. “Sehingga kontainer kosong itu ada. Kalau enggak, kontainer kosong harus dibawa dari Surabaya. Itu jadi masalah. Pemerintah harus dorong impor itu. Saya kira, setelah IKN pindah, volume impor itu akan tersedia,” sebut Novel. (qn/eny)

Tags :
Kategori :

Terkait