Urai Masalah Petani, Sujiati Konsen Soal Pengapuran dan Peningkatan Kapasitas Penyuluhan

Minggu 28-03-2021,20:36 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

PPU, nomorsatukaltim.com - Berbagai masalah masih terus dihadapi petani di Penajam Paser Utara (PPU). Awal tahun ini, beberapa keluhan sampai ke telinga anggota DPRD PPU.

Di antaranya ialah masih soal jalan usaha tani. Perlu ditingkatkan. Jalan ini diperlukan untuk memangkas pengeluaran petani. Baik tenaga maupun dana. "Yang diminta masyarakat adalah peningkatan jalan-jalan usaha tani. Yang jadi nadi untuk mengeluarkan hasil-hasil pertanian warga," kata Anggota DPRD PPU Fraksi Gerindra, Sujiati, Minggu, (28/3/2021). Dalam reses Masa Sidang II 2021 itu, wakil rakyat perempuan satu-satunya ini juga mendapati keluhan warga soal kegagalan panen padi. Ia mendapati ada dua faktor penyebabnya. "Setelah dianalisa, karena zat asam terlalu tinggi. Juga karena pola tanam masyarakat yang belum tepat," sebut dia. Pola tanam ini berkaitan dengan masa tanam padi para petani. Khususnya pada saat masa tanam ketiga dalam setahun. Dua kali masa tanam di 2020 dirasa berhasil. Diujicobalah untuk tanam ketiga kalinya. Namun gagal. "Itu karena di PPU, masa tanam hanya dua kali. Setelah diusahakan 3 kali tanam, ternyata belum maksimal," tegas dia. Sujiati memastikan, semua aspirasi itu bakal ditampung. Untuk diuraikan satu-persatu. Adapun skema yang dia susun ke depan ialah untuk memaksimalkan kerja para penyuluh. "Makanya ke depan saya salurkan aspirasi ke peningkatan kapasitas penyuluh. Untuk meningkatkan produktifitas petani," beber dia. Tentu belum semua bisa diakomodasi. Hanya saja ada prioritas. Adapun untuk mengurai masalah keasaman tanah tadi, Sujiati memiliki skema kerjasama dengan pemerintah pusat. "Kami coba kolaborasi dengan DPR RI untuk penanganan zat asam. Dengan cara pengapuran," sebut dia. Selain berkeliling di tengah masyarakat di Kecamatan Babulu, Sujiati juga menyempatkan untuk datang ke Kecamatan Waru. Tepatnya di Kelurahan Sesulu. Di sana dia menemui para petani muda. Petani milenial ini sebelumnya dia bina untuk berkebun buah-buahan. "Mereka panen semangka. Saya bina, nanam semangka, dengan modal 10 juta, bisa menghasilkan 30 juta," pungkas dia. (adv/rsy/zul)
Tags :
Kategori :

Terkait