Abu Ataya bilang. Bukan perkara mudah mendapatkan gelar itu. Lantaran di kejuaraan itu. Ia tidak menunggangi kuda yang biasa ia gunakan untuk berlatih. Melainkan kuda yang disediakan oleh panitia.
"Tantangan mungkin karena kira mesti menyesuaikan dengan kuda yang disediakan panitia. Mesti bangun chemistry lagi. Alhamdulillah hasilnya cukup memuaskan. Ini perdana bagi saya dan El Caballo Dandito di kejurnas," ujarnya kepada nomorsatukaltim.com.
Gelar pertama ini tentu sangat berarti baginya. Persiapan yang selama ini Abu lakukan setidaknya tidak sia-sia. Abu Ataya sendiri dalam latihannya. Memanfaatkan lahan kosong di belakang Gedung Kesenian Balikpapan. Belum memenuhi standar memang. Tapi baginya, terpenting ada tempat latihan yang leluasa ia gunakan.
Sementara itu pemilik klub El Caballo Dandito, Rudy Setiawan sangat bangga dengan pencapaian atletnya itu. Tapi poin penting bukanlah gelar juara. Bagi pengusaha kuliner Kota Minyak itu. Yang menjadi pekerjaan rumah yakni memajukan olahraga berkuda. Tentunya dengan dukungan semua klub dan pemerintah daerah.
"Poin utama bukan nilai. Bagaimana kegiatan berkuda di Kaltim bisa berkembang dengan baik. Dengan begitu prestasi mudah kita dapatkan," ujar Rudy.
Di sisi lain Rudy juga tengah mendapat lampu hijau dari Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas'ud. Untuk segera dibangunkan sarana latihan berkuda. Yang saat ini sudah mulai berjalan.
"Kita dapat tempat di belakang Gedung Kesenian. Jadi teman-teman yang mau latihan bisa memanfaatkan tempat itu. Karena sarana latihan juga sangat perlu," tambah pria berkacamata itu.
Tentu prestasi itu bisa menjadi pemicu aktifnya kembali olahraga berkuda di Kaltim. Khususnya Balikpapan. Di Kota Beriman sendiri saat ini sudah terdapat 37 ekor kuda. Yang tersebar di enam stable (kandang).
Enam kandang dimaksud adalah Backwood, El Caballo Dandito, Bang Kumis Stable, Borneo Stable, Cindara Stable, dan Ghazwah Stable. (fdl/ava)