Lagi! Dua Nyawa Melayang dalam Aksi Demonstrasi di Myanmar

Selasa 09-03-2021,20:37 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Yangon, Nomorsatukaltim.com - Dua pengunjuk rasa anti-kudeta militer Myanmar tewas akibat luka tembak di kepala. Dalam aksi protes yang berlangsung Senin (8/3) kemarin.

Seorang saksi mengaku ikut membantu memindahkan mayat, dan menyampaikan kepada Reuters dua orang ditembak di kepala dan meninggal di tempat. Tiga orang terluka. “Betapa tidak manusiawi membunuh warga sipil yang tidak bersenjata. Kita memiliki hak untuk memprotes secara damai,” kata saksi tersebut. Foto yang diunggah di Facebook menunjukkan mayat dua pria tergeletak di jalan di kota utara Myitkyina. Saksi mata mengatakan, mereka ikut serta dalam protes ketika polisi menembakkan granat kejut dan gas air mata. Beberapa orang kemudian terkena tembakan dari gedung-gedung di dekatnya. Tidak begitu jelas siapa yang menembaki para pengunjuk rasa. Walau polisi dan militer berada di tempat protes. Meski begitu, massa yang berdemonstrasi menentang kudeta tetap berkumpul di Yangon serta kota terbesar kedua, Mandalay dan beberapa kota lainnya. Pemimpin aksi protes Maung Saungkha di Facebook mendesak perempuan untuk menentang kudeta dengan keras. Sementara Nay Chi, salah satu penyelenggara gerakan sarung, menggambarkan perempuan sebagai “revolusioner”. “Rakyat kami tidak bersenjata. Tetapi bijaksana. Mereka mencoba memerintah dengan ketakutan. Tetapi kami akan melawan ketakutan itu,” katanya kepada Reuters. Para demonstran mengibarkan bendera yang dibuat dari htamein (sarung wanita) di beberapa tempat atau menggantungnya di seberang jalan. Untuk menandai Hari Perempuan Internasional. Sambil mengutuk junta militer. Berjalan di bawah sarung wanita, menurut pandangan tradisional dianggap membawa sial bagi pria dan cenderung memperlambat gerakan polisi dan tentara. Setidaknya sembilan serikat pekerja yang meliputi sektor konstruksi, pertanian dan manufaktur meminta “semua orang Myanmar” menghentikan pekerjaan untuk membalikkan kudeta dan memulihkan demokrasi. Membiarkan bisnis dan kegiatan ekonomi terus berlanjut akan membantu militer. “Karena mereka menekan energi rakyat Myanmar,” kata serikat pekerja dalam sebuah pernyataan. “Sekaranglah waktu untuk mengambil tindakan mempertahankan demokrasi kita,” lanjut serikat pekerja. Dalam sebuah pernyataan pada hari Senin lalu, militer mengaku telah menangkap 41 orang pada hari sebelumnya. Pada Minggu (7/3), seorang pejabat dan manajer kampanye lokal dari Liga Nasional untuk Demokrasi (NLD) Suu Kyi Khin Maung Latt meninggal dalam tahanan polisi. Ba Myo Thein, seorang anggota parlemen kepemimpinan Aung San Suu Kyi, mengatakan ada memar di kepala dan tubuh Khin Maung Latt. Hal itu menimbulkan kecurigaan bahwa dia telah “disiksa dengan kejam”. Polisi di distrik Pabedan di Yangon, tempat Khin Maung Latt ditangkap pada Sabtu malam, menolak berkomentar. Seorang juru bicara militer juga tidak menjawab ketika dimintai komentar. Pembunuhan itu telah memicu kemarahan di Barat dan dikutuk oleh sebagian besar negara demokrasi di Asia. Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara Barat lainnya memberlakukan sanksi pada junta militer. Pada Minggu lalu, Australia memutuskan hubungan pertahanan. Dengan mengatakan pihaknya hanya akan berurusan dengan kelompok non-pemerintah di Myanmar. Tetangga raksasa Myanmar, China, menyatakan siap melibatkan diri untuk meredakan krisis dan tidak memihak pada siapa pun. (cnn/qn) Sumber: Kekerasan Berlanjut, 2 Demonstran Myanmar Tewas Ditembak
Tags :
Kategori :

Terkait