Rata-Rata Sehari Kuburkan 2 Pasien Meninggal karena COVID-19

Minggu 07-03-2021,21:36 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Samarinda, nomorsatukaltim.com - Para petugas pemulasaran jenazah yang meninggal karena terpapar COVID-19 sudah menguburkan hampir 500 jenazah. Sejak Coronavirus Disease 2019 dikonfirmasi pertama kali di Kota Tepian, sekitar setahun lalu.

Mereka menyampaikan pesan tegas kepada masyarakat. Yang mengajak untuk meningkatkan kepatuhan menjalankan anjuran pemerintah, menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Hal itu lantaran nyaris saban hari, petugas dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Samarinda ini menguburkan jenazah meninggal karena menderita penyakit dari virus ganas ini. Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Samarinda, sekaligus koordinator pemakaman Satgas COVID-19 Samarinda, Ifran melaporkan, hingga kemarin, Minggu (7/3), petugas khusus itu telah menguburkan sebanyak 469 jenazah. Yang dilakukan dengan metode khusus dan perlindungan ekstra terhadap petugas yang melakukannya. Ia menyebut, jika dirata-rata, dalam sehari petugas pemakaman menguburkan sekitar dua jenazah di pemakaman khusus COVID-19. "Bisa juga tidak ada. Misal hari ini tidak ada. Tapi kemarin ada tiga. Tapi kalau dipukul rata-rata sehari itu minimal ada dua," kata Ifran, kepada Disway Kaltim kemarin, (7/3). Meski begitu, ia menambahkan, lahan yang disiapkan pemerintah, yang tersedia masih cukup lapang. "Kita tidak menghendaki ini. Tapi dapat saya katakan, bahwa kapasitas masih sangat mencukupi, masih luas dan lowong," ungkapnya. Jenazah yang meninggal dunia setelah terkonfirmasi wabah virus sars generasi kedua (SARS-CoV-2) di Samarinda, dimakamkan di Taman Pemakaman Umum (TPU) Raudhatul Jannah, Jalan Serayu, RT 20, Kelurahan Tanah Merah, Samarinda Utara. Lahan seluas sekitar 10 hektare itu, disiapkan Pemkot Samarinda pada medio April 2020. Letaknya di jalan poros Samarinda-Bontang. Ifran mengatakan, TPU Raudhatul Jannah terletak jauh dari permukiman warga di wilayah itu. Kawasan tersebut merupakan pemakaman yang terintegrasi. "Berdampingan semua dengan pemakaman muslim, kristen dan tionghoa. Dibagi berdasarkan blok-blok saja," ujar Ifran. "Sementara ini, kita khusus covid di situ. Tapi tidak menutup kemungkinan itu akan dibuka untuk umum nantinya." Ia berpesan, masyarakat mau mendukung upaya pemerintah memutus mata rantai penularan wabah pandemi ini. "Harapannya masyarakat tidak kendor menerapkan 5 M. Karena itu yang paling tepat untuk saat ini," sebutnya. Namun begitu, ia mengakui, sejauh ini para petugas tidak menemui kendala dalam melaksanakan tugasnya. "Kendala syukurnya belum ada. Baik kendala teknis maupun non teknis. Pihak keluarga semua kooperatif," pungkasnya. (das/eny)
Tags :
Kategori :

Terkait