Cairan Pekat di DAS Ampal yang Hebohkan Warga, Tak Berbahaya

Selasa 01-10-2019,14:04 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Kepala DLH Balikpapan, Suwito. Menunjukan sampel cairan. (Diswaykaltim/Bom) Balikpapan, Diswaykaltim.com - Cairan hitam pekat di daerah aliran sungai, DAS Ampal. Menghebohkan warga sekitar. DAS yang berada depan Hotel Zurich, Jalan Jenderal Sudirman, itu. Dialiri cairan yang diduga oli, solar. Atau buangan limbah rumah tangga. Warga sekitar dan yang melintas sungai. Menjadi heboh. Ikut menduga-duga cairan yang dimaksud. Selasa, (1/10/2019) pagi. Mereka khawatir. Cairan itu bisa membahayakan lingkungan. Dan jiwa. Salah seorang warga, Rudi, menyebut. Cairan yang diduga warga sebagai oli, sudah ada sejak pukul 05.00. Tapi, ia tak mengetahui dari mana sumber cairan itu. Kandungan pasti cairan, juga tak diketahuinya. "Enggak tau apa itu. Cuma sejak pagi tadi sekitar jam 5.00 sudah ada itu," ujarnya. Saat media ini mengkonfirmasi ke Dinas Lingkungan Hidup. Tim DLH segera menurunkan tim. Yang langsung mengecek kandungan tersebut. "Kita cek dulu, nanti ada tim yang turun ke sana," ujar Kepala DLH, Suryanto, via sambungan telpon. Sekitar pukul 12.00 Wita, tim DLH yang dipimpin Suwito. Mengambil sampel cairan. Untuk memeriksa kandungannya. Beberapa orang terlihat menyusuri sungai. Menelisik sumber muasal cairan yang membuat sungai menjadi hitam. Pekat. Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup DLH, mengambil sampel. Lalu, dituang ke tiga botol. Dengan masing-masing warna berbeda. "Ini kita akan lihat sampelnya dulu. Tapi kalau dilihat kasat mata bukan oli atau solar. Karena kalau benda itu, pasti ada pelangi di permukaanya," ujar Suwito. Ihwal sumber muasalnya, Suwito menduga. Kemungkinan besar asalnya dari rumahtangga sekitar sungai. "Ini kemungkinan besar limbah domestik. Asalnya dari rumah tangga," jelas Suwito. Saat disinggung apakah ini berbahaya bagi lingkungan. Suwito menegaskan, jika masih pada volume seperti ini tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Sebab, tidak berbahaya. "Enggak bahaya ini. Masih jauh," ujarnya. (k/bom)

Tags :
Kategori :

Terkait