Diguyur Hujan, Darurat Karhutla di Balikpapan Belum Dicabut

Selasa 01-10-2019,13:28 WIB
Reporter : Disway Kaltim Group
Editor : Disway Kaltim Group

Walikota Balikpapan Rizal Effendi masih melihat perkembangan cuaca ke depan, sebelum mencabut status karhutla. (Diswaykaltim/Bom)

Balikpapan, Diswaykaltim.com - Hujan yang mengguyur Baĺikpapan, beberapa hari terakhir. Belum mengubah status tanggap darurat karhutla di kota ini. Status darurat kebakaran hutan dan lahan. Telah ditetapkan sejak Kamis,  (19/9/2019) lalu.

Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan, alasan belum mencabut tanggap darurat kebakaran hutan dan lahan. Atau karhutla. Disebabkan kondisi waduk Manggar masih berada di level normal. Selain itu, masih ditemukan lokasi kebakaran lahan. Meski terbilang kecil.

"Belum lah ya. Nanti kita lihat dulu. Kita  kordinasi dengan BPBD dan BMKG dulu. Sebelum memutuskan mencabut status tersebut," ujarnya, Senin (30/9/2019).

Rizal mengatakan, meski hujan sangat berdampak terhadap kabut asap di Balikpapan. Pihaknya tak mau terburu-buru. Untuk mencabut status itu.

Pemkot masih memantau intensitas waktu turunnya hujan. Apakah Balikpapan dan sekitarnya telah memasuki musim penghujan. Atau masih berada di musim kemarau.

"Kita liat duluh lah, ya. Jangan cepat-cepat memutuskan. Nanti warga kecewa," jelasnya.

BMKG Balikpapan beberapa waktu lalu,  memprediksi. Jika peluang hujan di kota ini masih bisa terjadi. Dalam beberapa minggu ke depan.

Kendati asap telah banyak berkurang. Tapi, Rizal tetap menahan diri. Untuk mencabut status darurat tersebut. Terlebih, dalam kasus karhutla. Terjadi peningkatan signifikan.

Data BPBD Balikpapan, mencatat. Kasus karhutla di bulan Juli hanya delapan peristiwa. Di Agustus meningkat. Menjadi 27 kasus. Lalu, pada September melonjak lagi. Jumlahnya, mencapai 50 kasus.

Dari 50 kasus itu, perkebunan sawit dan hutan bakau. Menjadi lahan yang paling banyak terbakar. Tercatat ada 10 hektare lebih lahan habis. Dilalap api.

Karhutla Balikpapan, juga memakan korban.  Lateno (60) meninggal dunia, pada 22 September lalu. Warga Manggar ini wafat. Usai terkepung asap karhutla. Di sekitar rumahnya.

Selain itu, dampak kabut asap juga menganggu. Jadwal penerbangan.

Data PT Angkasa Pura I, mencatat. Total selama sepekan lebih, dari Sabtu (14/9/2019) hingga Minggu (22/9/2019).  Ada 3.236 penumpang terdampak dan meminta refund.

Sebabnya, 21 penerbangan ditunda. Lalu, 87 penerbangan dibatalkan. Kemudian, 95 penerbangan reroute, 14 penerbangan dialihkan. Selain itu, empat penerbangan Return To Base. Gangguan penerbangan lantaran kabut asap yang pekat. Sempat menyelimuti Balikpapan. (k/bom)

Tags :
Kategori :

Terkait