Permintaan Furnitur Rumah dan Perkantoran Naik selama Pandemi

Senin 15-02-2021,14:11 WIB
Reporter : Benny
Editor : Benny

Balikpapan, nomorsatukaltim.com – Pandemi COVID-19 menjadi tantangan sejumlah usaha ritel dan furnitur. Meski begitu, target transaksi yang ingin dicapai per harinya tetap menjulang tinggi.

Terbukti pada tahun ini, Informa Balikpapan menargetkan nilai transaksi dalam sehari lebih dari Rp 400 juta. Meski daya beli masyarakat belum kembali normal. Target tersebut menjadi capaian yang harus dikejar. Duty Manager Informa Balikpapan Linda Swita mengungkapkan, selama pandemi trafik penjualan mengalami penurunan. Apalagi, saat ini diberlakukan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Dalam kondisi normal, kata dia, nilai transaksi bisa mencapai Rp 400 juta lebih. “Namun sekarang kurang dari angka itu. Tetapi dalam kondisi pandemi, alhamdulillah ada saja transaksi. Karena kami tidak hanya kerja dengan cara offline tetapi online juga dilakukan oleh tim,” terang Linda Swita saat dijumpai ketika berada di Informa Living Plaza, Ahad (14/2/2021) kemarin. Dia menuturkan, produk yang dijual Informa adalah furnitur dan beraneka macam elektronik. Adapun produk yang sangat laris dalam kondisi normal adalah tempat tidur dan sofa. Serta peralatan perkantoran maupun kebutuhan meja dan kursi untuk restoran maupun kafe. Karena kafe dan restoran terbuka terbatas pada tahun lalu, maka berdampak pada penjualan. Permintaan naik adalah kebutuhan peralatan perkantoran. “Tapi peralatan kantor, permintaan meja-meja ruang kerja naik. Permintaan kita tak hanya dari Kota Balikpapan, tapi Kabupaten Tanah Grogot dan Penajam Paser Utara juga bagus,” bebernya kepada Disway Kaltim. Selain beberapa item di atas, produk seperti matras, televisi, kulkas dan AC termasuk kebutuhan yang sering dicari pelanggan. Hal itu seiring aktivitas yang kini banyak dilakukan dari rumah. Sebagian juga karena ingin menghilangkan kejenuhan dengan mempercantik isi rumah dan ruangan. “Biar nyaman saat beraktivitas di rumah,” ujarnya. Disinggung target dan tantangan, Linda mengatakan tantangan tahun ini masih sama, yakni pandemi COVID-19 yang belum berakhir. “Bagaimana caranya daya beli masyarakat kembali seperti semula sebelum pandemi,” ujarnya. Untuk menggerakkan penjualan, beberapa upaya dilakukan. Selain offline dan online, Indorma juga melakukan strategi jemput bola. Yakni menghubungi dan menawarkan customer produk-produk baru. “Langkah-langkah itu mendapat feedback yang bagus dari customer. Dan lebih gencar lagi,” ungkapnya. Ia pun menargetkan pada tahun ini transaksi dalam sehari mencapai Rp 1 miliar. “Walau pandemi target tetap naik. Ya tantangannya luar biasa,” tukas Linda. Untuk itu, beragam strategi untuk mengejar target terus dilakukan. “Kembali lagi ke service. Seperti pembelian AC, free pemasangan pipa panjang lima meter,” pungkasnya. (fey/eny)    
Tags :
Kategori :

Terkait