Imlekan Ala Jos Soetomo

Minggu 14-02-2021,11:30 WIB
Reporter : admin12_diskal
Editor : admin12_diskal

Berbicara soal Imlek, masyarakat Kalimantan Timur tak akan bisa lepas dari tokoh ini. Pengusaha senior, filantropis, dan berjejaring luas.

nomorsatukaltim.com - Haji Moehammad (HM) Jos Soetomo. Ia memastikan ejaan, ketika Disway Kaltim dan nomorsatukaltim.com meminta konfirmasi.  Pak Jos (dibaca Yos) begitu ia akrab disapa. Merupakan penggagas berdirinya Forum Komunikasi Persaudaraan Masyarakat Kalimantan Timur (FKPMKT) pada tahun 1999. Ia juga aktif di beberapa organisasi kemasyarakatan. Salah satunya, sebagai Dewan Pembina Forum Kebangsaan Kaltim. Yang membawahi beberapa organisasi kedaerahan. Baca juga: Imlek di Kaltim Tanpa Perayaan Ia tidak hanya dikenal sebagai pengusaha sukses yang memiliki gurita bisnis di berbagai bidang. Terutama, di bidang perkayuan dan perhotelan. Namun, ia juga dikenal sebagai tokoh yang memiliki komitmen yang tinggi pada persatuan dan pembangunan daerah. Sebagai salah satu dari 150 orang terkaya di Indonesia. Jos juga dikenal sebagai seorang filantropi. Namanya tercatat sebagai dewan penyantun di beberapa perguruan tinggi dan rumah sakit. Ia juga mendirikan yayasan yang bergerak dibidang pendidikan. Di antaranya Yayasan Sumber Mas dan Yayasan Fastabiqul Khairat. Meski dikenal nasionalis. Jos Soetomo tak melupakan asal-usulnya. Sebagai warga berdarah Tionghoa. Pemilik nama asli, Chiang Ching Tek ini, masih memegang teguh tradisi luhur bersama keluarga besar. Termasuk dalam perayaan Tahun Baru lmlek. Kondisi pandemi COVID-19 pun tak menghalangi perayaan tahun kerbau ini. "Pakai handphone tetap kita jalan kan silaturahmi. Zaman sekarang kan begitu. Yang penting rajin jangan malas. Fisik boleh corona, tapi mental jangan corona," ungkap Jos, Kamis (11/2/2021) di Hotel Bumi Senyiur Samarinda. "Seperti kata orang Jawa bilang, mangan ra mangan sing penting ngumpul," kelakarnya. Jos berharap, semangat tahun baru Imlek dapat dirasakan semua pihak. Tak terbatas hanya pada masyarakat Tionghoa. Imlek kata Jos membawa hikmah kebersamaan. Yang harus disebarkan kepada seluruh masyarakat lintas suku dan budaya. Ia juga menyebut, Imlek merupakan kearifan budaya lokal etnis Tionghoa. Sama halnya seperti budaya lain di Indonesia. Seperti Jawa, Banjar, dan Bugis. Sehingga ia berharap. Tak ada lagi masyarakat yang saling merendahkan atau menghina tradisi kebudayaan lain. Sebagai warga Kaltim, Jos menilai. Kaltim adalah salah satu daerah yang sukses mengembangkan kebersamaan kesukuan.  Seluruh etnis tinggal damai di tempat ini. "Kaltim ini paling sukses kebersamaannya. Semua saling berbuat baik. Orang Jawa tidak ada masalah. Tionghoa juga sama," pujinya.

MENCINTAI TANAH KELAHIRAN

Jos Soetomo lahir di Desa Senyiur Kecamatan Muara Ancalong Kabupaten Kutai Timur. Meski hanya 8 tahun menetap di sana. Jos sangat mencintai kampung halamannya. Kecintaan pada tanah kelahirannya ini. Ia deskripsikan dengan menyematkan nama Senyiur di seluruh jaringan hotel miliknya. Hotel Bumi Senyiur di Samarinda, Hotel Gran Senyiur di Balikpapan. Dan Hotel Royal Senyiur, di kaki Gunung Welirang, Kecamatan Prigen, Pasuruan, Jawa Timur. "Iya saya pakai (nama Senyiur). Itu modal saya. Karena saya ingat sumbernya. Orang lain, tidak mau mengakui kampungnya, saya tidak. Senyiur itu kebanggaan," ucap Jos. Ia sedikit bercerita tentang kisah kampung halamannya itu. Desa Senyiur termasuk salah satu daerah terpencil di Kutai Timur. Dulunya, desa ini hanya dihuni 100 kepala keluarga. Dua di antaranya adalah etnis Tionghoa. Itulah keluarga Jos Soetomo. "Mental saya kuat untuk mengangkat etnis Tionghoa," ucap pria kelahiran 4 April 1945 ini. Keluarganya, merantau ke sana karena pada zaman itu. Daerah Senyiur terkenal akan potensi kayu damar. Walau pun, ayah Jos Soetomo saat itu, juga berbisnis menjual garam. Pada Imlek tahun ini Jos memberikan pesan kepada masyarakat Kaltim. Ia mengutip salah satu kisah. Ada tiga hal yang diminta manusia kepada Tuhan. “Dua hal dikabulkan, namun satu hal lagi, manusia harus mengusahakannya sendiri,” katanya. Dua yang dikabulkan adalah kekayaan dan ilmu. Sementara satu hal lain yang harus diusahakan manusia, adalah kesatuan dan persatuan. (krv/yos)
Tags :
Kategori :

Terkait