Tahun Kerja Keras

Jumat 12-02-2021,11:18 WIB
Reporter : admin3 diskal
Editor : admin3 diskal

Tahun Kerbau Logam, bagi masyarakat Tionghoa sepertinya kontras dengan kondisi saat ini. Lantaran pandemik Coronavirus Disease (COVID-19), ekonomi terpukul dan perlu kerja keras untuk memulihkannya.

Imlek tahun ini yang pasti juga berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, ritual-ritual Imlek tentu tak bisa dilaksanakan terbuka dan bebas. Salah satunya Cap Go Meh. Seperti diketahui, Cap Go Meh adalah akhir dari rangkaian perayaan tahun baru Imlek yang dilakukan tiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Tionghoa. Perayaannya diawali dengan berdoa di wihara, kemudian dilanjutkan dengan iringan kenong dan simbal serta pertunjukan barongsai dan pertunjukan tradisional Tionghoa. Setiap tahun, masyarakat Tionghoa mempercayai bahwa peruntungan datang secara berbeda-beda. Peruntungan itu, bisa didasarkan pada tahun lahir, atau familiar disebut dengan Shio. Perayaan Imlek tahun ini berlangsung jatuh pada tanggal 12 Februari. Tentu menjadi tahun yang spesial bagi mereka yang lahir dengan shio kerbau. Tahun 2021, adalah Tahun Kerbau Logam atau Kerbau Emas. Ketua Pengurus Kelenteng Tem Pie Kong Tri Dharma, Suhaidi Wiyono berbagi cerita di balik karakteristik shio kerbau. Selama ini, menurutnya, shio kerbau digambarkan sebagai shio yang identik dengan bekerja keras. Seperti layaknya Kerbau pembajak sawah. Mereka yang memiliki shio kerbau, dipercaya sebagai pemimpin alami yang begitu berkarisma, mereka pun disegani, mereka bersemangat dan cerdik. Walaupun menurut Suhadi, kebanyakan banyak kaum Tionghoa menghindari shio Kerbau. Karena shio yang banyak begitu disukai seperti shio Harimau ataupun Naga. Bahkan pernah ada terdengar, kalau bisa anak yang baru lahir berada pas di shio yang paling disenangi. “Seperti kerbau, meskipun mereka bekerja begitu keras, tetapi tidak bisa tergesa-gesa,” ungkapnya kepada Disway Berau, Rabu, (10/2). Meskipun tidak bisa menjelaskan secara langsung bagaimana spesifik peruntungan di tahun Kerbau, Suhadi menjelaskan, banyak harapan baru yang akan berlangsung di tahun baru Imlek. Meskipun terjadi peluang ambisi dan alam bawah sadar yang berpikir untuk selalu bekerja keras. Tetapi tujuan-tujuan itu sulit tercapai secara instan. Secara garis besar, katanya, jika dibandingkan dengan tahun kemarin (2020), tahun ini bisa dikatakan sebagai tahun transisi dari pergantian tahun 2020 yang sempat dianggap seperti tahun mati untuk segala keberuntungan lantaran pandemik COVID-19. “Jadi tahun ini ya bisa katakan untuk bekerja keras dengan penuh ketekunan,” ungkapnya. Dalam tahun kerbau, diharapkan Suhadi untuk berhati-hati dalam memiliki keinginan yang tidak masuk akal. Bersikap realistis dapat menjadi pilihan yang terbaik. Tapi bukan berarti semua orang harus bersikap pesimistis, namun tetap bisa membuat langkah bak kerbau yang membajak sawah satu per satu. Lanjut Suhadi, pandemik memang berpengaruh banyak. Yang biasanya dalam pergantian tahun selalu dimeriahkan dengan perayaan dan ritual imlek. Begitu juga dengan penutupan Cap Go Meh yang meriah, kini tidak bisa dirayakan secara bebas. Tentu saja perasaan kecewa juga hadir dalam tahun 2021 ini. Sebab itu, dia berharap manusia pun bisa saling bersinergi untuk bekerja sama melawan masa yang sulit. “Imbauan juga dari menteri agama, seperti hari-hari raya sebelumnya, untuk berdiam diri di rumah dan menjalankan ibadah masing-masing saja itu sudah cukup yang penting keluarga selamat dari penyakit berbahaya,” tutupnya. Bupati Berau Agus Tantomo, mengaku tidak menggelar open house lantaran khawatir terjadi penularan COVID-19. Pria yang akrab disapa Agus ini mengatakan, merayakan tahun baru imlek bagi warga Tionghoa merupakan sebuah tradisi dari tahun ke tahun. Tetapi kali ini merayakannya hanya bersama keluarga saja. “Saya sebagai warga Tionghoa tetap merayakan karena ini adalah kebudayaan kami. Tapi tidak akan melakukan kegiatan yang mengundang orang banyak atau keramaian. Hanya lingkup keluarga kami saja,” ujarnya. Dirinya menyadari, pandemik COVID-19 berdampak banyak dalam berbagai lini kehidupan sosial bermasyarakat. Salah satunya pembatasan kegiatan, dan larangan melakukan kegiatan yang sifatnya mengundang banyak orang, karena berpotensi terjadinya penularan COVID-19. “Rayakan imlek di rumah saja bersama keluarga. Jangan bepergian ke mana-mana, apalagi ke tempat yang rentan terjadi penularan COVID-19,” jelasnya. Harapannya di tahun baru imlek 2021 atau tahun kerbau ini yakni masyarakat di Kabupaten Berau, dapat terhindar dari COVID-19, yang saat ini masih belum bisa dikendalikan. Menurutnya, jika pandemik sudah bisa dikendalikan, maka perekonomian di Kabupaten Berau akan meningkat. “Semoga semua masyarakat berau sehat dan selamat dari Pandemik COVID-19. Kita atasi COVID-19 dulu. Ekonomi tidak bisa baik kalau masih ada COVID-19,” pungkasnya.*RAP/*ZZA/APP
Tags :
Kategori :

Terkait